10. The End

887 58 4
                                    

Happy Reading Guys

Sammy terdiam setelah mendengar jawaban Gracia. Dia lupa kenapa Gracia bisa dijauhi teman-temannya, dia lupa salah satu alasan yang membuatnya mendekati Gracia yaitu rumor dimana Gracia di duga sebagai pembunuh Papanya sendiri.

"Sam kejar Gracia" Ujar Veranda.

Sammy tersadar lalu berlari mengejar Gracia.

***

Sammy POV

"Mana Gracia Sam?" Tanya Mommy.

"Sammy terlambat Mom, Cia sudah pergi" Jawab saya dengan wajah lesu.

Mommy menghela nafas panjang " Besok kamu harus temuin Gracia ya. Walaupun Papanya Gracia yang membuat Kakak terpuruk, tetap saja Gracia tidak ada sangkut pautnya, malahan Gracialah yang banyak membantu Kakak disaat kita gak ada Sam"

"Iya Mom, Sam ngerti. Sam sudah keterlaluan pada Cia"

"Kita harus ikhlasin Kakak Sam"

"Sam sudah mengikhlaskan Kak Shani Mom, Saya gak mau dia Sedih"

Keesokan harinya saya datang sangat pagi karena ingin bertemu Gracia dan tak lupa membawa sushi  untuknya. Setelah menyimpan tasnya di ruang kelas, saya langsung bergegas ke rooftop.

Cia tak kunjung datang sampai bel masuk tiba "Apa mungkin dia tak ingin ke sini ya?" Ucap ku lirih.

Setibanya dikelas, kursi Cia pun masih kosong. Saya jadi khawatir, saya takut ada hal buruk menimpanya.

"Sam hilangkan semua pikiran negatif mu" Ucap saya pelan sambil memukul-mukul pelan kepala saya.

Mungkin saja Cia enggan bertemu dengan saya untuk sekarang. Saya harap begitu, dari pada terjadi sesuatu pada Cia.

Gracia POV

"Gracia bodoh" aku terus merutuki diriku sendiri karena tak bisa melindungi Ci Shani. Bahkan dari orang terdekat sekalipun.

"Papa brengsek, berani-beraninya dia menodai Ci Shani"

Aku tak bisa membayangkan apa yang Ci Shani rasakan saat itu. Aku tak mengerti kenapa papa dapat berbuat sekeji itu pada teman ku sendiri.

Dua hari sudah cukup untukku berduka, ya aku sadar Ci Shani udah tenang disana, jadi aku tak mau mengusiknya lagi hanya karena aku bersedih seperti ini.

Hari ini aku putuskan untuk pergi ke sekolah, aku datang bahkan lebih pagi dari sebelumnya. Rasanya aku masih belum siap bertemu dengan Sammy, secara langsung. Jadi aku langsung bergegas ke rooftop.

"Aku masih berharap bisa ketemu Cici disini"

Pagi ini langit cukup cerah, aku sangat menikmati ketenangan ini.

Aku terkejut saat ada tangan yang memeluk leherku dari belakang.

"Maafkan Saya Cia" Aku tau, ini suara Sammy.

"Saya tak bermaksud mengatakan hal itu padamu. Maafkan Saya, saya sudah keterlaluan" Aku mengerti apa yang Sammy maksud.

"Cia tolong katakan sesuatu"

"Kamu duduk dulu sini" Ujarku membimbing Sammy untuk duduk di sampingku.

"Sebenarnya aku tak merasa sakit hati dengan perkataan mu waktu itu, aku sudah tak peduli dengan kematian Papa. Aku hanya merasa gagal menjadi teman Ci Shani, aku kecewa pada diriku sendiri. Aku bahkan tak menyadari bahaya yang ternyata dari orang terdekatku sendiri"

You Are My Star [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang