Cara melupakan yang paling mudah adalah dengan melepaskan. Namun tidak semua orang mampu melakukannya. Kebanyakan dari mereka memilih untuk menggunakan cara lain, yaitu mencari pelampiasan.
Gerald berjalan menyusuri rak-rak buku yang mengapitnya. Dia membaca satu persatu judul buku yang tertata rapi dengan cepat.
Sebenarnya Gerald tidak tahu buku apa yang sedang dicarinya. Dia hanya sedang bosan mengunjungi tempat yang itu-itu saja, itu sebabnya dia memutuskan untuk memasuki toko buku ini.
Langkahnya terhenti saat dia tidak sengaja melihat ke rak yang bertuliskan 'best seller'. Laki-laki itu menemukan sebuah buku bersampul hitam dengan judul bukunya berwarna merah.
Karena penasaran Gerald menghampirinya lalu membaca bagian belakang buku tersebut. Sampai akhirnya dia memiliki niat untuk membeli buku itu.
***
Sepulang dari toko buku, Gerald langsung memasuki kamar. Dengan segera dibukanya buku yang mampu menarik perhatiannya tadi.
Gerald membacanya. Memahami setiap kata yang tertulis di dalamnya. Sambil sesekali mengingat kejadian apa yang pernah dia lakukan di masa lalu, yang membuatnya seperti merasa diberi nasihat.
"Ternyata lagi baca buku, pantas Mama panggil dari tadi nggak ada respon."
Gerald segera menutup bukunya tiba-tiba, "Ma, apaan sih. Kan Gerald sudah bilang kalau mau masuk kamar Gerald harus ketuk pintu dulu."
Laki-laki itu beranjak dari tempat tidurnya ke meja belajar untuk menaruh buku tersebut.
"Salah sendiri, Mama dari tadi udah manggil kamu tapi nggak ada respon."
"Ada apa?"
"Turun, kita makan malam."
"Mama duluan aja, nanti Gerald menyusul."
Setelah Arsita keluar dari kamarnya dan pintu tertutup kembali, Gerald melirik ponselnya yang dia letakkan di atas kasur.
Bersamaan dengan itu, ponselnya menyala menandakan ada sebuah pesan masuk. Saat dia mengeceknya, pesan tersebut ternyata dari Ryon.
Lo lupa kalau hari ini Kesia ulang tahun?
***
Hujan pagi hari ini membuat sebagian kegiatan berjalan lebih lambat dari biasanya. Di jam mata pelajaran pertama pun kelas masih diisi oleh beberapa murid saja.
Gerald bersyukur, setidaknya dia tidak telat memasuki jam mata pelajaran pertama. Semalam dirinya tidak bisa tidur karena merasa bersalah setelah melupakan ulang tahun Kesia.
Setelah menaruh tas punggung miliknya, dia mengeluarkan buku untuk mempelajari materi kelas pertama. Hanya itu yang bisa dia lakukan untuk menunggu guru serta kedua sahabatnya datang.
Karena tempat duduk laki-laki itu berada di dekat pintu serta jendela kelas, membuatnya tidak bisa berfokus pada buku bacaannya.
Akhirnya Gerald memilih untuk mengabaikan buku itu dan mengamati para siswa-siswi yang berjalan melewati teras kelasnya.
Seorang gadis berambut sebahu menarik perhatian Gerald. Gadis itu berjalan dengan angun sambil mendekap sebuah novel. Dia seperti pernah melihat gadis itu namun dia lupa dimana dan kapan.
"Lihatin siapa sih Ral?"
Suara Ryon memasuki indra pendengarannya. Membuat Gerald harus mengalihkan perhatian. "Kepo."
"Lihatin Leya lah, siapa lagi? Kan yang barusan lewat Leya," Hiro menggoda Gerald yang tidak mau mengaku.
"Cieelah, benih-benih move on mulai tumbuh nih."
Ryon dan Hiro yang melihat Gerald mulai mengangkat buku di depannya segera berlari menjauhi bangku itu, sebelum Gerald berhasil memukul mereka berdua.
***
.
.
.
.
.Nasib waktu writer block melanda 😬
Mau nulis mager gegara nggak ada ide.Titimangsa: Blitar, 9-11 Desember 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Kurasa [I'm in Love]
Teen Fiction"Kenapa harus mau jadi pelampiasan kalau bisa jadi ratu di hati seseorang?" - Maura Eleaya (SEKALI UP 5 BAB) @Desember2020 @2021 @airyakei