Extra Story - Part 1

77 3 34
                                    


Dejun baru saja datang ke kantornya. Ia mencuci wajahnya yang berdebu dan memakai serum wajah. Rutinitas yang baru beberapa bulan ia terapkan karena Lyla bilang wajahnya mulai menjadi gelap.

Ia mengusap wajahnya dengan tissue dan memperhatikan Lyla yang masuk ke ruangannya dengan santai. Wanita itu merebahkan dirinya ke sofa dan menatap Dejun dengan sedih. Dejun berdecak, wanita itu pasti tengah bertengkar dengan Jeffrey atau semacamnya.

"Kenapa?" tanya Dejun sambil melemparkan sekaleng kopi ke wanita itu.

Lyla menangkap kopi itu dengan senang hati dan membukanya. "Jeffrey bikin bete banget tau ga. Masa dia suruh aku fitting baju sendirian."

"Emang dia mau kemana?"

Lyla meneguk kopinya. "Ada meeting sama klien di Singapore."

Brak!

Dejun dan Lyla terkejut bukan main ketika pintu yang sebelumnya baik-baik saja itu dibuka dengan kasar oleh seseorang. Wanita itu masuk dan duduk disamping Lyla di sofa. Lyla dan Dejun saling menatap.

"Bertengkar lagi sama Yasa?" tanya Lyla sambil menatap Tania yang hampir menangis.

"Yasa kenapa Tan?" tanya Dejun. Ia melihat ada beberapa panggilan masuk dari Yasa di ponselnya.

"Dejun..." Tania menangis sesenggukan sampai-sampai suaranya tercekat dan tidak bisa menjawab pertanyaan Dejun.

Lyla mengintruksi Dejun untuk tidak banyak bertanya. Ia hanya memeluk dan mencoba menenangkan Tania. "Lo nangis aja Tan gapapa. Puas-puasin nangisnya.."

Tak lama, Yasa datang. "Ada Tania?" ia melihat Tania dan Lyla di sofa dan merasa sedikit legah. Dejun menarik Yasa ke pantry untuk membiarkan Tania menangis agar perasaannya sedikit tenang.

Dejun mengulurkan secup kopi ke Yasa. Laki-laki itu menerimanya dan meneguknya. "Kenapa lagi?" tanya Dejun.

"Gue diajakin foto berdua sama kepala bagian gue yang cewek. Di upload di instagram dan ngetag gue. Lo tau kan, instagram gue yang megang siapa?"

Dejun tak kuasa menahan tawanya. Ia tertawa mendengar masalah sereceh itu bisa membuat Tania kabur dari rumah dan lari ke kantornya. "Sampe istri lo kabur kesini?"

"Gatau, semenjak dia hamil emosinya meluap-luap. Kaya ga ada benernya gue dimata dia. Ngidamnya juga aneh-aneh." Kata Yasa tak habis pikir.

Dejun mengangguk. Menikah memang tidak semenyenangkan kelihatannya. Dalam sebulan, paling tidak Yasa dan Tania akan bertengkar seperti ini dua sampai tiga kali. Dan dirinya lah yang bertugas menyatukan kedua orang tersebut.

"Yas, istri lo ketiduran tuh di sofa. Kecapean dia abis nangis." Kata Lyla yang turut bergabung dengan Yasa dan Dejun di pantry.

Yasa mengangguk. "Gue balik dulu ya, sorry banget ngerepotin kalian."

Dejun mendengus, "Gaya lo ya, kek istri lo baru pertama kali aja begini."


Yasa tertawa. Ia tahu benar, setiap kali mereka bertengkar Tania akan lari ke kantor Dejun dan berkeluh kesah ke Lyla atau ke laki-laki itu. Sudah hampir 6 tahun berlalu tapi ia masih merasa was-was jika Tania bisa saja masih mencintai Dejun seperti dulu. "Gue balik dulu ya."

Yasa pergi dengan menggendong istrinya yang masih tertidur. Sementara Dejun dan Lyla melihat kepergian Yasa dan Tania dari pantry. Keduanya lalu tertawa.

"Gila si Yasa sabar banget ya sama Tania haha" Kata Lyla tak habis pikir.

"Namanya suami ya musti begitu lah Lyl." Jawab Dejun seadanya.

FLAWSOME • JUNG JAEHYUN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang