“Siapa yang harusnya pergi?”
****
Udah jam setengah 12 malam, dan Jungkook masih setia berdiri di depan sebuah pintu berwarna coklat itu.
Pintu nomor 283. Pintu kamar rawat Yoongi.
Pintu yang jadi saksi betapa paniknya Sooyeon sesampai mereka di rumah sakit dan bingungnya Jungkook atas semua kejadian yang sampai sekarang masih belum bisa dia terima.
Yoongi kecelakaan, dan Sooyeon lagi di dalam ruangan itu.
Jungkook mau berpikir positif, tapi enggak bisa.
“Yeon, siapa yang sakit?”
“Kak, please enggak sekarang.”
“Tapi..”
“Kak! Kak Yoongi ada di dalem, dan dia butuh aku. Maaf.”
Jungkook tersenyum miris, tiba-tiba inget percakapan dia sama Sooyeon satu jam yang lalu.
Jadi, cuma Yoongi yang butuh Sooyeon? Sooyeon anggap dia apa?
Atau mungkin malah dia yang selama ini dibodohi?
Suara langkah kaki terdengar dari sisi kiri Jungkook. Dia noleh dan saat matanya ketemu sama mata besar milik kakak tingkatnya itu, Jungkook langsung menyapa.
“Bang.”
Chanyeol—seseorang yang disapa Jungkook—cuma ngangguk. “Enggak capek berdiri mulu?”
Jungkook berkedip lalu menunjuk dirinya sendiri, “gue bang?”
“Ya iyalah! Emang siapa lagi yang dari tadi berdiri kayak orang bego sambil liatin pintu yang bahkan enggak mungkin lari dari tempatnya selain lo?”
Chanyeol mulai emosi jadinya, tapi detik berikutnya dia malah kasian ngeliat Jungkook. Tangannya nepuk pelan pundak Jungkook sambil nyuruh si empunya badan duduk di kursi tunggu.
“Sabar ya, mungkin lo bingung. Gue juga sih awalnya tapi nanti lo juga tau sendiri kalau mereka berdua masih belum bisa dibilang pisah.”
Jungkook diem, enggak membalas perkataan Chanyeol yang sepertinya memang enggak bisa dia bales dengan apapun.
Ada jeda panjang sebelum Jungkook mulai membuka mulut,“jujur gue bingung bang, kayak... kemarin gue sama Sooyeon masih baik baik aja, masih seperti pasangan yang lain. Tapi kenapa sekarang keadaan malah balik lagi? Kenapa disini malah gue dibuang lagi?”
Chanyeol ketawa pelan, “dibuang lagi? Sorry, bukan mau sarkas tapi lo yakin lo udah bener bener diterima sama Sooyeon? Atau memang dari awal dia enggak niat terima lo lagi?”
Kalau boleh Jungkook memaki, dia akan memaki-maki orang yang duduk disampingnya ini dengan suara keras.
Tapi Chanyeol enggak salah. Jungkook juga sadar itu, dan dia jelas enggak salah dengan pemikirannya.
Belum juga Jungkook membalas, mulutnya tertutup kembali ketika pintu di depan mereka tiba-tiba terbuka.
“Soo—”
“Kak, kakak pulang aja. Aku kayaknya nginep disini, kak Jin udah aku telpon. Lagi pula ada kak Chanyeol yang bisa bantu aku kalau ada apa-apa. Iya kan kak?” Sooyeon berujar sambil menatap Chanyeol yang masih nyaman duduk sambil menyimak percakapan mereka.
Chanyeol lantas mengangguk, “denger kan Kook? Mending lo balik, atau mau gue anterin takut di jalan kenapa napa.”
Jungkook senyum, tepatnya maksain senyum. Dia menggeleng sebagai jawabannya untuk Chanyeol dan mengangguk lemas untuk Sooyeon.
Kakinya dia bawa dengan berat menjauh dari kekasih-nya itu. Entahlah apa Sooyeon masih bisa dia sebut sebagai kekasihnya setelah apa yang dia dengar dari Chanyeol tadi.
Sial, kepalanya mau pecah karena ini. Mungkin memang lebih baik dia pulang dan istirahat.
Dan mungkin aja besok akan ada kejelasan dari semua ini.
***
Halo!
Aku balik.Terakhir aku update 11 Desember 2019, dan sekarang udah 12 Desember 2020. Udah setahun ternyata...
Aku baru aja baca komen yang kalian tinggalin di part sebelumnya, maaf ya buat kalian nunggu lama:(
Dan makasih yang masih nungguin stalk, aku akan lanjut ini pelan pelan. Semoga aku gak kena writer block lagi, apalagi sampe setahun :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalk 2 | Jjk
Fanfiction"Kamu itu manis kayak permen kiss, bawaannya mau nge kiss aja nih hehehe." [sequel stalk | jjk]