enam belas

1.1K 80 1
                                    

"Tae, kita akan pergi ke Singapore besok untuk bertemu klien" ucap Hoseok

"Hhhh haruskah aku ikut hyung? Sungguh aku tidak bergairah kemana-mana" ucap Taehyung

"Haruslahh yang direktur kan kau"

"Hyung kau juga direktur di perusahaan lainnya dan mengapa sekaramg kau kemari jadi 'asistenku'.. kau tau hyung aku kurang nyaman kalau kau menjadi 'asistenku' kau itu hyungku" ucap Taehyung

"Yakkkk.. kau itu adikku tentu saja aku mau menjagamu, lagian melihatmu sering melamun aku ragu perusahaan ini akan bertahan lama, makanya aku kemari untuk menyelamatkan perusahaan ini" ucap Hoseok jahil sambil terkekeh

"Aku masih memikirkannya hyung, bahkan sudah 7 tahun berlalu, aku merindukannya" ucap Taehyung lirih

"Kau harus bisa move on Tae, tak mungkin selamanya kau akan seperti ini" ucap Hoseok

"Aku rasa sampai 7 kali 7 tahun pun aku tak akan bisa berhenti memikirkannya hyung" ucap Taehyung miris

"Terserah kau saja, setidaknya lihat sekelilingmu, banyak yang perhatian padamu" ucap Hoseok

"Hyung, apa kau benar-benar tak tau Jimin dimana? Apakah appa dan eomma juga benar-benar tak tau?" Tanya Taehyung

"Kalau aku tau, kau tak mungkin disini sendirian, pasti sekarang kau sudah bersamanya" ucap Hoseok

Ceklek

"Annyeong"

"Ireneee?????"

"Kau sudah pulang dari studimu yang tak selesai-selesai itu??" Tanya Taehyung

"Tentu saja, aku ini sekarang designer" ucap Irene bangga

Mendengar itu Taehyung dan Hoseok hanya memutar bola matanya jengah

"Yasudah Tae, aku pergi dulu ya, jangan lupa, besok jam 10 pagi di bandara, jangan telat" ucap Hoseok

"Kalian mau kemana?" Tanya Irene

"Kita harus ke Singapore untuk bisnis.. aku pergi yaa.. byee" ucap Hoseok lalu keluar dari ruangan Taehyung

"Tae oppa aku boleh ikut gak? Aku mau ke singapore, aku dengar ada designer kondang di singapore tapi dia berasal dari korea, aku penasaran sekali sama rancangan-rancangan dia" ucap Irene

"Terserah kau saja, tapi kau harus pamit dulu pada orang tuamu, kalau tidak aku yang akan dibunuh mereka" ucap Taehyung bergidik ngeri mengingat kejamnya orangtua Irene jika itu menyangkut anaknya

Ting

Tae kamu lagi apa?

Melihat pesan itu Taehyung memutar bola matanya malas

"Siapa oppa?"

Taehyung pun memberikan ponselnya ke sepupunya itu

"Astagaaa orang ini, benar-benar tak tau malu, kenapa kau tak membloknya sajaa oppaa" ucap Irene gemas

"Dia akan muncul dengan nomor baruu" ucap Taehyung frustasi

"Gara-gara dia, Jiminku jadi pergi dariku, dasarr manusia licik" gumam Taehyung

***

"Siapa selanjutnya?"

"Jam 4 sore, Henry Golding artis berdarah malaysia akan kemari dengan calon istrinya Tuan" ucap sang asisten

"Henry Golding? Artis?"

"Benar tuan, dia artis papan atas, jika ia menjadi klien kita, tentu itu akan menaikkan juga nama butik kita Tuan"

"Ahh sepertinya aku yang kudet karena tak tau siapa itu Henry Golding" guman Jimin

"Kau benar, yasudah ini masih jam 2, masih ada 2 jam sebelum jam 4 kau bisa istirahat dulu" ucap Jimin pada asistennya

"Ahhh hari ini lelah sekali" ucap Jimin menyenderkan badannya di kursinya sambil memejamkan mata

Bagaimana tak lelah bahkan baru jam 2, Jimin sudah bertemu dengan 5 klien, rasanya ide-idenya diperas begitu saja untuk mendesign baju-baju mereka

"Eommaaa"

Yap, siapa lagi kalo bukan Taemin yang tiba-tiba masuk ruang kerjanya di butik dengan berlari

"Kemariii anak eommaaa" ucap Jimin membuka lebar tangannya untuk memeluk putranya itu

Tak terasa 2 jam sudah berlalu, memang waktu terasa cepat kalau dihabiskan bersama Taemin

"Permisi, Tuan Henry dan calonnya sudah datang, dan menunggu di ruang meeting" ucap Jennie asistennya

"Oke Jen, makasi, aku segera kesana" ucap Jimin

"Taemin sayang, eomma kerja dulu yaa, Taemin di sini saja tunggu eomma, kalau butuh sesuatu bilang pada Jennie noona yaa" ucap Jimin

"Siapp eomma" ucap Taemin patuh

"Jen aku titip Taemin ya" ucap Jimin kepada Jennie lalu pergi menuju ruang meeting

TBC

Cuma mau bilang makasih buat yang udah mau baca 🥰🥰🥰

✔️It's Never Too Late (VMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang