O3.

253 37 9
                                    

Happy Reading
photo by : sa_diddy

//

"Perjanjian dengan Cina juga aku batalkan, hyung." sahut sang pangeran ke-VII. Ia menyalakan sebatang lilin sebelum melanjutkan, "Aku bilang bahwa kita belum bisa membuat kesepakatan karena sedang dalam keadaan duka."

Bang Chan menyisir surai hitamnya dengan jari kemudian mengangguk, "Baiklah. Good job, Felix."

Lee Felix tersenyum senang. Ia melompat kecil untuk mendekati Chan yang duduk di meja kerja ayahnya diujung ruangan. Ia menumpu dagunya dengan kedua tangan, "Ada lagi yang harus aku selesaikan?"

Chan membolak-balik setumpuk kertas. Rasanya kepalanya hampir pecah. Banyak sekali pekerjaan yang harus ia selesaikan. Ia memijat pangkal hidungnya. "Huh, aku bahkan tidak tau apa yang belum selesai. Masalah di impor padi bagaimana?"

Felix pindah ke belakang Chan kemudian memijit bahu kakaknya. "Jisung dan Hyunjin sedang mengurusnya. Tenanglah, mereka bisa diandalkan kok!"

Chan tersenyum simpul. Ia sangat bersyukur dengan kehadiran orang-orang seperti Lee Felix. Rasanya hanya dengan mendengar suaranya ia bisa menyalurkan kehangatan untuk orang-orang disekitarnya. Chan meyakini Felix lahir saat Tuhan sedang bahagia.

"Apakah Seo Changbin sudah kembali ke barat?"

Masih dengan kegiatan memijit bahu Chan, Felix mengangguk walaupun ia tau Chan tidak akan lihat, "Mereka semua sudah kembali. Termasuk Jeongin."

"Yang Jeongin?"

"He-em. Katanya ada sesuatu yang harus ia pelajari di perpusatakaan. Ada apa hyung?"

Chan tersenyum. Ia meraih sebuah gulungan kertas di seberang meja, "Bisa tolong berikan ini ke Changbin?"

Felix meraih gulungan kertas itu, "Hah... Sulit sekali bicara dengan orang itu. Entah apa yang membuatnya jadi tidak punya hati begitu."

Chan hanya tersenyum sambil diam-diam merutuki dirinya sendiri.

"Baiklah. Aku akan pergi ke barat. Aku pinjam kuda ya." tutur Felix sambil berjalan menjauh.

Begitu pintu tertutup. Chan berusaha kembali fokus dengan pekerjaannya sampai maniknya menangkap sesuatu di dekat jendela. Ia menyipitkan matanya agar lebih fokus pada objek itu, namun sepersekian detik kemudian, sesuatu itu menghilang.

"You looking for something, right?"

//

Walaupun setengah hati, Felix akhirnya pergi ke bagian barat. Bagian-bagian kerajaan punya fungsinya masing-masing. Dan bagian barat adalah tempat para prajurit dilatih. Yah... karena pemimpinnya adalah Seo Changbin, sang ksatria perang yang terkenal kejam dan hearthless.

Felix tidak pernah suka pergi kesini. Selain karena sangat gersang, rasanya mengerikan melihat dinding penuh besi dan senjata berserakan. Tempat ini hanya diisi oleh prajurit-prajurit yang tidak kenal istirahat.

"Tuan Seo akan menemuimu disini. Silahkan duduk dulu, Tuan Lee."

Felix tersenyum kemudian mengangguk, "Terimakasih."

Sang pelayan menundukkan badannya sopan, kemudian pergi dari sana.

Felix mengetuk jarinya pada tembok baja. Menatap sang horizon yang mulai berubah warna menjadi jingga. Mengantar matahari pergi ke sisi dunia yang lain. Walaupun terkenal suram dan mengerikan, kerajaan bagian barat adalah tempat terbaik untuk melihat senja.

Eight of The Broken Compass - Stray Kids✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang