terlanjur sayang [16]

61 16 2
                                    

"jangan lupain solidaritas demi prioritas yang gak pantas"


Sesuai janji mereka tadi pagi, sepulang sekolah mereka langsung bergegas menuju sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta.

"Alinka! Lo harus lupain masalah Lo!" Ucap Devita sambil menepuk pundak Alinka yang sedang berjalan untuk masuk ke dalam pusat perbelanjaan tersebut.

"Maybe," jawab Alinka.

"Mau makan dulu apa nonton dulu?" Tanya Thania.

"Kayaknya makan deh, biar fokus nontonnya kalo kenyang," jawab Natasha.

"Nonton dulu lah bego! Kalo lu kenyang nanti malah ngantuk pas nonton," protes Devita.

"Gak lah, kalo kita nonton dulu, tar yang ada gue malah gak tenang pengen makan, kan sia-sia film nya gak ke tonton,"

"Gak bisa gitu lah! Justru kalo Lo makan dulu, yang ada ngantuk. Kalo Lo tidur pas film nya di puter gimana?" Tanya Devita yang keukeuh untuk nonton terlebih dahulu.

"Ya nggak lah, kan gue bawa kopi," jawab Natasha menunjukan sebotol kopi dari dalam tas nya.

"Ya itu kan Lo, yang lain? Mereka gak ada yang bawa ko-"

"Syut! Gue bawa 5 buat stok," potong Natasha sambil menempelkan jari telunjuknya di bibir Devita.

"Ini buat Lo," ucap Natasha memberikan sebotol kopi pada Thania.

"Eum okey," jawab Thania.

"Nah ini buat Lo," Natasha memberikan lagi sebotol kopi pada Alinka.

"Iya sama-sama, ini buat Lo," dan sekarang pada Jihan.

"Nggak, gue gak suka kopi," tolak Jihan.

"Eh, gue kan udah baik hati bawain kalian kopi, gak boleh gitu dong anjing." Bentak Natasha tak terima.

"Dih si goblok, malah maksa, dia kan gak suka kopi, gimana kalo nanti si Jihan mencret gara-gara minum kopi dari Lo?" Tanya Thania.

"Tau Lo, nanti kalo si Jihan mencret, dia gak bisa sekolah, kalo Jihan gak sekolah, nanti kita gak dapet WiFi gratis, kalo kita gak dapet WiFi gratis, kita gak bisa akses internet, kalo gak bisa akses internet, Lo gak bisa buka WhatsApp, kalo Lo gak bisa buka WhatsApp, Lo gak bisa chat cowok Lo, nanti cowok Lo kesepian, terus cari cewek lain, emang Lo mau?" Jelas Devita.

"Lah iya juga ya, yaudah deh kita nonton dulu aja, dari pada cowok gue cari yang lain." Putus Natasha membuat teman-temannya menghembuskan nafas tak lupa bola mata yang diputar malas.

"Makan di tempat biasa aj-"

"Sebentar-sebentar," potong Alinka saat ponselnya berdering.

Ia berjalan menjauhi teman-temannya untuk mengangkat telepon tersebut.

"Halo, kenapa do?"

"Bang Rafa pergi dari rumah."

"Maksudnya?"

"Dia kabur, eh bukan, dia di paksa ikut mama,"

"Kok bisa?"

"Susah gue jelasinnya kalo di telpon, kita ketemuan aja gimana?"

"Eum ... Gimana ya-"

Jihan pun datang menghampiri Alinka yang masih menggenggam ponselnya "kenapa?" Tanyanya.

"I-ini, hm ... A-aldo-"

"Sejak kapan Lo gagu? Ngomong yang bener!" Ujar Jihan kesal.

"Ini Aldo ngajak ketemu, katanya Rafa-"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terlanjur SayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang