~Berawal dari tatap dan senyum mu yang hangat. Entah perasaan apa yang saat ini ada. Entah itu kesalahan atau hanya sebuah kebetulan~
ERSYA PRADIPA MELVIANO
Pukul 19:30
Ersya baru saja tiba dirumah, setelah kembali dari apartemen Gavin tadi. Dia segera bergegas untuk pergi ke kamar, sebelum kedua orangtua Ersya memanggilnya dari ruang tengah.
"Sya, sini sayang," panggil Fira Mami Ersya.
Mau tak mau Ersya pun menghampiri kedua orang tuanya. Sebenarnya Ersya masih kesal pada orang tuanya. Karena mereka membiarkan Gavin ditahan beberapa hari di kantor polisi.
"Duduk disini," titah Mahen saat Ersya sudah berada dihadapan mereka.
Ersya pun duduk di sofa disamping Fira, tanpa mau berbicara sepatah kata pun.
"Ersya kok baru pulang jam segini?" tanya Fira.
"Ersya habis kerja kelompok," alibi Ersya.
"Hari ini, kamu sudah ketemu Gavin?" tanya Mahen.
Ersya hanya mengangguk memberi tanda sudah.
"Bagaimana keadaanya?" tanya Mahen lagi.
"Kenapa harus tanya Ersya? Kenapa gak Daddy sama Mami liat sendiri gimana keadaan Kak Gavin," ketus Ersya.
Mahen menarik napas panjang, "bukanya Daddy gak mau jenguk Gavin. Tapi, Daddy sama Mami cuma mau kasih Gavin pelajaran. Bagaimana susahnya hidup tanpa uang dan fasilitas dari Daddy. Supaya Gavin sadar kalau hidup gak hanya seputar senang-senang dan ngabisin duit aja," ucap Mehen memberi Ersya pengertian.
Memang benar sih apa yang di bilang Daddynya. Tapi, tetap saja Ersya tak tega bila harus melihat Gavin kesusahan. Mau bagaimana pun selama ini mereka sudah seperti dua orang yang tidak bisa dipisahkan. Sejak kecil Gavin lah yang selalu menjaga Ersya. Membuat Ersya begitu menyayangi Gavin dan begitupula sebaliknya.
"Tapi, Daddy gak akan ambil apartemen kak Gavin kan?" tanya Ersya was-was.
"Untuk apartemen, Daddy akan biarkan Gavin tinggal disana. Tapi, dengan syarat dia gak akan bikin masalah lagi," ucap Mahen.
"Tapi Dad-"
"Dan untuk kamu, selama Gavin masih dalam masa hukuman Daddy. Jangan pernah kamu bantu dia. Kalau sampai Daddy liat kamu bantu Gavin. Daddy juga akan tarik semua fasilitas kamu," potong Mahen mengancam Ersya.
"Hah, kok gitu sih," protes Ersya.
"Ouh iya Sya, satu lagi. Besok Mami sama Daddy akan pergi keluar negeri untuk urusan bisnis. Mami cuma mau ingetin kamu, baik-baik dirumah dan tolong awasi Gavin," ucap Fira.
"Keluar negeri? Berapa lama?" tanya Ersya.
"Mungkin satu atau dua minggu," balas Mahen.
"Ouh oke," balas Ersya ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERSYA [END]
Novela Juvenil[FOLLOW ME] Berawal dari masa lalu yang memunculkan perselisihan dan dendam. Tentang perdebatan cinta hingga berujung pada kehilangan seseorang yang menumbuhkan segala kesalah pahaman. Ersya Pradipa Melviano seorang gadis yang ceria, konyol dan humb...