Apa yang akan kamu lakukan jika hal yang sudah kamu kerjakan tidak sesuai harapan?
Pertanyaan itu mampu membuat Ryon dan Hiro diam membeku. Meskipun baru berjalan beberapa hari perjanjian yang mereka buat dengan Leya, namun semuanya seperti sia-sia.
Apa mereka harus lebih berusaha dan bersabar lagi? Mereka tahu jika dengan melakukan keduanya pasti akan ada jalan keluar. Tapi kunci utama ada pada Leya.
Ingin hati mereka memohon lagi pada gadis itu, namun kenyataan selalu tak sesuai ekspektasi. Gadis itu bilang akan membantu tapi kenyataannya bahkan tidak ada sedikit pun kemajuan.
Hal ini selalu berhasil membuat kedua sahabat itu frustrasi sendiri.
"Sebenarnya Leya pernah suka sama cowok nggak sih?" Hiro menggebrak meja sampai membuat Ryon tersedak.
"Kalem Ro. Kita lagi di kafe, jangan kumat dulu napa. Nggak malu lo?" Ryon hanya mampu tersenyum pada pengunjung kafe bermaksud untuk meminta maaf.
Dia juga menarik Hiro agar duduk kembali dan membicarakan hal ini dengan kepala dingin.
"Kayanya kita butuh bantuan temannya si Leya juga,"
"Risya?"
"Hooh."
"Kenapa nggak minta Risya aja yang bantuin Gerald move on?"
"Lo yakin minta bantuan itu cewek? Nggak akan cocok,"
"Setidaknya Risya nggak kehabisan topik."
"Mending Leya aja. Emang kalau Risya baper lo mau tanggung jawab?" Ryon menggeleng, "Tuh kan. Masalahnya juga bakal panjang kalau Gerald tahu hal ini. Diakan paling anti buat nyakitin cewek, meskipun sebenarnya udah nyakitin banyak cewek sih."
"Kaya lo enggak."
Hiro yang tidak terima langsung melempari Ryon dengan remasan tisu bekas.
Bel di pintu kafe berdenting pertanda ada pelanggan datang. Secara refleks banyak mata langsung melihat ke sumber suara.
Seorang gadis berambut sebahu yang dikepang memasuki kafe tanpa menghiraukan tatapan dari banyaknya mata. Gadis itu seperti sudah biasa menjadi pusat perhatian banyak orang.
Mata Hiro mengikuti kemana perginya sang gadis. Hingga tiba-tiba suara Ryon mampu mengalihkan tatapannya.
"Leya bukan sih?"
"Bukan."
"Tapi mirip."
"Mirip dari mananya? Perasaan Leya nggak pernah kepang rambutnya deh."
"Tapi mirip."
"Enggak!"
"Mirip. Lihat noh wajahnya. Matanya, hidungnya, bibirnya, mirip." Ryon yang kesal dengan Hiro karena tidak mempercayainya memegang kepala laki-laki itu agar menatap lekat ke wajah pelanggan tersebut.
"Enggak-,"
"Eh, ada Gerald."
Hiro segera menyingkirkan kedua tangan milik Ryon dari wajahnya. Dia menatap seorang laki-laki yang berjalan mendekati pelanggan baru tadi.
Pemilihan tempat duduk yang berada di pojok memudahkan mereka untuk mengamati pasangan tersebut.
Pasangan itu terlihat berbicara sebentar, lalu mereka berdiri saat pesanan sudah selesai di kemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Kurasa [I'm in Love]
Roman pour Adolescents"Kenapa harus mau jadi pelampiasan kalau bisa jadi ratu di hati seseorang?" - Maura Eleaya (SEKALI UP 5 BAB) @Desember2020 @2021 @airyakei