✨Happy Reading✨
photo by : sa_diddy
//Angka delapan adalah harga mati.
Seungmin mengacak rambutnya frustasi. Ia melempar sebilah pedang yang sedang ia kerjakan dari tadi, ke lantai. Pikirannya tidak fokus sama sekali.
Semalam ia ke ruang kerja ayahnya. Chan tidak ada disana padahal banyak sekali pekerjaan yang harus ia selesaikan. Jadi Seungmin membantunya membereskan beberapa hal. Sebelum kembali ke bagian barat daya, Seungmin membaca gulungan kertas yang ayah berikan untuk Chan.
Akankah kau menjaga angka delapan sampai akhir?
Dan hal itu sukses mengacak-ngacak isi otak Seungmin. Ia kecewa pada Chan, tentu saja. Ia pikir Chan memang bisa dipercaya tapi justru sebaliknya. Seorang Christhoper Bang Chan, adalah penyebab kematian ayahnya.
Ayah mereka selalu berprilaku seadil mungkin. Memberikan mereka masing-masing bagian dan tugas untuk menjaga perdamaian kerajaan. Ayah mereka selalu memberikan kehangatan sebisanya. Tapi yang ada mereka justru terjebak perang dingin selama bertahun-tahun.
Ibu mereka meninggal sesaat setelah melahirkan anak ke delapan. Kehilangan sosok ibu mulai membuat mereka egois. Sebagian dari mereka menyalahkan si bungsu karena 'membunuh' ibu mereka. Tapi sebagian dari mereka mengatakan bahwa itu bukan salahnya. Dari sinilah, mereka mulai tidak sejalan.
Lagipula, semakin lama mereka akan semakin mengerti bahwa hanya akan ada satu orang yang akan menjadi raja. Dan semua orang ingin menjadi raja. Kalau saja mereka bisa membunuh satu sama lain, pasti akan mereka lakukan. Sayangnya, hukumannya terlalu berat.
Bertahun-tahun terlewati dengan kebencian yang tidak ada ujungnya.
Seungmin berdiri dipinggir jendela. Ia memukul dinding saking frustasinya. Entahlah, perasaannya campur aduk.
Sebagian hatinya kecewa, sebagiannya lagi meyakini bahwa Chan punya alasan untuk itu. Semua yang terjadi punya alasan, dan tugas manusia adalah mencari tau alasan itu. Karena itulah akhirnya Seungmin memutuskan untuk pergi ke pusat kerajaan.
//
"Harusnya ada gulungan ke dua."
Maniknya masih sibuk menelisik ribuan gulungan kertas yang ada di ruangan itu. Ia membongkar semua kotak yang ada disana, berharap segera menemukan jawaban.
"Seungmin hyung?"
Yang dipanggil menengadah. Ia tersenyum ketika melihat si bungsu menyembulkan kepala di lubang atas, "Hai Yang Jeongin."
Jeongin bergerak turun kemudian bergabung dengan Seungmin. "Kau masih terus mencari jawabannya?"
Seungmin mengangguk. Ia kembali fokus dengan pekerjaannya. "Kenapa?"
"Mereka semua sudah tidak peduli, hyung."
"Harusnya kau tidak kaget. Memangnya kapan mereka peduli?"
Jeongin tersenyum simpul. Dalam hati ia membenarkan. Ia ingat jelas bagaimana kakak-kakanya menyalahkannya atas kematian ibu mereka. Kemudian mereka mengobarkan perang dingin jauh sebelum Jeongin beranjak dewasa. Mereka, memang tidak pernah peduli dan tidak akan pernah.
"Ini, liat," sahut Seungmin sambil menyodorkan setangkai bunga, "Poinsettias,"
Jeongin meraih setangkai bunga yang terlihat sedikit berdebu namun masih terlihat segar. Ia menyentuh kelopaknnya dengan perlahan, "Ini bunga asli?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Eight of The Broken Compass - Stray Kids✔️
Fanfic"𝘼𝙠𝙖𝙣𝙠𝙖𝙝 𝙠𝙖𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙜𝙖 𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖 𝙙𝙚𝙡𝙖𝙥𝙖𝙣 𝙞𝙣𝙞 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙖𝙞 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧?" - Mereka tahu, ikatan ini nyaris terputus. Tapi sepucuk surat dari sang raja berhasil membuat tali persaudaraan kembali membelit. Perjuangan untuk mempe...