Chapter 1

22.4K 1.3K 10
                                    

"Mama!"

Ah, ini dia penyemangat hidupku. Rasa lelah karna kerja seharian terobati ketika melihatnya yang slalu menyambutku seperti ini.

  Aku bekerja sebagai editor novel di sebuah perusahaan penerbitan yang cukup berkembang. Gaji yang ku terima pun lumayan cukup untuk mencukupi kebutuhan kami.

"Embulnya mama belum bobo?" tanya ku sambil mencium pipinya. Tak hentinya ku cium pipi gembulnya yang sering kali membuat ku hampir inginmenggigitnya.

"Belum, Evan nunggu mama, mau di bacain celita. Tadi oma Ita beliin buku baru" ucap gevan. Di umurnya yang hampir lima tahun, Gevan memang masih sulit menyebut huruf 'R'. Dia kembali menyusun mainan legonya yang ku belikan minggu lalu.

"Oh ya? emang seharian Gevan main apa aja sama oma Ita" Aku ikut duduk disampingnya, sambil membantu menyusun lego. Pertanyaan ini merupakan rutinitas ku sepulang kerja. Membawa Gevan untuk bicara kegiatan apa aja yang ia lakukan. Ku tak ingin melewatkan tumbuh kembangnya.
Cukup waktu siang hari aku tak berada disampingnya.

"Belajal nulis, main ketaman, telus makan es celim" Gevan nyengir ketika membicarakan tentang es cream, karna dia tau sudah melakukan kesalahan, selama ini aku membatasinya memakan es cream. Bukan ku tak ingin ia makan makanan manis itu, tapi jika Gevan sudah mencobanya ia pasti minta tambah terus dan pastinya berakhir dengan pilek. Sangat mirip dengan Papanya.

"Makan es cream nya gak banyak,  kan?" tanya ku penuh selidik.
Gevan menggeleng dengan lucu.

"Enggak, cuma dua kok" nahkan, lihat?  sudah ketebak, tidak bisa lebih dari satu.

"Ya sudah mama bacain ceritanya, habis ini langsung tidur, ya? besok 'kan katanya mau jalan-jalan sama mama." Besok memang hari libur ku, Dan itu membuat Gevan meminta dibawa jalan-jalan. Katanya dia mau bermain di timezone.

Gevan naik keatas kasur dengan semangat. Mengambil buku cerita baru dan memberikanya padaku.

----

"Laper, nggak?" Aku menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya. Semenjak kami datang, dia tidak bisa berhenti bermain. Selasai main ini, Pindah kesini. Hingga dia lelah sendiri.

"Lapel mama, Mau makan pijja boleh?" tanya Gevan penuh harap.

"pizza sayang bukan pijja gemes banget mama samu kamu" Aku berhenti sejenak untuk mencium pipinya. "Anak siapa sih ini?," Aku tertawa. Melihat dia bahagia seperti ini, sudah cukup bagi ku. Cukup dia di sisiku. Tak ingin lebih.

"Anak mama dong" dia mencium pipiku cepat. Kalau sudah seperti ini aku tidak bisa menolak. Dia sungguh pintar merayuku.

"Yaudah ayok" mengandeng tangan mungilnya, kami berjalan mencari tempat makan yang di minta jagoan tampan ku.

"Kamu tunggu disini ya, mama mau pesen dulu. Jangan kemana-mana ok!" ku usap kepalanya lembut. Membantunya duduk di kursi, untuk memsan makanan kami. Gevan mengangguk kecil. Ia masih asik bermain dengan mainan yang sempat ku belikan tadi."mama es clim nya juga ya?"

"Siap" Tak ingin membuat Gevan menunggu lama, aku melangkah meninggalkannya untuk memesan makanan.

"eh, jatuh," mainan yang di pegang Gevan tidak sengaja jatuh. Gevan turun dari kursi yang ia duduki. saat akan mengambil mainannya, tiba-tiba seseorang menginjak mainan Gevan hingga retak.

krak,,,

-----
Tbc,

PERFECT FAMILY ||VERSI EBOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang