Pagi-pagi sekali Xiao Zhan sudah datang di kantor Yibo untuk merapikan kembali barang-barangnya di ruangan yang hampir saja ia tinggalkan selamanya.
"Huh" Ia menghembuskan nafas lelah setelah selesai merapikan semua barang dan membersihkan sedikit kotoran. Ruangan yang sebelumnya hanya terisi barang-barang utama sekarang penuh dengan barang-barang milik Xiao Zhan.
.
.
.
.
Yibo baru saja sampai dikantor. Ia memutuskan untuk melihat ruangan Xiao Zhan. Saat ia membuka pintu terlihat Xiao Zhan yang berdiri sedang minum air. Melihat ada Xiao Zhan didalam sana membuatnya merasa tenang. Lalu ia mengingat-ingat sesuatu.Kemarin saat Yibo selesai memberi alasan agar Xiao Zhan tetap berada di kantornya ia kembali bersama kotak besar milik Xiao Zhan ke ruangannya. Dengan hati lega ia duduk dibangku singgah sananya. Lama terdiam ia pun teringat masih ada urusan yang belum selesai. Dia segera meraih ponselnya dan menghubungi sebuah nomor. Saat panggilan sudah terjawab ia berkata tanpa basa-basi dengan embel-embel 'halo' atau apapun itu.
"Sekertaria Wei (sekertaris Li Weixing) kau besok bisa ambil cuti untuk menemui keluargamu dikampung"
"Eh dalam rangka apa ya Tuan tiba-tiba saya di beri cuti untuk pulang kampung?" Suara disebrang sana."Rangka tulang! Beraninya dia banyak bertanya padaku!" Geram Yibo sambil menjauhkan ponsel dari wajahnya.
"Tidak ada apa-apa kok hanya karena kedua perusahaanku sudah mulai membaik jadi aku ingin memberi keringanan untukmu yang terus membantuku mengurusi masalah kemarin"
"Ah begitu, baiklah Tuan terimakasih banyak"
"Hn"Sambungan telefon diputuskan. Sebenarnya Yibo sangat malas menjawab pertanyaan Weixing tapi kalau tidak dijawab takutnya wanita itu curiga padanya.
Untung aku sigap. Bangga Yibo pada dirinya sendiri sambil berjalan menuju meja kerjanya.
Rencana Yibo untuk membuat Xiao Zhan menetap lebih lama di kantornya pun berjalan lancar. Xiao Zhan bisa dengan mudah beradaptasi sebagai sekertrisnya dan bahkan beberapa kali bisa mengerjakan tugas-tugas. Weixing yang diberi hari libur untuk pulang kampung memutuskan libur selama 5 hari. Xiao Zhan mulai mengingat kata-kata Yibo jika ia hanya perlu mengurus jurnal-jurnal harian Yibo tapi ternyata dia malah harus ikut mengerjakan tugas-tugas yang bukan dibidangnya. Walau begitu gaji yang ia terima tidak main-main seharinya ia menerima 8.200 Yuan kalau dirupiahkan menjadi 16.800.000 dibulatkan.
"Kau sudah menyiapkan proyek untuk meeting nanti?" Tanya Yibo pada Xiao Zhan sembari melakukan pekerjaannya yang lain.
"Sudah siap, aku sudah menprintnya" Jawab Xiao Zhan yang berdiri di depan meja Yibo sudah siap menuju tempat meeting Yibo dengan clientnya.Setelah semua siap Yibo buru-buru menuju hotel tempat berlangsungnya meeting nanti. Sesampainya disana Yibo lupa jika ia meninggalkan laptopnya jadi terpaksa kembali ke kantor dan meninggalkan Xiao Zhan di hotel.
Xiao Zhan sangat kebingungan karena harus menangani orang-orang yang menanyakan tentang Yibo. Semua sudah menunggu lama tapi Yibo tidak kunjung memperlihatkan batang hidungnya.
"Sebentar ya Tuan, nanti Tuan Wang akan segera sampai" Xiao Zhan mencoba menenangkan semua orang yang berada diruang meeting.
"Saya sebentar lagi ada penerbangan ke Paris, saya sepertinya tidak bisa melanjutkan meeting ini" Salah satu tokoh penting didalam meeting itu mulai angkat bicara. Mendengar hal itu Xiao Zhan tambah panik.
.
.
.
.
Yibo segera turun dari mobilnya dan berlari begitu cepat menghiraukan tatapan-tatapan orang yang melihatnya. Sesampainya didepan ruang meeting ia berhenti setelah seorang wanita keluar dari dalam.
"Meetingnya sudah selesai Tuan" Ujar wanita itu memberitahu pada Yibo.
"Apa?" Kejut Yibo segera membuka pintu ruangan didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before 173 Day
FanfictionYibo & Xiao Zhan Awalnya kehidupan rumah tangga mereka baik-baik saja namun tiba-tiba Yibo merasa tidak nyaman dan jenuh pada sosok Xiao Zhan sang istri. Mulai dari hobi, apa yang dia suka dibatasi, dan Xiao Zhan yang mulai sibuk dengan pekerjaannya...