2. Dia kenapa?

564 64 4
                                    

Happy Reading Guys : )




Sammy POV

"Saya binggung, kenapa dia marah. Padahal mommy bilang kalau saya harus membagi makan kepada teman baru saya agar dia mau berteman dengan saya. Ya sudahlah, saya makan saja. Saya sudah lapar dari tadi"


***


Hari demi hari Sammy lewati, namun dia masih belum dekat dengan Gracia teman sebangkunya. Dia tidak mengerti, Gracia selalu langsung pergi saat bel istirahat berbunyi. Begitupun saat pulang sekolah dan di pagi hari dia selalu datang saat bel masuk berbunyi. Ketika pelajaran berlangsung, Sammy tidak berani menegur Gracia karena takut mengganggunya.

"Muka Lo kenapa Sam? Masih pagi dah kusut gitu kayak cucian belom di setrika haha" Tanya Bobby sambil tertawa.

"Ishh..Bobby jangan ganggu saya" Jawab Sammy dengan nada kesal.

"Lo kenapa Sam? Kalo ada masalah cerita sama gue, jangan diem gitu"

"Kau lihat?" Sambil menunjuk kursi yang hanya ada tas Gracia.

"Itu tas Gracia"

"Iya saya tau. Tapi lihat, dimana Cia? Kenapa dia selalu tidak ada saat saya datang. Bahkan tadi saya datang jam 05.30 dengan harapan saya bisa mengikutinya saat dia pergi, tapi tetap saja saya hanya menemukan tasnya saja"

"Oalah..jadi bang Sammy ini lagi galau gara-gara Gracia hahahaha... sampe udah punya panggilan kesayangan lagi hahahaha..." Ujar Bobby yang diakhiri tawa kerasnya.

"Ish...malah ketawa. Saya hanya heran, kenapa dia selalu sendiri. Apa dia tak punya teman sama sekali?"

Bobby pun menghentikan tawanya "Ok ok. Gini Sam, Sebenernya dulu tuh gracia gak gitu. Dia orangnya ceria, orang-orang pun banyak yang suka sama dia karena dia baik dan ramah. Namun, saat peristiwa Pak Dyo ditemukan bersimpah darah dekat tangga dan Gracia berada di posisi di atas tangga. Otomatis orang yang melihat itu pun beranggapan kalo Gracia-lah yang mendorong Pak Dyo sampe jatuh. Lalu dia dinyatakan meninggal setelah dibawa ke RS. Berita ini cepat tersebar di seluruh sekolah karena dulu Pak Dyo itu Kepala Sekolah disini. Sejak saat itu Gracia menjadi pendiam dan gak berbaur sama yang lain. Orang-orang pun mulai menjauhi Gracia karena mereka menganggap bahwa Gracia telah membunuh Kepala sekolah apalagi Pak Dyo itu adalah Papanya sendiri. Ya.. mereka juga takut jadi korban Gracia selanjutnya. Itu sih yang gue tau. Soalnya dulu gue gak sekelas sama Gracia, gue cuma denger-denger dari yang lain" Jelas Bobby.

"Oh.. begitu ya"

"Eh kampret, udah gue jelasin panjang lebar, respon Lo cuma gitu. Nyesel anjir gue ceritain sama Lo" ujar Bobby sambil misuh-misuh tak terima. 

"Hehe...sorry saya binggung harus jawab apa" Jawab Sam dengan polosnya.

"Tapi ada saatnya Gracia gak keluar sama sekali"

"Kapan itu?" Ujar Sammmy penasaran.

"Saat Musim hujan"

"Oh..gitu ya..sebentar lagi musim hujan"

"Yoi, Lo liat aja ntar. Gracia pasti diem dikelas"

"Ok Bob, thanks ya buat infonya"

"Sip, tapi hati-hati Lo sama Gracia. Bye gue mau ke kantin dulu belum sarapan" pamitnya lalu melenggangke arah kantin.

"Iya, saya gak bakalan kenapa-napa kok"


***


Akhirnya waktu yang Sammy tunggu tiba yaitu musim hujan. Ya dia sangat menantikan waktu luang Gracia, dimana saat Gracia tak melakukan apa pun.

Wajah Sammy sangat cerah walaupun diluar kelas sedang hujan. Dia sengaja datang lebih awal karena ingin melihat Gracia yang katanya tak akan keluar kelas saat musim hujan.

Ternyata perkataan Bobby memang benar, Gracia datang setelah aku masuk kelas.

"Pagi Cia" Sapa Sammy pada Gracia yang bergerak mendekat pada kursinya namun tak di gubris.

Tiba-tiba Sammy mengeluarkan sapu tangannya lalu menyeka rambut dan wajah Gracia yang terdapat air hujan. Dia pikir pasti Gracia menerobos hujan tanpa payung.

"Lo ngapain sih?" Gracia menepis tangan Sammy.

"Maafkan saya. Saya hanya ingin menyeka air hujan yang berada di rambut dan wajahmu. Sepertinya kamu tak memakai payung hingga basah seperti ini" ujar Sammy sambil memberikan sapu tangannya.

Gracia menerimanya walaupun agak ragu. 

"Thanks" ucapnya seraya menerima saputangannya Sammy.

"Sama-sama" Jawabnya seraya tersenyum ke arah Gracia. Ia merasa senang karena Gracia menerima sapu tangannya.

Gracia terdiam saat melihat senyuman Sammy yang sangat manis. Namun, iya tersadar lalu menyeka sisa air hujan di wajahnya.

***

Gracia POV

Aku sangat benci musim hujan, ini sangat merepotkan. Aku jadi tidak bisa bertemu kesayangannya ku. Jadi aku memilih berangkat agak siang ke sekolah, 15 menit sebelum bel masuk pun cukup, karena rumahku tidak jauh dari sekolah. Biasanya aku datang 1 jam sebelum bel masuk untuk melihat matahari terbit bersama kesayaganku. Tapi sekarang, Semangatku hilang begitu saya saat pagi ini turun hujan.

Ketika musim hujan, aku jadi malas kemana-mana. Jadi aku memilih diam di ruang kelas sampai pulang sekolah. Aku benar-benar malas melihat langit berwarna abu yang kelihatan tak cantik itu.

Saat jam istirahat aku biasa mendengarkan musik dengan earphone sambil membaca novel. Itu cukup membuat moodku kembali baik.

Tiba-tiba ada sebuah nasi kepal berbentuk segitiga di depan mulutku. Aku pun menoleh kesamping dan ternyata Sammy -lah yang menyodorkan nasi kepal itu. Dia tersenyum ke arah ku lalu melepas earphone ku sebelah.

"Buka mulutmu" aku terpesona melihat senyumnya dan tanpa sadar membuka mulutku. Hingga satu buah nasi kepal itu habis dengan tiga gigitan.

"Wah... Saya sudah mengira kalau kamu pasti suka nasi kepal buatan mommy" lalu tersenyum dengan memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Uhukk...uhukk..." Aku tersedak saat Sammy bersuara. Aku tersadar bahwa aku sedang mengunyah sesuatu. Lalu menggambil botol air minumku.

"Pelan-pelan Cia, Saya membawa banyak nasi kepal hari ini. Jadi kita bisa memakannya bersama" ucap Sammy sambil menepuk-nepuk punggungku.

"Sudah mendingan?"

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Bolehkah Saya menjadi temanmu Cia?" Sammy mengulurkan tangannya kehadapanku.

"Kenapa Lo pengen jadi temen gue?" Jawabku tak mengerti.




Apakah Gracia mau berteman dengan Sammy?

Pantengin terus ceritanya ok : )

You Are My Star [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang