"Sorry to say, tapi menurut gue lo goblok," ucap Haruto.
"Kok gitu?" sanggah Jungwon gak terima.
Secara tiba-tiba, mereka saling curhat gitu deh di kantin. Haruto cerita tentang apa aja di sekolah ini, sementara Jungwon ceritain tentang hidup dia waktu masih di Bandung. Gak taunya, malah melenceng jadi ke topik ini.
"YA LO MIKIR LAH ANJRIT—aduh, Won. Gue gatau mau ngomong apa. Asal lo tau, sebelum lo pindah, Yurin itu GAK. PERNAH. YANG. NAMANYA. DEKET. SAMA. COWOK. Which mean, lo cowok pertama yang bisa deket sama dia," ucap Haruto ngegas.
"Emang gak ada yang mau deketin dia? Gemes gitu kok orangnya," bela Jungwon.
Haruto mendengus malas. Susah ye ngomong sama bucin, batinnya. "Ya gak gitu. Yang suka mah banyak, apalagi yang suka diem-diem. Semenjak kejadian Yurin nolak satu cowok di depan anak sekolah, jadi gak ada yang berani confess ke dia langsung," jelasnya.
"Dih, cupu," ceplos Jungwon.
"Ngeledek gue banget dah lo," cibir Haruto pelan.
Jungwon shock, langsung berdiri heboh sampe kursinya jatoh. "MAKSUD LO? JADI LO SUKA SAMA—"
"jANGAN KERAS-KERAS DONG ANJIM," kata Haruto sambil ngebekap mulut Jungwon. "Iya, gue suka sama dia. Napa?" tantang Haruto.
Jungwon mukul-mukul tangan Haruto, kode. Pengap mulutnya ditutup paksa gitu. Habis dilepas, Haruto malah nyengir. "Lupa, hehe."
"Lo masih suka sampe ... sekarang?" tanya Jungwon.
"Masih lah. Kalo lo liat gue sama dia gelud di kelas, itu gue lagi caper ke dia. Toh, dia juga udah anggep gue temen gelud, satu sekolahan juga gitu. Daripada ngerusak situasi yang udah segini bagusnya buat deket sama orang yang gue suka, mending gue diem aja. Biarin gaada yang tau."
"Terus? Lo gak confess?" tanya Jungwon lagi.
"Terus-terus mulu lo, anjir. Ya nggak lah, lagian lo keliatan deket banget sama dia. Yaudah. Kalo dia nyaman, biarin sama lo aja." Haruto makanin nabati yang tadi dia beli.
"Geli, lo sok jadi sadboy ceritanya?"
"Lo udah gue baik-baikin malah ngelonjak ya, asu. Ntar gue gaspol, lo yang galau. Gue ngalah nih, kalau lo gak gerak juga, ntar Yurin gue rebut. Gini-gini gue masih laku ya," ancam Haruto galak.
Mereka berdua cuma diem karena terlarut pemikiran masing-masing, sampe satu suara ngagetin mereka.
"Oh gitu. Jadi lo suka gue, Haruto?"
🐑🐑🐑
"Jelasin, maksud lo gimana? Lo suka gue? For real?" desak Yurin.
Tadi, habis Yurin di confess Haruto walau gak sengaja, dia langsung narik Haruto ke belakang kantin. Jungwon cuma ngeliatin aja walau agak jealous. Dia tau pasti Haruto bakal confess sekalian semuanya.
Agak jahat sih, cuma Jungwon berharap waktu balik nanti mereka berdua gaada yang ganti status.
"Gue tau lo udah suka Jungwon dari awal dia masuk sekolah. Lo nyadar nggak kalo semenjak Jungwon pindah gue lebih sering nyari gara-gara sama lo? Gue cuma takut lo jauh-jauh dari gue walau kita gaada apa-apa," kata Haruto ngeluarin semua unek-uneknya selama ini. "Gue suka sama lo, Rin."
Yurin cuma melongo, selanjutnya dia berdeham. "Lo suka gue dari kapan?"
"Dari awal MPLS," jawab Haruto.
Tanpa aba-aba, Yurin langsung nabok lengan Haruto. "Aduh kenapa sih anjrit?!" protes Haruto.
"Pertama, gue gak nyangka dan gak tau kalau lo suka sama gue. Kedua, gue akuin kalau gue mulai suka sama Jungwon karena dia menarik." Yurin narik napasnya sebentar. "Ketiga, seandainya lo ngomong dari dulu, gue pasti jadi pacar lo sekarang."
Kalimat terakhir Yurin bikin Haruto bengong. "Hah?"
Yurin mendengus pelan. "Asal lo tau, gue juga suka sama lo. Dulu, mungkin masa-masa MPLS juga. Tapi dengan kampretnya, lo malah pacaran sama si anak osis itu," sinis Yurin. "Emang lo tuh beneran fakboy, ya. Kalo suka sama gue kenapa pacaran sama yang lain?" sindir Yurin.
"Lo suka sama gue ...?" tanya Haruto gak percaya.
"Dulu iya, sekarang nggak," jawab Yurin.
"Ya ... gapapa sih. Salah gue juga gak bilang-bilang. Cupu emang," kata Haruto senyum kecut. "Yaudah, cepet-cepet jadian sama Jungwon, ya. Nanti gue minta PJ. Gue duluan." Haruto nepuk pundak Yurin habis itu pergi.
Tapi belum ada lima langkah, Haruto balik badan lagi. "Oh iya, Rin."
Yurin ikut balik badan. "Kenapa?"
Haruto nyamperin Yurin dan langsung meluk Yurin tanpa kata-kata. "Gue anggep ini sebagai imbalan gue suka sama lo selama ini, tapi akhirnya we're just a friend."
(tbc)
apa pesan moralnya? ya betul. jangan sampe salah timing. kalau suka ya bilang, jangan gengsi buat ngungkapin sampe akhirnya salah satu pihak suka sama orang lain dan itu bukan anda :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me In | Yang Jungwon
FanfictionTentang Yurin yang jadi teman deket Jungwon--anak baru di sekolah sekaligus di kelasnya. [special birthday project for jungwon ♡!] bahasa non baku © hyunjoerry, 2021