14💫

12 7 3
                                    

HAIHAI:)
Dengerin lagu nya yaa biar enjoy.
Happy Reading   📖

Setelah sampai di suatu kedai, Reta dan Denis pun turun dari mobilnya.
Tak, Reta menutup pintu mobil dan segera memasuki kedai itu, Denis berjalan menyusul Reta yang kini berada di depannya.

"Kak satenya 20 tusuk ada?" Tanya Reta kepada penjual satai

"Bisa mba, mau sate apa?" jawabnya

"Kambing sama ayam deh"

"Dipisah ya mba?" Reta hanya mengangguk

Sesekali Reta melirik ke arah Denis yang kini berdiri di sampingnya dengan wajah datar, kakaknya ini benar-benar terlihat tampan.

"Kalo gitu saya mau 10 tusuk" ucap Reta

"Loh abang ga di pesenin?" Tanya Denis

"Saya 10 tusuk, abang saya 10 tusuk." ucap Reta memperjelas

"Makan disini atau di bungkus?" Tanya penjual satai itu kembali

"Makan disini aja deh" ucap Reta "tapi saya mau kedepan dulu kak sebentar, saya booking tempat diujung bisa?" Lanjutnya

"Bisa kok mba"

"Jadi semuanya berapa?" Tanya Reta

"70ribu mba"

Reta melirik kearah Denis, Denis yang menyadari itu hanya mengerutkan dahinya. "Bayar" ucap Reta lalu meninggalkan Denis.

.

"Dek mau kemana dulu nih?" Tanya Denis menatap Reta "mau beli jus dulu atau beli roti bakar dulu?" Lanjutnya

"Roti bakarnya rame, jus juga rame, beli es krim dulu aja deh" Reta menarik lengan Denis kesebuah minimarket.

"Kak Reta?" Reta menoleh kearah sumber suara yang ternyata adalah suara Frisca, kekasihnya Malik, ya mereka sedang berdua.

"Hai, kamu darimana?" Reta tersenyum canggung

"Saya dari minimarket kak" ucapnya sesekali menatap kearah Denis, hem tidak di hiraukan Denis memang tampan "kakak sama siapa?" Tanyanya lagi

Disana Denis hanya terdiam, ya Denis memang sosok yang tak banyak bicara jika tidak perizinkan bicara, ia hanya memperhatikan berbincangan adiknya saja.

"Oh kenalin" Reta melirik kearah Denis "Pacar saya" tanganya pun tak tinggal diam dengan erat lengan Reta mengingkar di pinggang Denis.

Malik membelakkan matanya terkejut karena notabennya ia tidak tahu jika Denis bukan kekasihnya, Reta yang menyadari hal itu pun tersenyum jahil.

LO PIKIR LO DOANG YANG BISA PUNYA DOI.
MAMAM TUH TIPU TIPU.

"Hai kak, kenalin saya Frisca adik kelasnya kak Reta, dan ini pacar saya Malik" Denis mengangguk mengerti, Reta melakukan ini karena ingin memanasi Malik. Dengan percaya diri Denis merangkul pundak adiknya, Denis tahu jelas bahwa kini wajah Malik mulai memerah, tepatnya menahan cemburu.

"Kita duluan ya, soalnya mau dinner" ucap Reta bersikap manis.

"Iya kak".

Setelah memasuki sebuah minimarket dan memilih-milih banyak eskrim cemilan lainnya, kini Reta dan Denis tengah berdiri di antrian kasir.

"Bang" Denis menaikan sebelah alisnya "Aku tunggu mobil aja deh, ngantuk." Lanjutnya

"Loh?"

"Abang yang bayar dikasir, Reta tunggu mobil" Reta segera memberikan keranjang belanjaannya pada Denis.

Tak butuh waktu lama mereka pun kembali ke kedai satai, ya tepatnya mereka sudah menyantap satai tersebut. Dengan lahap Reta menikmati makanan favoritnya, sementara Denis selalu memandangi wajah adiknya yang sangat menggemaskan.

"Ngapain liat-liat?" Reta menatap Denis tajam

"Makannya kaya bayi" ucap Denis seraya terkekeh, benar saja wajah Reta sangat belepotan akibat bumbu satai yang ia makan.

"Enak sih" jawabnya dan kembali melahap satainya.

"Elap nih malu" Denis menjulurkan kotak tisu yang sudah disiapkan oleh pemilik kedai

"Jangan ganggu deh ini tuh lagi pw"

"Pw?" Denis menaikan sebelah alisnya, bahasa Reta benar-benar membingungkan

"Ga gaul banget sih, pw itu artinya posisi wenak Makanya bang jangan kelmaan di rumah sakit jiwa jadi kudet kan?"

"Enak aja sembarangan, abang di rumah sakit itu kerja berfaedah, emangnya kamu main rebahan sambil main sosmed mulu"

"Heh! Abang sembarangan gini-gini Reta lagi menyusun planning loh" ucap Reta ketus

"Planning apa orang tiap hari kerjaannya begitu mulu mononton"

"Plis ya bang jangan bersoda itu fitnah namanya" bantah Reta dan Denis hanya mengganggukinya sebanyak 3x. Seketika suasana menjadi hening, setelah selesai makan Reta menatap wajah Denis dengan sendu, Denis yang terusik segera menatap Reta.

"Kenapa?" Tanya Denis

"Abang sayang ga sama Reta?" Tanya Reta

"Pertanyaan ga berbobot. jelas dong kamu itu belahan jiwa abang, sayang abang ke kamu itu melebihi sayang yang pura-pura depan mantan, asekk"

"Dih, orang lagi serius juga"

"Iyalah, emangnya kenapa?" Wajah Denis kini berubah menjadi serius.

"Semisal nanti Reta udah punya keluarga sendiri, maksudnya nikah. Apa Reta masih bisa debat sama abang, becandaan sama abang, jahilin abang?" Kini air mata Denis menetes, ia sudah berusaha membuat Reta melupakan masalahnya namun nihil, ia benar-benar memikirkan pernikahnnya nanti.

"Tentu" Denis tersenyum berusaha menatan tangisnya "kita kan keluarga, ga ada yang akan misahin kita" lanjutnya

"Kan nanti kalo Reta udah nikah tinggalnya bukan di rumah kita lagi?"

"Tapikan kamu masih bisa main kerumah, pintu rumah terbuka luas untuk kamu" mendengar kalimat ini Reta menangis pelan.

"Hiks Reta gamau ni-" Denis segera menahan bibir Reta dengan jari telunjuknya, agar ia berhenti mengatakan yang tidak-tidak.

"Ih tangan abang bau terasi" Reta berdecak kesal

"Sembarangan ini tuh wangi sate, tuh es krim kamu nanti cair" Denis menatap kearah plastik yang berisikan jajanan tadi.

"Oh iya, yaudah yuk pulang" ucap Reta

"Tunggu, abang pesen sate lagi untuk mamah" ucap Denis seraya mendekati penjual satai

"Papah?"

"Iyalah papah juga"

"Calon menantu yang baik, untuk mertua yang baik. Wk" gumam Reta yang masih terdengar Denis

...





SELAMAT MALAM
RALAT, MAKSUDNYA SELAMAT PAGI
WK. KAN JAM MENUNJUKAN PUKUL 02:25. UDAH PAGI KAN?
OGHEY?

SEEYOU JAN LUPA VOTE👍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Move'on Kuy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang