Eps 3

12 0 0
                                    

Semua awalan selalu memiliki akhir. Dan semua yang berakhir pasti akan menghadirkan episode baru. Sama seperti cinta.

Cinta yang dulu hadir, suatu saat nanti pasti akan pergi menghilang. Dan cinta itu akan tergantikan oleh cinta yang baru.

Siklusnya memang begitu. Semuanya hanya berputar di satu titik. Dan perputaran itu memiliki dua pilihan akhir, yaitu sad atau happy ending.

Manusia memiliki hak untuk memilih akan berakhir seperti apa kisah cinta mereka nantinya. Jika sudah, semuanya tinggal diserahkan kepada yang Maha Kuasa.

Namun Tuhan sepertinya memiliki rencana lain untuk kisah cinta yang akan dimiliki Gerald. Kisah cintanya bukan berakhir dengan Kesia tetapi dengan seseorang yang kini masih menjadi tanda tanya.

"Ngelihatin apa sih?"

Gerald menggeleng.

"Awas aja kalau lo ngelamun terus tiba-tiba kesurupan, gue nggak mau ikut ngeruqyah."

"Kalian berdua kenapa sih? Sekali aja nggak ikut campur masalah gue bisa nggak?"

"Enggak." jawab Hiro dan Ryon bersamaan.

Gerald hanya bisa pasrah melihat kelakuan kedua sahabatnya itu. Semakin ditanggapi akan semakin menjadi.

"Gue nggak bisa buat nggak ikut campur masalah lo, Ral."

"Apalagi gue."

"Kita tuh nggak mau lo nggak bisa bangkit dari masa lalu. Masa cowok gitu? Lo bikin citra cowok lainnya jelek di mata para cewek-cewek."

"Edan ya kalian."

"Emang. Siapa sih yang nggak edan ngelihat sahabatnya sendiri kaya vampir hidup."

Ryon mengangguk membenarkan ucapan Hiro. Sedangkan Gerald hanya bisa diam sambil memikirkan apa yang baru saja kedua sahabatnya ucapkan.

Semenyedihkan itu kah hidupnya? Sampai-sampai orang terdekatnya mengatakan dirinya sebagai vampir hidup.

"Terus gue harus apa?"

"Ya move on lah. Mau ngapain lagi? Lo kan udah jago semuanya."

"Gerald dari dulu nggak pernah jago masalah cinta, lo lupa Yon?"

"Minus itu sih, hahaha," tawa dari Ryon menular ke Hiro. Hal itu membuat seisi kantin menjadikan keduanya sebagai pusat perhatian.

Gerald sendiri sedang berusaha mencari sesuatu yang lucu dari perkataan Ryon barusan.

"Eh eh, itu ada Leya." Tawa Ryon berhenti saat matanya menangkap seorang gadis yang berjalan memasuki kantin.

Hiro yang penasaran segera mencari-cari keberadaan seseorang yang disebutkan sahabatnya tadi.

"Mana-mana?"

"Itu," Ryon menunjuk seorang gadis berambut sebahu yang sedang mengantri di salah satu kedai.

"Yang mana anjir? Gue nggak nemu,"

Ryon menggeplak kepala Hiro hingga membuat empunya mengaduh, "Itu loh, yang rambutnya sebahu."

"Ya santai dong. Gue kan tahunya yang namanya Leya itu rambutnya panjang. Nggak pendek,"

Perdebatan yang dilakukan Ryon dan Hiro membuat Gerald menjadi penasaran akan seperti apa sosok Leya, yang katanya cuek dengan banyak cowok.

Sekali pandang Gerald mampu menangkap seperti apa sosok Leya lewat retina matanya. Tanpa sadar alis kanannya terangkat.

"Ternyata lo juga kepo ya Ral," perkataan dari mulut Ryon mengalihkan kembali atensi pada kedua sahabatnya.

"Kata siapa?"

"Kata gue lah."

"Mata itu nggak bisa bohong Ral,"

"Itu sebabnya kita yang kaya orang stress padahal yang ditinggal Kesia tuh elo."

Mungkin Gerald sudah tidak bisa untuk tidak menyangkal hal itu.

"Serah kalian deh. Gue ke kelas dulu," Gerald berdiri dari duduknya sambil membawa sebotol air mineral, berjalan pergi meninggalkan kedua sahabatnya yang sedang kebingungan.

"Lah, dia ngambek?"

Ryon dan Hiro hanya saling pandang, tanda tidak tahu akan apa yang baru saja diperbuat sahabatnya.

***
.
.
.
.
.

Yey, episode 3 finish 🎉

Happy reading buat kalian ❤

Titimangsa: Blitar, 9 Desember 2020

Yang Kurasa [I'm in Love]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang