11.

299 30 7
                                    

✨Happy reading✨
photo by : @sa_diddy

//

"Jalan!"

Jeongin menyeret langkah lakinya menyusuri hutan. Kedua tangannya diikat dengan rantai yang menyambung dengan dua belas anak lainnya. Banyak sekali makhluk-makhluk aneh berterbangan kesana kemari.

"Aku mau makan sang pangeran!"

Jeongin menghentikan langkah kala sebuah makhluk aneh tiba-tiba muncul dihadapannya. Tangan makhluk itu terangkat, berusaha menyentuh wajah Jeongin, tapi ditahan oleh seorang wanita.

"Jangan sentuh dia! Kita butuh dia hidup sampai bulan merah muncul!"

Wanita itu lagi, wanita yang sama yang ia liat di pasar malam tempo hari. Kali ini tubuhnya benar-benar seperti manusia biasa.

"Jalan!" perintah sang wanita.

Jeongin dan anak-anak itu kembali ditarik. Mau tidak mau Jeongin kembali menyeret kakinya menyusuri hutan. Sungguh, badannya masih kedinginan dan rasanya Jeongin tidak punya cukup tenaga.

Callanish sudah terlihat di depan sana. Barisan berhenti diantara pohon-pohon tinggi. Tiga puluh menit sebelum bulan merah. Jeongin menghela nafas, baiklah ia sungguh tidak mau mati sebagai tumbal para iblis.

Sudut matanya menangkap setangkai bunga merah menggantung di salah satu pohon disampingnya. Ia bergerak pelan kemudian mengambil tangkai bunga itu. Lalu cepat-cepat ia simpan dibalik jaketnya.

Barisan kembali bergerak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Barisan kembali bergerak. Kali ini, manik Jeongin menangkap sebuah pin bundar —dengan ukiran naga yang mengelilingi sebuah pedang— menempel pada pohon yang lain.

Kali ini Jeongin menarik sudut bibirnya.

"Aduh!" pekik Jeongin kala rantai ditangannya disambungkan pada sebuah batu besar. "Kasar sekali."

Sang wanita hanya menatapnya malas. Ia berbaik kemudian mulai berpidato dihadapan para makhluk-makhluk itu. "Bulan merah akan datang! Bulan merah pertama tanpa penyihir agung. Kali ini kita akan pesta besar! Dan yang paling penting adalah kita punya santapan yang sangat enak,"

Sang wanita menoleh ke arah Jeongin. Ia tersenyum miring sambil membisikkan sesuatu, "Kau akan mati, Pangeran. Mati saperti ibu dan ayahmu!"

Jeongin tersenyum, "Benarkah? Sepertinya kau lupa sesuatu."

Sang wanita berjalan mendekat. Ia menghapus jarak antara ia dan Jeongin, namun berusaha sebisa mungkin untuk tidak menyentuhnya. "Kau akan bernasib sama dengan ayahmu!"

Jeongin tertawa sarkas, "Kau lupa, ada delapan anak adam terkuat dalam sejarah manusia."

DORR!!! DORR!!! DORR!!

Eight of The Broken Compass - Stray Kids✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang