Fatur meraih tangan Dena dan menggenggamnya. "Gue masih sayang sama lo, Den."
"Saya nggak, Pak."
Dena langsung turun dari mobil milik Fatur. Cowok itu mengepalkan tangannya yang sudah kosong.
Ini yang ia takutkan. Setelah mengatakan yang sejujurnya, Dena malah menolaknya. "Kejar, gue harus kejar. Gila aja, harga diri gue, nih," gumam Fatur.
Fatur langsung turun dari dalam mobilnya. Cowok itu mencengkal pergelangan tangan Dena, "Maaf soal tadi jangan kamu fikirin. Kayanya saya masih sakit, jadi ngelantur kaya tadi. Kamu jangan geer, kamu tau sendiri saya udah punya Lucy," kata Fatur.
Fatur membuang arah pandangnya. Sejujurnya, ia tak rela mengatakan ini pada Dena. Tapi ... Daripada harga dirinya jatuh di depan gadis itu. Lebih baik ia memakai slogannya.
Dena tersenyum, "Saya tau, Pak," jawab Dena.
"Bagus kalau kamu tau."
Sebuah motor berhenti tepat di depan Fatur dan Dena. Si pengendara tercengir lebar, "Selamat sore, Pak Bos. Makasih udah jagain calon isteri saya."
Kalian pasti tahu siapa pemilik suara itu. Yap, Bima. Memang siapa lagi cowok yang suka mengaku-ngaku sebagai calonnya Dena?
"Ngapain kamu?" tanya Fatur sinis.
"Sekarang bagian saya, Pak. Ayok Den kita pulang, mampir ke tukang batagor dulu, kuy!" ajak Bima.
Fatur menahan lengan Dena, "Gak ada! Dena pulang sama saya," ujar Fatur.
"Bapak serakah banget sih. Kan kemarin udah," ujar Bima kesal.
"Kamu fikir Dena beng-beng harus saya bagi-bagi? Dena punya saya!" ujar Fatur tanpa sadar.
Bima dan Dena cengo. Kedua insan berbeda jenis itu saling pandang dengan alis yang berkerut, "Bos, Bos suka sama Dena?" tanya Bima.
"Saya? Suka sama Dena? Bercanda kamu," jawab Fatur seraya tertawa canggung.
"Lah? Tadi Bos bilang Dena punya Bos," kata Bima.
Fatur mengerutkan alisnya, "Masa, sih? Ngada-ngada kamu. Telinga kamu bermasalah kali. Makannya beli korek kuping yang harganya 100 juta," jawab Fatur asal.
"100 juta mending saya pake buat usaha batagor, Pak," sahut Bima.
"Ah udahlah. Dena, ayo pulang," ajak Fatur.
Dena melepas cengkalan Fatur. "Saya bareng Bima, Pak," ujar Dena.
"Nah kan, Dena milih saya, Pak. Dia kan suka batagor, ayok Den naik kita pulang!" ajak Bima.
Fatur menghalangi motor Bima. Cowok itu melotot ke arah Dena, "Dena, turun! Pulang sama saya."
"Pak, saya---"
"Kamu mau batagor? Saya beli sama gerobaknya. Cepet turun!"
"Pak, jangan maksa gitu, dong. Namanya gak adil, kita sesama calon suaminya Dena harus rukun, adil, dan rajin menabung, Pak," kata Bima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Geer! [OPEN PRE ORDER]
General FictionFollow dulu dong biar jadi cees:v PART MASIH LENGKAP *** "Saya bisa loh banting bapak sekarang juga." "Saya juga bisa loh pecat kamu sekarang juga." Bagaimana rasanya ketika mempunyai bos rese dengan tingkat kepercayaan dirinya yang tinggi? Terlebih...