19

6.1K 645 51
                                    

HARI INI ZHA UPDATE LOH😊
..
BANYAKIN VOTE DAN KOMENTARNYA YAA, BIAR MAKIN CEPET UPDATENYA🤟
.
.
.
.
.
.
.
.
...


Bukan maksud Jeno untuk menghilang

Bukan maksud Jeno mengacuhkan Ryujin, apalagi Aeri

Tapi dia hanya sedang mencoba untuk memberi ruang. Dia ingin baik Ryujin, Haechan, maupun Aeri bisa lebih dekat dan akhirnya saling membutuhkan. Dia menyadari jika Haechan sudah mulai berubah, pria itu sering berkunjung ke sekolah Aeri, memotret Aeri secara diam-diam, menjaga Aeri dan Ryujin dari kejauhan saat keduanya kembali untuk pulang kerumah, serta mengamati rumah Ryujin tanpa berniat mengetuk ataupun menyapa pemilik rumah.

Tak bisa di pungkiri bahwa sedikit banyak ia merasa takut dan cemburu. Bukan karena ia memiliki perasaan lebih kepada Ryujin, hanya saja....

Entahlah Jeno sendiri tidak tau harus mengartikan seperti apa, yang jelas dua tidak memiliki perasaan spesial pada wanita itu.

Ia hanya merasa sudah terbiasa menjadi tempat keduanya untuk bergantung, dan dia suka.

Dia suka bagaimana Aeri tertawa bahkan menangis karena merindukannya, dia suka bagaimana Aeri berlari dan memeluk erat tubuhnya begitu ia tiba di depan pintu rumahnya, dia suka bagaimana cara Aeri memanggilnya appa dengan semangat melalui seberang panggilan video.

Semua hanya tentang Aeri

Saat ia melihat raut penuh harap di wajah gadis kecil itu saat menginginkan paman tampannya, hati Jeno berdenyut nyeri. Bukan marah, hanya sedikit sakit.

Sejak saat itulah Jeno mulai berpikir bahwa sekuat dan sedekat apapun dirinya dengan Aeri dan Ryujin, tetap saja yang sesungguhnya mereka butuhkan adalah Lee Haechan, bukan Lee Jeno.

“Butuh teman ?”

Jeno yang sejak tadi melamun di dalam kamarnya lantas menoleh ke arah pintu dan mendapati Jaemin memasuki kamar dengan dua kaleng bir.

Setelah mendudukkan dirinya di samping Jeno, Jaemin lantas menyerahkan salah satu kaleng bir miliknya kepada Jeno.

“Masih mau menghindari mereka ?” Tanya Jaemin tanpa menoleh ke arah Jeno. Bibirnya menyesap perlahan bir kaleng di tangannya.

Jeno tidak menjawab, kepalanya tertunduk dengan tangan yang memegang kuat bir kaleng di tangannya.

“jangan seperti ini, kau membuat anakmu menangis”

“kau tidak tau Jaemin-a” ujar Jeno

Keduanya berbicara tanpa saling bertatapan, mereka hanya menatap lurus kedepan yang memperlihatkan pemandangan malam dari jendela kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Keduanya berbicara tanpa saling bertatapan, mereka hanya menatap lurus kedepan yang memperlihatkan pemandangan malam dari jendela kamar.

“aku tau, dan caramu yang bersikap seperti ini adalah salah Jeno-ya”

DIAMENTE [Haechan NCT💚Ryujin Itzy]   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang