Apa yang Terjadi Pada Kaumku?

3 0 0
                                    

Kaumku?
Loka, Dunia, atau Fana?

Kulangkahkan kakiku ke ujung dunia
Merekap kembali melalui jendela angkasa
Tujuh kali kupandang.
Dua kali ku terkesiap.
Dunia yang kulihat memanglah duniaku.

Panas bagai banaspati
Sensitif bagai dinamit
Liar bagai nafsuku
Nan lemah bagai nyaliku

Aku tak marah
Tak lagi pun mengamuk
Aku hanya heran
Mengapa mengganggap itu kebohongan?

Duniaku?
Begelimang harta
Relasi
Juga sampah

Berakal cerdas
Laras
Juga licik

Kuterima semua itu
Manusia tetaplah manusia
Salah tetaplah salah
Dan munafik tetaplah munafik

Seingatku, manusia tak ada yang sempurna
Tapi mengapa menyanjung yang hampir sempurna?
Adil?
Adil
Tapi mengapa?
Moral? Etiket?
Maaf, kami tak mengenalnya

Tunggu…
Lamunanku membuncah
Air atap menetes di pelipisku
Rusa merah menggelegar di hatiku
Duniaku bisa berubah

Bagaimana?
Diam
Kami sudah menemukan caranya.
Yaitu tersenyum lebar
Dan melawan semua kebohongan ini

Dasar monyet pembohong.

Antologi SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang