Nanti kalau mereka udah pulang, langsung tutup aja." ucap Adara menunjuk dimana sekumpulan teman kelasnya berada. Adara bersyukur kue kue nya sudah habis terbeli sedangkan jam di dinding masih menunjukan angka 20.16, ia bisa pulang lebih cepat hari ini.
Adara berpamitan ke 4 rekan kerja nya. Memang pegawai nya hanya ada 4, tetapi keempat nya memiliki peran masing-masing yaitu bagian kasir, pencatat pesanan, pengantar makanan dan bagian bersih-bersih.
Adara hanya mampu merekrut sedikit pegawai karna kurangnya biaya untuk meng gaji mereka, maka dari itu Adara turun tangan mengurus cafe nya sendiri. Sepulang sekolah diluangkan nya waktu untuk ke cafe meskipun hanya separuh hari saja, sedangkan untuk weekend ia bisa full berada di cafe, karna saat hari libur banyak sekali pengunjung yang datang ke cafe nya. Jika penghasilan cafe sudah banyak terkumpul mungkin ia akan menambah jumlah pegawai.
Adara mengambil tas sekolah nya. memang, saat jam sekolah sudah berakhir ia tidak pergi kerumah terlebih dahulu, tetapi langsung pergi bekerja. di cafe nya sendiri ada lemari yang berisi beberapa setel baju, sehingga ia tidak perlu repot-repot memenuhi isi tas dengan baju ganti yang akan dipakainya nanti.
****
Sinar matahari menyembul dari balik gorden abu abu, tanda sudah pagi. Agam mengerjapkan matanya pelan, mengusap iler yang telah mengering di sekitar pipinya. Ia menuju kamar mandi berniat untuk membasuh diri. "Sekarang kan Minggu, mandi nanti sore aja lah." pikirnya.Agam menuruni anak tangga menuju dapur untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan nya. Perutnya terasa lapar akibat dari bangun jam 8 yang membuat nya melewatkan rutinitas sarapan bersama keluarganya.
"Mama belum masak bang." ucap Mamanya yang sedang mencuci piring.
"Tadi sarapan pakek apa?" tanya Agam heran.
"Nasi kemarin tinggal dikit Mama buat nasi goreng." apakah semua emak sama? Jika nasi kemarin sisa, dibuat nasi goreng solusinya.
"Tega ya Mama, gak nyisihin sedikitpun buat Agam." ucap Agam memelas.
"Halah mama aja makan sama indomie kok."
"Indomie nya mana? Agam mau buat. laper banget nih."
"Habis." singkat, padat, jelas.
"Astagfirullah Ma.. Ma.." Agam ber istigfar.
"Bisa bisa Agam mati kelaparan nih.""Yaudah ayok anterin Mama ke Pasar." setelah meletakkan piring di rak, mamanya pergi ke kamar mengganti daster yang dipakainya dengan baju panjang.
Niat mandi sore Agam batal, ia pun bergegas mandi mengganti bajunya dengan kaos warna coklat muda dan celana pendek hitam selutut. Ibu dan anak itupun pergi menjalankan motornya menuju pasar.
*****
"Tunggu sini ya Bang." Agam mengangguk mengerti.
Parkiran Pasar terasa pengap dan panas. ia paling malas kalau harus mengantar Mamanya Ke pasar, biasanya Papa yang akan mengantarkan, tapi karna Mika mengajaknya jalan-jalan, maka kali ini Agam lah yang diajak Mama Araya untuk pergi Ke pasar.
Agam sudah tidak tahan lagi merasa kepanasan, ia pun melajukan ninja putihnya mencari indoapril terdekat, apalagi kalau tidak untuk menumpang AC.
Beruntung didalamnya ada kursi. Agam pun duduk disana sambil menikmati ice coffe caramel late nya dan 3 buah roti untuk mengganjal perutnya yang lapar.
Ia merogoh celana mencari ponsel seluler miliknya tapi tidak di temukannya. "Bisa-bisa nya ketinggalan sih anjir." rutuk Agam mengumpati kebodohannya. Ponsel kan penting untuk keadaan seperti ini jika saat gabut, sendirian, dan tidak tau mau ngapain.
Ia menghabiskan sisa makanan nya, bergegas pergi kerumah untuk mengambil ponselnya.
*****
"Lah ini dia." ditemukannya ponselnya diatas kasur kamar tidurnya. Ia rebahan sejenak sambil membalas pesan dari teman-teman nya.
PAWANG ULAR (4)
Rangga17+
Apakah tidak ada yang berniatan mengajak ku keluar?Devavali
Sorry gue lagi bokekItsmeRoni
Kuy lahAgamzr
Aku sih yesRangga17+
Yaudah si deva tinggal aja gak penting jugaDevavali
Jaad kamu mas:(ItsmeRoni
Main ke rumah lu aja @DevavaliDevavali
Lu kalau kesini gak tau diri banget ngab, ngabisin jajan gue ajaRangga17+
Meluncur~~Agamzr
Meluncur~~(2)ItsmeRoni
Meluncur~~(3)
Siapin jajannya yaDevavali
Bangke*****
"De.. Deva.. Main yuk." teriak roni langsung ngacir ke dalam rumah tanpa salam atau pun permisi.
"Bersisik lu." Sebal Deva, pasalnya ketiga temennya ini tidak tau diri sekali saat berada di rumah nya. Jajan habis, rumah berantakan dan yang paling menyebalkan adalah berisik, ia kan jadi malu kalau didengarkan tetangga. kalau diluar sih gapapa, biasanya juga deva yang malu maluin. Kalau dirumah gini kan ke bobrokan nya harus ditahan, ia sudah dicap sebagai lelaki cool dikompleknya, ia harus mempertahankan predikat itu sebisa mungkin jangan sampe teman teman laknat nya membuatnya tidak terlihat cool lagi.
"Mabar pabji yuk." Ajak Roni. Agam, Deva, Rangga mengangguk setuju.
Agam mengambil handphone disaku celana dan membukanya, ia melihat notifikasi diatas layar ponselnya yang membuatnya sangat terkejut.
(14) Panggilan tak terjawab dari Mamak
(20) Pesan belum dibaca dari MamakMamak:
Bang kamu dimana?
Mama udah selesai belanja
Abang
P
P
P
P
BANG
AGAM!
Kesini cepetttt
Lama banget!
Woy
kamu ini dimana?!
Jemput mama!!!!
Kenapa mama ditinggal?!!!!!
Dasar anak durhaka
Mau kamu dicoret dari kk hah?!!
Bener bener ya ni anak
Minta antar sekali mamanya ditinggal
Kalau gak mau bilang dari tadi!!!"GOBLOK!" Teriak Agam tiba tiba membuat ketiga temannya terperanjat kaget.
"Kenapa lu anjir." Tanya Deva kesal.
Agam buru-buru mengambil kunci motornya. "MAK GUE KETINGGALAN DI PASAR, BANGSAT."
****
Please vote and comment
Thank you:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You
Teen FictionAdara Calista. Gadis pintar yang ditugaskan sang guru untuk mengubah perilaku siswa yang terkenal berandal disekolah nya. Maka dari itu, ia diharuskan mendekati seorang Agam Zaidan Rivandra, lelaki urakan yang masuk kedalaman kriteria orang yang h...