O6.

245 31 1
                                    

Happy Reading
photo by : sa_diddy
//

TOK TOK TOK TOK!!!

Begitu pintu terbuka, sang pangeran menunduk sopan. Dibawah cahaya remang dari obor yang menyala disisi pintu, laki-laki itu menampilkan senyum terbaiknya. "Maafkan aku karena mengganggumu malam-malam."

"Oh, Tuan Bang, masuklah dulu,"

"Tidak,tidak, badanku basah dan Aku tidak mau mengotori lantai rumahmu." lanjut Chan menolak ajakan Jungeun. "Aku hanya ingin bertanya sesuatu. Tidak terlalu penting tapi cukup mengganggu pikiranku."

Sang gadis berambut coklat itu tersenyum, "Baiklah, Tuan. Semoga aku bisa membantu."

"Sang penyihir putih itu, apakah kau tau siapa dia?"

Senyum diwajah sang gadis memudar. Dibalik matanya yang ramah, tersirat sebuah kesedihan. "Ah, kau sudah tau ya?"

"Apakah... ibuku?"

Jungeun kembali tersenyum, "Ibuku adalah asisten pribadi Ratu dari sebelum kau lahir. Dan ya, sang Ratu adalah penyihir putih yang kau maksud."

Chan menunduk. Menenggelamkan wajahnya diantara jas hujan yang ia kenakan. Rasanya semakin lama semakin banyak hal yang harus dipertanyakan. Terlalu banyak rahasia yang Ibu dan Ayahnya sembunyikan. Apakah memang mereka tidak sempat memberitahu anak-anaknya atau memang mereka ingin anak-anaknya yang mencari tau sendiri?

"Aku yakin kau sudah dengar ramalan kuno itu kan?"

"Tentang delapan Anak adam terkuat dalam sejarah Ninehill Palace?"

Kim Jungeun mengangguk, "Ya. Ramalan adalah sebuah ramalan. Mereka bisa benar atau salah itu tergantung pada bagaimana kalian menyelesaikan masalah ini. Disinilah kalian diberi ujian."

Chan mendesis, "Jadi kau berpikir ramalan itu untuk kami?"

"Tuan Bang, sudah seharusnya kau membuka pikiranmu."

//

Ada sebuah ramalan kuno tentang delapan anak adam keturunan raja akan menjadi yang terkuat dalam sejarah Ninehill Palace. Salah satu dari mereka akan menjadi Raja terkuat dan memberikan dampak besar pada kerajaan ini.

Sejak Yang Jeongin lahir sebagai anak laki-laki ke delapan, semua orang mulai menaruh harap dan mengaitkan mereka dengan ramalan kuno itu. Bukannya senang, mereka justru tertekan dengan hal itu. Bagaimana kalau semuanya tidak berjalan sesuai apa yang diharapkan? Bagaimana kalau salah satu dari mereka gugur?

Tidak, tidak. Tidak boleh ada yang gugur —lagi.

"Aku melihatmu pergi semalam, kau kemana hyung?"

Chan hanya tesenyum simpul sambil terus menelisik seisi ruangan. "Ada sedikit masalah di bagian utara, jadi aku kesana untuk membereskan itu."

Felix yang sedari tadi fokus pada deretan gelas dan piring emas mengangkat kepalanya, "Yang benar? Kau tidak pergi ke arah utara kemarin."

Chan memilih untuk tidak menjawab dan pura-pura sibuk dengan gulungan-gulungan kertas yang berserakan di lantai. Menurut Jungeun, harusnya ada gulungan kedua. Disana tertulis bagaimana cara mematahkan ritual para iblis dan mereka harus menemukannya sebelum bulan merah.

Minho yang duduk diseberangnya mendecak. "Berhenti berpura-pura bodoh, Chan Hyung."

"Apakah pembahasan ini penting untuk kalian? Mending bantuin aku cari gulungan yang seperti ini." timpal Seungmin yang mulai frustasi.

Eight of The Broken Compass - Stray Kids✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang