IDZ: - 02

6 0 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Menjauh darimu bukan berarti tidak mencintaimu lagi, tapi ini caraku mencintaimu saat ini.

_Anonim
_

____________

Ikhwan POV

"Lo merhatiin siapa sih wan dari tadi, loh kok lihat ke pojok sana terus"tanya raka heran_sahabat ikhwan langsung mengadahkan kearah yang di perhatikan ikhwan sejak tadi.

"Ha-ah?Ng-gak, nggak kok nggak lihat apa-apa"ujar Ikhwan gugup dan langsung mengadahkan wajahnya kembali pada laptop didepannya.

Raka menggaguk-ngganguk "Lo suka ya sama zahira?"selidik raka serius dengan menaikkan satu alis keatas.

Ikhwan membeku, terkejut dan gelagapan binggung harus menjawab apa "Ha-ah? Hmm,,, Lo kenal sama zahira?"tanya ikhwan balik dengan tenang dan memilih mengalihkan pertanyaan raka tadi.

"Iya gue tau dari laras, dan laras itu sahabat zahira"ujar raka jelas.

Ikhwan langsung mengalihkan wajahnya pada laptop ke arah raka "Laras anak osis itu?"ujar Ikhwan mencoba mengingat-ngigat.

"Hmm Iyaa"jawab raka santai dengan menyantap makanan nya.

"Ohh, lo deket ya sama laras?"tanya ikhwan lagi dengan raut penasaran.

"Iya deket lah karena laras sepupu gue"jawab raka sedikit ngegas. Bisa-bisanya Ikhwan tidak tahu, berapa tahun emang ikhwan dan arkan temanan?.

Ikhwan menggangguk"ohh, laras sepupu lo" jawab ikhwan mengalihkan wajahnya kembali pada laptop.

Raka mengangguk "Hmm iyaa"raka menghela nafas "lo mah nggak seru!, masa lo nggak tau wan kalau laras sepupu gue? Lo kemana aja emang selama 2 tahunan ini?, Sampe selama itu lo belum tahu tentang gue? Gini wan tertutup boleh tapi sesekali lo juga harus terbuka sama lingkungan" cerocos raka serius.

Ikhwan cuman tersenyum sebagai jawaban._binggung mau menjawab apa, karena kalau menurut ikhwan terlalu bodo amat dan tertutup itu lebih aman dari pada terbuka, dan ikhwan pun sudah biasa dengan sifat nya demikian, rasanya tidak nyaman saja kalau terlalu terbuka dengan sekitar. Risih__

"Hmm yaudah deh nggak usah ngalihin pembicaraan, Gue serius nanya, lo suka kan sama zahira?"tanya ulang raka dengan raut serius.

HENING... Tidak ada jawaban dari ikhwan._ikhwan melamun

"Wan"panggil raka karena tidak ada jawaban dari ikhwan.

"Ihkwan"panggil ulang raka dengan nada sedikit meninggi.

Ikhwan langsung sadar"eh ha-ah? gue, gu-ue ha-aus, iya gue haus mau beli minum dulu ya"balas Ikhwan langsung beranjak tempat duduk dan pergi tanpa jawaban dari raka.

"Lo belum jawab pertanyaan gue tadi wan oy"ujar bintang sedikit teriak.

"Lain kaa--"jawab Ikhwan teriak,  menghilang dan menuju stand kantin.

Ikhwan mengelus dadanya "Huuh hampir,,,"gumam ikhwan dengan lega.

Sebenarnya Ikhwan pamit beli minum itu  hanya alibi nya saja ingin menghindari pertanyaan raka tadi, ya meski haus juga sih, karna Ikhwan tidak ingin menjawab pertanyaan raka tadi barusan tanya, bukan tidak ingin menceritakan hanya saja Ikhwan tidak ingin mengingat nya lagi, ntah yang ada di otak ikhwan sekarang_binggung masih bertempur dengan pikiran sendiri, apakah ia memang cinta? Atau hanya nafsu?, apakah sekarang ia harus memberi kepastian karena sudah mantap ingin bersama zahira?, tetapi apa ia sudah siap akan bertanggung jawab atas zahira dan masih berstatus bersekolah seperti ini, apa zahira mau?. Ntahlah sekarang otak ikhwan sudah dipenuhi nama zahira dan sekarang ikhwan butuh tuhan untuk mengadu akan hal itu_.

"Aakhh"gumam ikhwan frustasi sembari memejamkan mata menahan emosi.

Flashback on

1 tahun yang lalu..._saat ikhwan kelas Xl.

Sebelum Ikhwan mengenali ilmu lebih dalam,,,_saat baru berjabatan sebagai ketua rohis.

Sebenarnya ikhwan sudah sejak lama mengagumi zahira dan lebih tepatnya saat zahira menginjakkan kaki nya disekolah ini, ntah dan kenapa ikhwan pun binggung kenapa setiap saat berpapasan di koridor, musholla, parkiran. Dll dengan zahira, ikhwan merasa hati nya nggan untuk menjauh _nggan menjauh , dan ntah kenapa keinginan hati nya pun untuk ingin selalu dekat dengan zahira, menjaga dan melindungi zahira. _Meski itu harus dari kejauhan untuk ikhwan pun itu tidak mengapa

Waktu demi waktu yang berlalu, ntah kenapa hari sampai hari ada yang menganjal dalam pikirannya ikhwan_ apa hubungannya zahira sama bang arkan?, Saudara?, Atau keponakan?, kenapa bang arkan sering mengantar jemput zahira?. Dan akan Ikhwan tanyakan nanti sama_ bang arkan karena bang arkan juga sudah ia anggap abang nya sendiri sedari dulu,

Setelah mengetahui lebih dalam mengenai zahira, akhirnya Ikhwan tahu ternyata zahira itu sahabat kecilnya dari sedari dulu, tidak hanya ikhwan dan zahira keluarga mereka pun juga dekat sampai sekarang_tanpa mereka tahu, karena sedari dulu rumah mereka satu komplek.

Namun sekarang ikhwan semakin binggung, kenapa zahira seperti tidak mengenalinya sedari dulu masuk sekolah setidaknya menegur atau embel-embel mengenalinya?_, Apa karena zahira sudah berubah seperti ini mendudukkan pandangan, berhijab syar'i dan lainnya yang intinya hampir mendekati kata sunnah, jadi ia ingin untuk inisiatif menjahuinya? Iya, Ntahlah ikhwan binggung, ingin bertanya pun tapi tidak mungkin karena zahira sekarang berbeda dengan zahira yang dulu, dan ikhwan pun binggung dengan perasaan nya sendiri apakah penasaran?, Mengagumi?, nafsu Atau bagaimana?.

Dan saat beberapa bulan kemudian...

Setelah Ikhwan sudah dalam  mengenal ilmu dan sedikit demi sedikit mengenal sunnah,,,,

Ikhwan pun berpikir, kenapa ia terlalu jauh memikirkan zahira?, kenapa perasaan nya jadi begini?, Apakah zahira mempunyai perasaan yang sama dengannya?, Apakah pantas memikirkan yang bukan mahrom?, Dan enggan memberi kepastian?.
saat itulah ikhwan untuk memutuskan menjauh dari zahira_ layaknya seorang asing_

Iya, Ikhwan bukan menjauh tapi layaknya seorang asing_seperti khalayak orang tidak mengenali zahira. Karena Ikhwan berpikir apakah ia pantas untuk zahira yang jauh dari kata baik, memikirkan lawan jenis yang bukan mahrom?, bukan nya menurut (QS. An-Nur 24: Ayat 26):

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَلْخَبِيْثٰتُ لِلْخَبِيْثِيْنَ وَا لْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثٰتِ ۚ وَا لطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَا لطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِ ۚ اُولٰٓئِكَ مُبَرَّءُوْنَ مِمَّا يَقُوْلُوْنَ ۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ

"Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga)."
(QS. An-Nur 24: Ayat 26)

Maka dari itu ia ingin mendekati diri kepada allah_, karena Ikhwan tidak ingin terlalu berharap:

"Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup yang paling pahit ialah berharap kepada manusia"

_ali bin Abi Thalib

jikalau memang ia memang berjodoh dengan zahira, ia yakin zahira tidak akan kemana-mana, dan untuk saat ini harapan ikhwan hanya ingin mendekati diri kepada allah.

Seperti kisah Zulaikha mengejar cinta yusuf,,,

"Ketika Zulaikha mengejar cinta yusuf, samakin jauh yusuf darinya, lalu ketika Zulaikha mengejar cinta Allah, allah datangkan yusuf untuknya"

Flashback off

🍃🍃🍃🍃

Maaf masih banyak typo
Jangan lupa tekan vote🌹

CINTA DAN TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang