Happy reading
*****
"Kerjakan dengan teman sebangku,
dikumpulkan pada jam pelajaran saya minggu depan." Ucap Bu Dwi--Guru Biologi. "Yang gak ikut mengerjakan, namanya gak usah ditulis!" Bu Dwi melangkah keluar kelas.Adara sedikit keberatan lebih baik mengerjakan sendiri dari pada satu kelompok dengan Agam. Tapi Kalau di pikir-pikir lagi mungkin ini bisa menjadi kesempatannya untuk bisa mendekatinya.
"Ngerjain kapan?" tanya Adara kepada Agam.
"Terserah"
"Minggu bisa?" tanya Adara lagi.
"Terserah."
"Jam 10, di Cafe Orange!" finalnya. Adara ingin menjambak rambut Agam yang saat ini sedang meletakkan kepalanya diatas tas. Kenapa Agam seperti cewek saja yang ditanya jawaban nya selalu 'terserah' mulu, Adara kan jadi kesal. Ini kan demi nilai bersama juga. Dia bisa saja tidak mencatat nama Agam, tapi ia juga kasian ia teringat ucapan gurunya untuk membantu Agam yang tertinggal.
Agam mendongakan kepala, melihat Adara yang sedang menatap bengis ke arahnya. "Terserah, gue ngikut lo," ia meletakkan kembali kepalanya ke atas tas yang menjadi bantalan. "Jangan ganggu, gue mau tidur."
Adara menghela napas panjang. Agam saja seperti ini, mana bisa ia merubah perilaku Agam. kalau bukan ada niat dalam diri sendiri ya mana bisa? Ada ada saja gurunya ini memberikan perintah kok lucu sekali. Emang Adara ini tuhan apa? yang bisa sekali 'cling' Agam langsung berubah menjadi sosok kalem dan pintar.
'kan belum gue coba' pikir Adara. Apa ia harus menjadi teman Agam supaya bisa membawanya kejalan yang benar? Pasalnya teman teman Agam ini gak ada yang waras sifatnya 11 12 sama Agam.
Adara lalu mengedarkan pandangan nya ke penjuru kelas melihat keberadaan seperkawanan Agam. Pandangan nya berhenti pada Rangga yang sedang berdebat dengan Raisa, selanjutnya melihat ke arah Deva yang sedang tidur. terakhir melihat Roni yang berbicara dengan Erika, menurut analisa nya sih, Roni yang lebih mending dari ketiganya.
'Ah yaudah lah, mungkin gue harus mencoba terbuka. Agam juga gak salah apa-apa kenapa coba gue harus benci dia?' pikir Adara. Ia menggeleng, Tapi namanya gak suka tetep aja gak suka. Ia teringat sikap Agam yang gak disukainyaa.
Ia melihat Pak Tono memasuki kelas untuk mengajar pelajaran selanjutnya. Ia membangun kan Agam, menyenggol lengannya, yang membuat Agam terbangun dari tidur nya.
Agam mengernyitkan bingung, memberi tatapan bertanya. Adara mengisyaratkan melalui matanya, menatap kedepan kelas seolah memberi jawaban, 'ada Pak Tono' Agam tampak tak acuh dan ingin melanjutkan tidurnya lagi tapi Adara malah menarik kerahnya yang membuat dia kembali menegakkan kepalanya.
"Kasar banget sih jadi cewek." kesal Agam, ia membenarkan kerah kemeja nya yang tadi ditarik Adara.
"Jangan tidur." Ucap Adara. Agam mengernyit bingung, biasanya juga Adara bodoamat kalau dia sedang tidur atau sedang apa kek, yang penting gak ganggu Adara aja. Tapi kenapa kali ini berbeda?
Agam menuruti perkataan Adara, tetapi Ia merasa matanya saat ini tidak bisa diajak berkrompomi. Akibat begadang menonton pertandingan bola semalam yang membuat nya baru tidur jam 4 subuh.
Kepalanya berada pada tumpuan tangannya. ia terayun-ayun, setiap kepalanya jatuh Adara akan menyenggolnya dan Agam akan kembali mendongakan kepala nya. Begitu terus sampai Adara merasa kesal, dan menggeplak keras kepala Agam. Ini adalah cara Adara untuk dekat dengan Agam, pakai kekerasan.
"Cuci muka sana!" perintah Adara pada Agam yang meringis kesakitan sambil mengusap belakang kepalanya yang masih merasakan sakitnya geplakan tangan Adara.
Agam lalu meminta izin pada Pak Tono untuk ke kamar mandi.
Adara berpikir, langkah pertama tidak seburuk yang ia kira.
******
"Uang jajan gue dipotong."
"Hahaha syukurin lo." tawa ketiga temannya kepada Agam yang sedang bercerita tentang kejadian kemarin dan berakhir dengan dipotong nya uang jajan nya. Ini lebih baik, daripada ia ia tidak diakui anak lagi.
"Lu ngadi ngadi sih, emak sendiri di tinggal." komentar Roni
"Ngakak banget gue sumpah." ucap Rangga sambil memegangi perutnya yang sakit akibat tak henti-henti nya tertawa.
"Lo sih ngajak gue main, kan jadi lupa kalau lagi nganterin mak gue ke Pasar." tuduh Agam.
"Idih nyalahin gue lagi." kesal Rangga.
"Udah-udah jangan berteman, lebih baik baku hantam." ucap Deva ngaco, dan dihadiahi tatapan tajam dari Agam dan Rangga.
"Heh menurut lu itu Adara gimana?" ucap Agam random. Tidak ada angin tidak ada apa bisa bisa nya ia berucap diluar topik sebelum nya.
"Cantik. tapi dari sepandangan gue sih kayaknya dia gak suka sama kita kita." jawab Rangga dan diangguki oleh ketiganya, Agam setuju dengan jawaban Rangga, ia tau setiap tatapan yang Adara berikan kepadanya adalah tatapan benci, dari situ ia tau kalau Adara tidak suka dengannya.
"Lu tau gak dulu awal masuk IPS 2 gue sok asik sama dia. eh, di cuekin dong." Ucap Deva menimpali. Agam jadi teringat dia juga sering mengajak berbicara Adara tapi tak pernah ditanggapi, hanya pandangan sinis yang ia dapatkan. Tapi semenjak 1 minggu satu bangku dengannya, Adara sudah sedikit bisa diajak berkomunikasi.
"Adara itu luarnya aja sok keras, tapi gue tau dia sebenarnya rapuh." kali ini Roni berbicara. "Kenapa jadi bahas Adara?"
"E..eh..enggak cuma penasaran aja." Agam tampak gugup dengan pertanyaan mendadak dari Roni. "Cuma pengen mencoba mengenal teman sebangku gue." lanjut Agam beralasan.
Deva melirik curiga. "Apa?!" Tanya Agam dengan pandangan seolah menantang.
Deva menggeleng. "Bagi rokok dong."Mereka berempat sedang berada di rooftop sekolah. Dan tentunya sedang bolos pelajaran, karna bel selesai istrahat sudah berbunyi sejak 20 menit yang lalu.
Waktu bolos dijam pelajaran 60% dijamin tidak akan ketahuan, karna para guru sedang sibuk mengajar. 40% tergantung yang di atas.
"Heh! Sedang apa kalian!" mereka berempat melirik kesumber suara.
SIAL!!
60% tidak berada dipihak mereka
Pak Iwan sedang berdiri disana, di pintu masuk roftoop dengan tongkatnya yang selalu dibawanya.
Mereka menepuk jidat bersamaan, lupa. Bahwa hari ini jadwal Pak Iwan menjadi guru piket, yang artinya diharamkan bagi murid untuk telat atau pun membolos dari jam pelajaran.
*****
Vote and komen ya..
1 vote dari kalian sangat membantu aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You
Teen FictionAdara Calista. Gadis pintar yang ditugaskan sang guru untuk mengubah perilaku siswa yang terkenal berandal disekolah nya. Maka dari itu, ia diharuskan mendekati seorang Agam Zaidan Rivandra, lelaki urakan yang masuk kedalaman kriteria orang yang h...