3. Masa Depan

240 44 1
                                    


*
*
*
*
*
*

"Wah, ini benar-benar kejadian paling gila yang pernah aku alami seumur hidupku!"ujar Ino. Aku tidak terlalu memperhatikan nya karena sedang sibuk makan. Menurut Ino, aku sudah tiga hari tidak bangun dan sekarang aku kelaparan.

"Maksudku tentu aku pernah mendengar dan membaca orang-orang yang amnesia tapi aku tidak pernah melihat langsung orangnya. Lebih parah lagi tidak seperti yang lain, kau bahkan melupakan segalanya bahkan ke hal yang paling remeh seperti dimana ini. Yang kau ingat hanya namamu dan aku. Yah, aku paham kenapa kau mengingatku karena tentunya aku orang yang spesial tapi kau hanya mengingat namaku. Hanya itu."

Ino sibuk mengoceh tentang betapa luar biasanya amnesia ku. Padahal sebelumnya dia bersedih mendengar keadaanku. Ino yang ini benar-benar tak terduga.

Aku menanyakan banyak hal pada Ino setelahnya. Seperti dimana aku (di rumah sakit), apa yang menempel ditangan ku (infus), apa itu mobil (semacam kereta kuda), dan seterusnya. Dia kelimpungan menjawab pertanyaan yang menurutnya sangat bodoh tapi benar-benar merupakan hal yang baru untukku. Kesimpulan ku adalah tempat ini sangat menakjubkan.

Aku menghela nafas. Aku tidak tau kenapa aku sampai terbangun disini. Bukannya aku tidak senang, sebenarnya walau merasa neraka adalah tempat yang pantas untuk pendosa sepertiku, aku masih takut untuk pergi ke sana sekarang. Tapi tetap saja aku penasaran dengan alasannya. Kenapa aku bisa sampai disini? Dimana tepatnya tempat ini? Apakah ini nyata atau sebenarnya cuma ilusi ku saja?

"Sakura? Kau melamun lagi?"

Aku terkejut melihat Ino yang melambaikan tangannya di depan wajahku.

"Ah, maaf."

Ino mengerucutkan bibirnya. Tiba-tiba terdengar suara nyaring dari tas yang dibawa Ino. Dia kemudian mengeluarkan benda persegi dari sana.

"Ah, waktu istirahatku sudah habis. Aku harus kembali bekerja. Sakura, sepertinya kau masih akan lebih lama disini sampai kau benar-benar sembuh. Jadi.."

"Aku sudah sehat kok. Aku ingin keluar dari sini secepatnya. Bisakah Ino?"selaku. Aku harus mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang tempat ini. Aku harus menemukan jawaban dari pertanyaan ku sesegera mungkin.

"Kau yakin?" Aku mengangguk.

"Baiklah, aku akan mengkonsultasikan nya dengan dokter. Sekarang kau harus banyak istirahat, oke. Aku akan kembali nanti." Ino berdiri dan mulai berjalan menuju pintu.

"Ino tunggu!" Ino berbalik. "Benda persegi itu apa ya?"tanyaku. Ino membuat ekspresi tersiksa.

"Ah, entah sampai kapan aku bisa tahan dengan kebodohanmu ini, Sakura."

*
*
*

Aku sedang duduk di kursi empuk (sofa) di sebuah rumah yang Ino sebut apartemen. Sebelumnya aku sudah keluar dari rumah sakit dengan cepat. Yang sebenarnya agak aneh mengingat amnesia parah ku. Ino bilang itu karena kami hanya mengandalkan jaminan kesehatan alias miskin, jadi rumah sakit senang memulangkan ku.

Di perjalanan, aku melihat banyak hal baru dan menanyakan semuanya pada Ino yang malu karena supir taksi menatap kami aneh. Aku tau bagi orang lain pertanyaan ku terdengar bodoh tapi aku tidak bisa menahan rasa penasaranku.

Ino kembali dari dapur membawa dua gelas yang mengepulkan uap.

"Sebelum kau bertanya lagi, aku akan menjawab ini gelas berisi coklat panas."ucapnya sambil duduk di sebelahku dan menaruh gelas itu di meja.

Aku mengangguk, mengambil gelas itu dan menghisap pelan cairan coklat harum yang ternyata manis itu.

"Nah, Sakura, kita sudah selamat sampai kesini. Apa ada lagi yang mau kau tanyakan?"

Aku terdiam sesaat, mencoba memilah pertanyaan-pertanyaan di kepala ku. Ah, ya benar! Seharusnya aku bertanya mengenai gadis ini dulu, gadis yang sekarang tubuhnya ku tumpangi. Bisa jadi informasi itu akan membantu memecahkan teka-teki mengapa aku bisa terbangun di sini.

"Aku ingin kau memberitahuku tentang latar belakang ku."ucapku akhirnya. Ino menghela nafas.

"Baiklah. Namamu Sakura Haruno. Kau lahir tanggal 28 Maret, tahun ini kau 19 tahun. Kau sudah lulus SMA dan sekarang bekerja sebagai seorang pelayan restoran. Kau diberkati karena punya sahabat sepertiku tapi kau juga sial karena punya paman dan bibi serta sepupu yang luar biasa jahat yang mengambil semua harta warisan mu."jelas Ino.

"Keluargaku sejahat itu?"

"Ya, Paman Tajima, Bibi Mei dan si jalang Karin. Mereka mengambil alih semua harta peninggalan orang tua mu. Kau yang lembek memilih mengalah dan pindah dari rumah sendiri. Ckk, aku benar-benar tak habis pikir dengan keputusan mu yang idiot itu."gerutu Ino.

Aku tak tau siapa itu, aku tidak mengenal nama-nama itu di tempat asal ku. Tapi aku merasa iba dengan gadis bernama Sakura Haruno ini. Dia sangat lemah sampai tidak bisa membela diri sendiri. Menderita karena kekejaman keluarganya sendiri yang mengambil haknya.

Itu mengingatkanku pada kehidupanku sendiri. Memang yang kejam bukan keluarga ku tapi dia adalah orang yang kukira dekat denganku. Dia mengambil hak ku dengan merebut kekuasaan di kerajaan ku, membuat tidak hanya aku tapi juga keluargaku menderita bahkan terbunuh.

Ah! Apa jangan-jangan karena kemiripan inilah aku bisa sampai disini. Aku juga bernama Sakura, usiaku juga 19 tahun, fisikku sangat mirip dengan gadis ini (aku mengeceknya tadi di toilet rumah sakit), dan aku juga menderita karena hak ku diambil. Apa ini semacam kehidupan kedua ku? Apa jangan-jangan ini......

"Ino, apakah di sini ada kerajaan bernama Kerajaan Kosho?"

"Lah, mana aku tau, Sakura. Seharusnya kau ingat kalau aku paling bodoh di pelajaran sejarah Jepang. Lagipula untuk apa kau bertanya tentang itu?" Ino mengerutkan dahi.

"Ayolah Ino, aku melihat papan bertuliskan 'Kerajaan Kosho, kerajaan termansyur' di jalan tadi. Aku ingin tau kerajaan macam apa itu." Aku berusaha membujuk Ino dengan alasan yang dibuat-buat.

"Kenapa kau penasaran pada hal aneh sih? Ish, baiklah." Ino mengeluarkan benda persegi yang ternyata bernama ponsel dari sakunya dan mulai mengetik sesuatu disana.

"Nah, ketemu. 'Kerajaan Kosho adalah salah satu kerajaan yang pernah berdiri di Jepang. Kerajaan ini diperkirakan berdiri sekitar tahun 500 Sebelum Masehi. Kerajaan ini runtuh dan bergabung dengan Kekaisaran Jepang'. Nah, itu garis besarnya. Apa kau masih punya pertanyaan aneh lagi?" Ino kembali memandangi ku. Aku buru-buru menggeleng.

"Tidak, kurasa cukup untuk hari ini."

"Hah, ya, kau benar." Ino kemudian menguap lebar-lebar. "Aku sangat mengantuk sekarang karena lelah menjawab pertanyaan mu. Berhubung kau baru keluar dari rumah sakit, kau perlu banyak istirahat. Ayo sekarang kita tidur."ajak Ino sambil menarikku berdiri.

*
*
*

Aku berbaring di ranjang sambil memandang langit-langit kamar. Aku dididik dengan ajaran kental agama Shinto. Aku sangat religius dan aku mengingat salah satu ajaran Shinto tentang reinkarnasi. Dikatakan bahwa jika ada orang yang berbuat kesalahan dan sangat menyesalinya, dia akan terlahir kembali ke pribadi yang baru untuk bertobat.

Aku telah membuat kesalahan besar dan sangat menyesali nya. Jadi mungkin gadis ini adalah reinkarnasi ku. Aku diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri dengan terlahir kembali di tubuh gadis ini. Aku yang sebenarnya hidup di masa Kerajaan Kosho pada tahun 500 Sebelum Masehi terlempar ke waktu ini. Aku terlempar ke masa depan!

.
.
.
.
.

Bersambung.

PS.

Klo ada typo, mohon dikoreksi🙏

ReinkarnasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang