✨Happy Reading✨
photo by : sa_diddy//
King Brian meperlakukan ke delapan putranya dengan sangat adil. Semua orang tau itu. Ninehill Palace dibagi menjadi sembilan bagian. Delapan bagian sesuai arah mata angin dan satu pusat kerajaan.
Delapan bagian memiliki fungsinya masing-masing dan dipimpin oleh satu putra mahkota. Pusat kerajaan dipimpin oleh sang raja sendiri, tapi semenjak King Brian pergi, Chan bertugas untuk mengambil alih pusat kerajaan sekaligus tetap menjaga bagiannya.
Ia selalu berpikir bahwa ia bisa hidup sendirian. Menjaga bagiannya tanpa bantuan saudaranya. Toh mereka sudah punya bagiannya masing-masing. Tapi ternyata pemikirannya salah. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendirian. harusnya Chan tau itu, tapi rasanya sulit sekali menyatukan kembali delapan kepercayaan yang sudah pernah retak. Lagi-lagi Chan bertanya-tanya, bagaimana cara ayahnya tetap perhatian sekalipun banyak sekali hal yang harus ia selesaikan?
"Chan Hyung,"
Chan menoleh ke arah pintu. "Oh, kau sudah datang. Duduklah dulu, Yang Jeongin."
Yang termuda melangkah masuk kemudian duduk dihadapan Chan. Ia memperbaiki letak kacamatanya sebelum berbicara, "Yang lain belum pada datang? Aku pikir aku yang paling telat."
Chan hanya tersenyum simpul, tapi cukup untuk membuat lesung pipi di sudut bibirnya tercetak jelas, "Harusnya kau tidak perlu kaget. Mau teh?"
"Boleh." sahut Jeongin.
Chan menuangkan teh dari teko ke gelas ditangan Jeongin. "Bagaimana kabarmu?"
"Belakangan ini aku tidak bisa tidur, Hyung." jawab Jeongin sambil menatap tehnya. "Ada yang aneh."
Chan mengerutkan keningnya sambil duduk bersandar. Ia menyilangkan tangannya di depan dada, "Ada apa?"
Yang Jeongin masih menunduk sambil menatap gelas ditangannya. Ini teh melati yang cukup pekat. Tidak ada pergerakan apapun dari tehnya, tapi pantulan bayangan pada tehnya membuatnya bingung. Jeongin menegadah menatap langit-langit ruangan sebelum...
BRRAAKKK!!!
Jeongin dengan sigap melompati meja kemudian mendorong Chan menjauh, sampai-sampai Chan terjungkal ke belakang. Jeongin jatuh tepat diatas tubuh Chan. Hampir saja, benar-benar hampir saja, Chan kejatuhan sesuatu. Sumpah, rasanya jantung mereka baru saja pindah dari tempatnya.
"Demi saus tar tar! pemandangan apa ini?!"
Mereka berdua menoleh ke arah pintu. Masih dengan posisi Jeongin diatas tubuh Chan. Cepat-cepat Jeongin turun dan duduk di lantai, "Jisung hyung-"
"Apa- Kenapa ada bangkai babi hutan diatas meja?" tanya pangeran ke-IV, Hwang Hyunjin.
Si kembar empat melangkah masuk. Menatap Jeongin dan Chan yang masih jantungan, dan seekor babi hutan mati di atas meja.
Tidak mendapatkan reaksi apa-apa dari keduanya, Lee Felix jongkok dihadapan mereka, "Apa yang terjadi? Kalian baik-baik saja?"
"Babinya jatuh dari atap, Hyung..." sahut Jeongin dengan nada suara yang bergetar hebat. Sepertinya ia menahan tangis. Disambut dengan anggukan lemah dari yang tertua.
"Hyung, atapnya terbakar."
//
Saking kaget dan bingungnya, mereka tidak melakukan apa-apa sampai sang ksatria perang, Seo Changbin, datang. Ia langsung dapat tugas untuk menyingkirkan bangkai babi hutan dari hadapan mereka. Walaupun dengan segala umpatan yang tidak disaring terlebih dahulu, tapi ia tetap membereskan kekacauan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eight of The Broken Compass - Stray Kids✔️
Fiksi Penggemar"𝘼𝙠𝙖𝙣𝙠𝙖𝙝 𝙠𝙖𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙜𝙖 𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖 𝙙𝙚𝙡𝙖𝙥𝙖𝙣 𝙞𝙣𝙞 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙖𝙞 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧?" - Mereka tahu, ikatan ini nyaris terputus. Tapi sepucuk surat dari sang raja berhasil membuat tali persaudaraan kembali membelit. Perjuangan untuk mempe...