🐑 7. Aula

248 54 5
                                    

"Alah tugasnya pasti nyanyi. Bosen banget." Yurin mendengus kesal waktu denger kata ketua kelas; jam seni budaya disuruh ke aula.

Bukan tanpa alasan sih Yurin ngomong gitu, soalnya emang kalau mereka belajar di aula, disuruh latihan nyanyi buat ambil nilai. Padahal sub materi mereka banyak, cuma yang diambil nyanyi terus. Gatau kenapa.

"Tiap jam seni budaya emang ke aula, Rin?" tanya Jungwon yang masih linglung.

Yurin ngangguk. "Iya. Tapi kalau gurunya absen ya tetep di kelas."

Jungwon cuma ber-oh ria, habis itu malah bengong dulu. Yurin yang udah gak sabar pengen ke bawah, nyenggol lengan Jungwon pelan. "Ayo turun, ngapain bengong? Yang lain udah pada di bawah."

"Oh, iya. Ayo," kata Jungwon dan ngegandeng tangan Yurin. Mereka berdua pun langsung turun tanpa basa-basi.

Waktu sampai di depan aula, udah banyak—gak sih, tapi semua anak kelas mereka udah pada ngumpul di depan. Yurin langsung nyamper Haruto, "kenapa gak masuk?"

"Pintunya dikunci, bu Sita juga belom nongol daritadi," jawab Haruto.

"Oh," timpa Yurin dan langsung ke Jungwon lagi. "Pintunya dikunci, gurunya gatau kemana. Kayaknya sih, jam berikutnya baru muncul," kata Yurin dan duduk di kursi depan aula.

Jungwon juga ikut duduk. "Terus? Kita di depan sini?"

"Yaiyalah. Emang lo mau ke mana? Kantin?" tanya Yurin, sedikit sarkas.

"Boleh?"

"Nggak sih. Tapi kalo lo mau bandel, ayo aja. Gue juga haus." Yurin malah nyengir dan narik Jungwon ke kantin. Kebetulan, mereka ngelewatin Kyungmin sama Dohyon, langsung deh tuh dikomporin.

"Modus lo, Rin, anjrit. Mentang-mentang anak Bandung, lo kan pernah bilang sukanya anak Bandung," goda Dohyon sambil naik-naikin alisnya tengil, meanwhile Kyungmin cuma senyum tak berdosa. Ngikut aja dia mah.

"Apasi modas-modus, dasar monyet," balas Yurin kesel.

"Santai anjir, bercanda. Sensi amat mbaknya," dengus Dohyon.

Yurin cuma melet, ngeledek. Abis itu ninggalin mereka—Jungwon, Dohyon, Kyungmin—dan jalan duluan ke kantin.

"Jangan gitu, dia kan galak," tukas Jungwon dan nyusul Yurin ke kantin.

"Jungwon sukanya yang agak ganas ya.." kata Dohyon speechless, mulai paham sama something di antara mereka berdua.

🐑🐑🐑

"Gue gak mau tau, ya. Pokoknya ini gue yang bayar. Kan gue juga ikut makan. Emangnya lo mama gue apa sampe bayarin makan gue? Pokoknya ini gue yang bayar."

Daritadi Jungwon sama Yurin sibuk debat siapa yang bayarin makanan sama minuman mereka selama nongki di kantin. Padahal cuma roti dua bungkus sama air putih dua botol, tapi ributnya kayak ngebayarin satu kelurahan.

"Iya tau, Rin, gue juga ikut makan. Gue aja yang bayar, uang lo ditabung aja," kata Jungwon gak mau kalah.

"Gue aja yang bayar, batu banget lo," sela Yurin lagi.

Jungwon langsung megang tangan Yurin buat ngecegah. "Yaudah, bagi dua. Lo bayar punya lo, gue bayar punya gue," saran Jungwon.

Yurin langsung ngangguk. "Ya udah."

RIBET BANGET MAU BAYAR ROTI DOANGAN.

"Abis ini kemana? Ke aula?" tanya Jungwon setelah mereka selesai bayar masing-masing.

"Yaiyalah, emang lo mau bolos kemana lagi? Perpus? Di sana adem sih, ayo kalo mau," kata Yurin berusaha menghasut Jungwon biar gak masuk mapel seni budaya.

"Jangan, masuk kelas aja. Gue masih anak baru masa udah bolos-bolosan," decih Jungwon tapi senyum-senyum sendiri.

"HAHAHA iya juga. Yaudah, ayo masuk aula." Yurin langsung ngegandeng Jungwon dan mereka berdua keluar kantin.

Sementara itu,

"Astagfirullahalazim, zina," ucap Dohyon yang daritadi ngikutin mereka berdua.

(tbc)

hai! sorry ngaret 😭. aku bener2 udah bebas dari segala tetek bengek sekolah, jadi bebas nulis lagi EHEHEHEH

btw bener kan dugaanku. jungwon ngadi2. TAU AH 😭😭 mana sunoo blonde, ada misi merebut hati aku biar jadi first bias lagi apa gimana..

Let Me In | Yang JungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang