[12.] Gadis yang malang

709 68 40
                                    

Selamat membaca Bab keduabelas 🦋

Note: Cerita ini hanya fiksi belaka, ambil baiknya, tinggalkan buruknya. Semoga pesan baiknya selalu tersampaikan ke kalian 💭

Ramaikan, supaya aku cepat update!

•••••

12. Gadis yang malang


"Assalamu'alaikum, Kak Rashel!"

Alena memencet bel kecil yang ada di samping pintu rumah Rashel, tak hanya itu, gadis ini juga mengetuk-ngetuk pintu beberapa kali.

"Kak Rashel, tolongin aku!"

"Kak!"

Tak lama, pintu rumah ini terbuka, ada Neza— bunda Rashel yang berdiri di hadapan Alena. "Len, ada apa kamu teriak-teriak malam-malam begini?"

"Tante, tante— tolong."

Neza mengerutkan keningnya. "Tolong apa? Tarik nafas dulu, baru bicara ya, nak."

"Itu tante, tolong kakak ku, Kak Zee pingsan di kamarnya, dirumah gak ada orang, cuma kita berdua aja. Tolong tante," ujar Alena.

"Astaghfirullah, Zee. Ya udah kamu tenang ya, kita ke rumah mu sekarang."

Saat Neza akan menutup pintu rumah dan ikut bersama Alena ke rumah sebelah nya, Rashel datang dari arah dalam dan memandang heran kearah kedua orang ini. "Bunda, ada apa?"

"Lena ngapain?" tanya Rashel.

"Kak Zee pingsan, Kak Shel. Ayo kerumahku, tolongin kakak!" jawab Alena.

"Ya Allah. Ya udah ayo!"

Mereka bertiga bergegas pergi ke rumah Zeera untuk membantunya. Setelah sampai di kamar Zeera, Neza mencoba untuk mengecek suhu tubuh gadis ini yang ternyata panas.

Alena datang, membawakan sebuah baskom kecil berisi air hangat serta sebuah sapu tangan. "Ini air kompresan nya, tante."

"Makasih ya." Neza mengompres kening Zeera dengan sapu tangan yang di basahi dengan air hangat tersebut. Tak lupa mengoleskan sedikit minyak angin di sela antara hidung dan mulutnya. Semoga saja Zeera bisa sadar lebih cepat.

"Kakak gak apa-apa kan, tante?"

"In syaa Allah baik-baik aja ya, Len."

"Kalau boleh tante tau kenapa Zee bisa kayak gini?" tanya Neza.

Alena menunduk sejenak, sebenarnya agak takut untuk bercerita, takut ibunya tau dan akan marah. Atau— akan membuat keributan nanti.

"Lena, bundaku tanya kamu loh," sambung Rashel dengan wajah sedikit kesal.

"Iya, itu— jadi, ibu ngurung Kak Zee di kamar dari kemarin sore, tante. Ibu gak kasih kakak makan dan minum juga. Tadi, ibu sudah pergi dari siang, terus aku kepikiran untuk bukain kamar Kak Zee buat lihat keadaan nya mumpung gak ada ibu. Eh, pas aku buka kamar ini, Kak Zee udah pingsan di lantai," jelas Alena.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be My Butterfly [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang