Hospital

173 16 2
                                    

'Hei apa kau ingin ikut joging?'

'Tolong! Tolong aku! Siapapun kau! Kepala ku sakit'

'Hei ada apa? Tenang lah aku akan segera kesana! Jangan kemana mana!'

Kurasa teloon itu tidak di matikan. Aku masih terbaring di lantai dengan rasa sakit yang hebat. Aku tak sanggup lagi menggenggam ponsel ku. Ku jatuhkan ponselnya namun aku masih bisa mendengar suara orang panik sambil bergegas berlari. Aku pun tak tahu pasti siapa orangnya. Aku hanya menunggu seseorang menyelamatkan nyawa ku.

Suara langkah kaki terdengar di telingaku. Walau aku tak yakin jika itu benar benar orang yang akan menolong ku. Mata ku rabun, aku hanya bisa melihat awan kabut di mata ku. Sementara aku seperti mendengar suara keributan. Aku mencoba untuk tetap sadar.

Terlihat kabur, namun orang itu seperti familiar di mata ku. Aku tak mempedulikan itu sekarang. Nyawa ku.

Itu semua hal terakhir yang bisa ku ingat. Semua bagaikan hilang saat aku terbangun di ranjang rumah sakit. Kepala ku masih sedikit sakit. Ku tolehkan kepala ku ke arah kiri dan tangan ku, terasa hangat.

Ku lihat Oppa ada di samping ku dan tertidur. Kini aku sadar itu sudah sore. Saat itu ku lihat jam dinding dan ku lihat jarum pendek menunjuk angka 5.

Oppa terbangun dan dia memelukku.

'Apa yang terjadi dengan ku?' ia melepaskan ku dari pelukanya dan mulai menjelaskan situasi ku saat ini.

'Pertama Jhope bilang dia menelpon mu dan kau meminta pertolonganya. Ia bergegas ke apartemen ku dan meminta ku memanggil ambulan sedangkan dia mengahampiri mu yang pingsan di lantai dekat meja rias mu'

Ekspresinya seperti orang lesu. Dia terlihat sangat lelah. Aku menyuruhnya tidur di Sofa.

'Oppa pasti lelah kan? Oppa tidur saja aku baik baik saja kok'

'Bolehkah? Kalau begitu kau jangan kemana mana, Jhope akan ke sini untuk menjenguk dengan yang lain' dia akhirnya pergi ke sofa dan tertidur seperti kucing.

Tak lama, dokter masuk ke ruangan ku. Layaknya dokter, ia membawa hasil pemerijsaan ku tadi siang. Jantung ku berdegup kencang. Aku khawatir akan sesuatu yang tak bisa ku bayangkan.

'Bagaimana keadan mu Yoo Na?'

'Sepertinya aku merasa lebih baik'

'Okey, ini hasil pemeriksaan mu, kau harus operasi usus buntu paling lama minggu depan, jangan pikirkan itu terlalu keras dan istirahatlah' jelas dokter yang lalu memberikan ku selembar kertas dan pergi dari ruangan itu.

Aku, takut untuk mengatakan hal ini pada orang lain. Entah kenapa itu membuat ku gelisah setiap aku melihat kertas itu. setelah tak lama dokter keluar dari rungan ku, suara langkah kaki yang bergemuruh mulai terdengar jelas di telingaku. Ya aku sudah menduganya. Itu Jhope dan Jin Oppa, Dino dan Umji. 

Umji berlari dan langsung memeluk ku. Entah kenapa, pelukanya hangat. Dino menatap ku sembari mengangkat plastik berisi makanan.

'Aku gapapa kok, makasih udah dateng, Apa itu?' tanya ku sambil menunjuk kantung yang, besar.

'Indonesia, makanan sehat indonesia edition!!'

'Gomawo yeorobun'.

'ini karena kau kebanyakan makan seblak di indonesia, kau harus menjaga kesehatan mu, bagaimana dengan rekamanya? Suga juga pasti sang-'

'Jin hyung udah deh, mending kita makan' sela Jhope.

Jin Hyung membangunkan Oppa yang masih tertidur. Sejujurnya aku lemas hingga tak ingin makan. Membuka rahangku saja sudah melelahkan. Suasananya hangat. Semua orang merawat ku dengan baik. Mereka juga menceritakan pengalaman mereka.

Di sela pembicaraan seseorang mengetuk pintu kanar ku. Tentu semua orang bingung. Dino membukakan pintunya sementara yang lain memperhatikan.

'Surprise!!'

Sosok itu. Siluetnya, aku ingat betul siluet itu. Jena. Aku melongo terkejut melihat kedatanganya. Aku bukan orang yang religius tapi aku sangat bersyukur di kala aku jatuh, selalu ada orang yang menolong ku dan setelah itu kami tertawa.

Dia tersenyum lebar dan melambaikan tanganya pada ku. Ah sosok lugu itu. Sebenarnya apa yang dia lakukan di sini?.

Kejadian yang sesungguhnya.
Jakarta, sebelum Yoona berangkat. <Jena POV>

Sudah sehari semenjak aku kembali dari konser tapi dia tak menguhungi ku?. Anak itu apa dia marah dan mengabaikan ku?. 

Itu yang aku pertama kali pikirkan. Tapi setelah satu email masuk ke inbox ku pikiran ku berubah total. Jika di bayangkan itu akan membuatmu lompat dari kasurmu.

Sebuah Email masuk dan itu dari Bighit. Setelah aku ingat ingat, tak pernah sekali pun aku mengikuti audisi di bighit kan?.

Kubaca dengan baik email itu. Ya aku akan pergi kekorea tak lama setelah Yoona pergi. Itu hal gila. Siapa yang tidak ingin. Email itu menyebutkan aku hisa menetap di korea. Siapa pula yang akan menolak tinggal di korea?.

Jadi aku bertemu dengan salah satu staff di cafe dan membicarakan hal itu. Semua berjalan lancar dan kami mendapatkan kesepakatan yaitu.

Kembali ke masa sekarang.

'Makanya kalo gw bilang stop makan seblak ya stop, kena kan lu'

'Bisa bisanya gw mikir lu anak polos'

'Bisa bisanya gw perut lu kuat'

MAAF BANGET YEOROBUN EPS KALI INI PENDEKㅜㅜ
MIANHAE YEOROBUN AUTHORNYA SEDANG SIBUK GARA GARA DI PERBUDAK GURU~~
sekian EPS kali ini, semoga kalian suka~
Votenya jangan lupa yeorobun~~

KHAMSAHABNIDA~~
MIANHABNIDA~~~

My Brother Is An IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang