FIRST MEET

384 69 5
                                    


                     ♡♡♡♡

     Zelline berjalan cepat di koridor sekolah, dia bermaksud ke perpustakaan. Cuma tempat itu yang bisa membuatnya nyaman. Sedangkan Arin ada di kelas sedang mengobrol dengan cowok dari kelas lain.

Flashback on

"Lohh?? Bukannya maksud lu ngajak berantem itu ngajak nge-date ya?"

"Emm.... Kalau gitu lu jadi cewek gue yang ke 51."

Flashback off

      Mengingat kata-kata shuyang membuat emosi zelline meletup-letup lagi. Bisa-bisanya cowok itu mengatakannya dengan tampang polos. Memangnya gue gampangan?

     Zelline mendengus kesal dan mempercepat langkahnya. Dibelokan menuju perpus, dia bertabrakan dengan seseorang. Saking kerasnya, keduanya jatuh terduduk di lantai.

     "Anj....!!!"zelline meringis kesakitan. Begitu juga orang yang bertabrakan dengan nya. Beberapa menit kemudian, mereka berdiri hampir berbarengan.

"Lu nggak papa?... Sori gue buru-buru tadi."

     Zelline mengangkat kepalanya menatap sosok jangkung, berkulit putih dan berkacamata. Zelline meneliti cowok itu dari atas sampai bawah. Baginya, cowok ini serasa tidak asing. Dia seperti pernah bertemu sebelumnya, tapi lupa dimana dan kapan.

    "Heii!! Lu nggak papa kan? Kok mandangin gue kayak gitu? Ada yang aneh ya, Sama wajah gue?"cowok itu mengibas-ngibaskan tangannya diwajah zelline.

     Zelline tersadar dan buru-buru menjawab dengan gugup,"gu-gue nggak apa-apa."

      "Syukur deh." Kata cowok itu tersenyum manis. Zelline tertegun. Senyum cowok itu mengingatkannya pada seseorang, tapi zelline tidak ingat siapa 'seseorang' itu.

      "Hei, ada apa dengan lu zel? Nggak. Lu nggak boleh mikir yang macam-macam. Zelline bergumam dalam hati, berusaha menepis sesuatu yang tiba-tiba melintas dipikirannya.

     "Tuh kan, lu mandangin gue kayak gitu lagu. Memangnya ada yang aneh ya, sama wajah gue? Gue jadi nggak enak hati nihh," ujar cowok itu lagi.

      Untuk kedua kalinya zelline tersentak dari lamunan nya, dan segera menyahut, " Ng.... Nggaak ada yang aneh kok. Cuma.... ng.."
Zelline terlihat salah tingkah. Dia bingung mau bilang apa. Tidak mungkin kan, kalau dia bilang merasa tidak asing dengan wajah cowok itu? Nanti kalau dia bilang seperti itu, bisa-bisa dikira ingin kenalan.

     "Cuma apa? Dan, kenapa lu mandangin gue dengan tatapan seolah-olah lu sedang mengingat sesuatu?"

    Mata zelline melotot. Kenapa dia bisa tau? Apa terbaca jelas dari wajah gue? Aisshhh.....bego banget sih gue!

      Zelline masih belum memberikan penjelasan apa-apa. Membuat cowok itu menatapnya dengan tatapan tak sabar.

    "Ahh, sori, gue ada urusan penting. Gue harus pergi sekarang," kata zelline membelokkan pembicaraan.Lantas mengayunkan kakinya berniat pergi, tapi cowok itu langsung menahan lengannya. Zelline melotot marah.

    "Tunggu jangan pergi dulu! Lu kan belum ngasih jawaban. Gue nggak akan ngelepasin lu sebelum lu ngasih penjelasan yang logis.'

     Wajah zelline memerah. Kali ini bukan memerah karena marah, melainkan karena rasa aneh yang medadak menjalari seluruh tubuh nya. Seolah-olah, dia pernah merasakan genggaman ini.

    Aneh. Biasanya dia tidak pernah merasakan perasaan aneh seperti itu pada cowok manapun. Tapi kenapa dengan cowok ini tiba-tiba merasakan begitu? Jangan-jangan ada yang salah dari dirinya? Atau, ini salah satu kekuatan cenayang nya?

"Emm.... Gue.... Gue cuma ngerasa-----"

   "Zeyu?! Ngapain lu di sekolah gue? Sekolah lu bukan disini kan?" Seru seorang cowok hingga zelline tidak meneruskan kata-katanya. Zelline langsung memutar tubuhnya.

     Shuyang berdiri tegap dengan ekspresi tegang. Dia menatap bergantian ke arah zelline dan cowok yang di panggilnya zeyu.

    "Hai shuyang, gue kesini mau nyari lu," kata zeyu seraya melepaskan genggaman tangannya di lengan zelline, dia tersenyum manis pada shuyang. Dia terlihat sangat senang bertemu shuyang, tapi tidak dengan shuyang. Wajah cowok itu terlihat dingin. Tatapannya pun terlihat sebagai tatapan tidak suka.

"Nyari gue? Buat apa?" Tanya shuyang dingin.

     "Mama minta lu pulang kerumah. Nanti malem ada acara makan malam sama relasi-relasi bisnis papa. Lu dateng ya? Jawab zeyu. Nama lengkapnya zeyu  Dareen Haris.

    Shuyang mendengus keras, dan berkata, "udah gue duga, kalian nyari gue cuma saat butuh gue aja. Sori, gue nggak akan pernah dateng."

    "Bukan gitu maksudnya, yang. Kita cuma pengen lu juga ikut merasakan kebersamaan kita. Mau sampe kapan lu melarikan diri dari kita? Papa sama Mama khawatir sama lu yang." Zeyu mencoba menjelaskan baik-baik. Dia berharap untuk kali ini bisa membawa shuyang pulang ke rumah.

     Zeyu tau, memang sulit bagi shuyang untuk menerima kehadirannya dan juga mamanya dalam kehidupan nya. Zeyu tau, kalau shuyang masih tidak rela posisi almarhumah mama shuyang digantikan oleh mamanya, meskipun ini sudah hampir lima tahun sejak pernikahan papa shuyang dengan mama nya zeyu. Namun, dia tinggal dirumah agar mereka bisa berkumpul seperti keluarga-keluarga lainnya.

   "Kayaknya mending lu cepat pergi dari sini deh. Gue muak banget liat muka lu. Jangan sampe gue tinju muka lu!"

    Zeyu menghela nafas. Melihat raut wajah shuyang yang makin mengerikan , dia pun mengalah. Dia tidak ingin terjadi keributan.

   "Oke, gue pergi. Tapi lu perlu denger dan tau, yang, kalau gue sama mama gue sayang banget sama lu. Nggak ada kepura-puraan atau apa pun seperti yang lu pikirin." Zeyu menegaskan.

   "Cihhh omong kosong!! Seru shuyang. " Gue nggak akan pernah percaya sama lu ataupun mama lu. Catet itu!"

    Zeyu tak menanggapi kata-kata shuyang dan langsung melangkahkan kakinya pergi dari sekolah itu. Lupa pada zelline.

      Sementara itu, zelline hanya bisa melongo mendengar percakapan shuyang dan zeyu. Dari percakapan mereka, zelline bisa menyimpulkan bahwa mereka memiliki hubungan kekeluargaan, namun hubungan itu tidak baik, terlihat jelas dari kilatan kebencian dari sorot mata shuyang.

     "Udah, turunin emosi lu. Liat cewek-cewek pada ngeliatin lu. Malu, nanti image lu turun di mata mereka," ujar mingrui sambil cengengesan. Dia berusaha menghibur shuyang.

   Shuyang menarik napas dalam-dalam, lalu dihembuskan nya dengan sekali hembusan.

    "Thanks ya, Ming," ujar shuyang tulus. " Yuk ah, kita balik ke kelas!"shuyang menepuk pundak mingrui, lalu mereka berjalan lebih dulu kearah kelas.

                    ♡♡♡♡

               -----NEXT-----





Baca doang vote kagak:v

It's You [Ren shuyang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang