Part 2 - Pertemuan Kedua

128 7 13
                                    

Sudah seminggu berlalu semejak hari pertama kuliah kala itu. Lyla dan Tan masuk ke kelas seperti biasanya. Namun ada yang berbeda di minggu sebelumnya, ketiga serangkai itu tak nampak dikelas mereka. Usut punya usut, ternyata ketiganya tengah mengikuti lomba karya tulis ilmiah di universitas negeri negara tetangga, Singapore. Hari ini ketiganya kembali dan masuk kuliah seperti biasanya.

Kelas akan dimulai setelah jam makan siang. Sementara menunggu makan siang, Lyla dan Tan selalu menggunakan waktunya untuk meminjam buku di perpustakaan. Hari ini pun demikian, mereka berdua langsung bergegas menuju perpustakaan. Namun, ditengah-tengah perjalanan Tan pamit ke toilet sebentar dan berjanji segera menyusul Lyla. Akhirnya, Lyla ke perpustakaan sendiri.

"Gila makin sepi aja ini perpustakaan." Desisnya. Ia berjalan menuju sudut perpustakaan untuk mencari novel atau kumpulan puisi klasik.

Sayup-sayup ia mendengar pintu dibuka dan seseorang masuk. Lyla mengira bahwa itu adalah Tan dan menghampirinya. Tapi langkahnya tercekat. Ia melihat Jeffrey dan Pristin tengah berbicara sesuatu.

"Aku mau cerita sama kamu." Kata Pristin.

"Ada apa?" kata Jeffrey.

Pristin menunduk dan menangis tiba-tiba. Ia menyandarkan puncak kepalanya ke bahu Jeffrey. Mau tak mau Jeffrey menerimanya dan mencoba menepuk-nepuk punggung Pristin.

"Bener kata kamu, mama aku selingkuh Jeff." Pristin semakin menangis dan memeluk Jeffrey. Laki-laki itu tak banyak bicara dan hanya menepuk punggung Pristin untuk menenangkan gadis itu.

Sementara Lyla ada di balik rak buku dan melihat semuanya. Terlalu canggung bagi Lyla untuk tiba-tiba muncul dan keluar ruangan. Jadi gadis itu memutuskan untuk duduk dilantai dan bersembunyi sembari membaca buku. "Mereka pacaran ya?" desisnya lirih dan kecewa. Padahal ia benar-benar menyukai laki-laki itu.

Tiba-tiba saja ponsel Lyla berbunyi nyaring. Membuat gadis itu terkejut dan gelagapan. Ia melihat layar ponselnya dan terdapat panggilan masuk dari Tania. Kurang ajar betul memang Tania. Disaat seperti ini malah membuat suasana menjadi semakin canggung. Sementara Jeffrey sontak melepas pelukan Pristin dan mencari sumber suara.

"Kamu..."

Lyla mendongakkan kepalanya. Ia melihat Jeffrey sekarang sudah ada di depannya dan menatapnya dengan takjub. Lyla menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Alarm ku bunyi. Aku ga dengerin kalian ngomong kok, aku cuma numpang tidur doang disini." Kata Lyla kemudian bangkit dan berlari keluar melewati Pristin yang masih tertegun menatap Lyla.

Jeffrey menatap Pristin dengan prihatin. "Sepertinya dia jadi salah sangka."

Pristin membersihkan air matanya. "Aku belum selesai cerita Jeff." Kata Pristin yang menarik Jeffrey untuk duduk di bangku yang ada di perpustakaan itu dan melanjutkan ceritanya.

Lyla berlari menuju kamar mandi. Sepanjang jalan ia hanya mengomel dan menghujat Tania yang kini tak nampak batang hidungnya. Ia menuju kamar mandi dan mencari keberadaan temannya. Nihil. Tania tidak ada di kamar mandi.

***

Selesai ke kamar mandi, Tania bergegas ke perpustakaan. Begitu melewati kantin, ia jadi tergiur untuk membeli makanan ringan. Akhirnya ia memutuskan untuk membeli beberapa makanan ringan untuknya dan Lyla. Meskipun harus rela mengantri di kasir yang lumayan panjang.

Tiba-tiba seorang laki-laki melewati barisannya dan membayar minumannya di kasir. Tania yang melihatnya emosi. "Eh lu ngantri dong. Gue juga capek kali nungguin." Kata Tania sewot.

Laki-laki yang ternyata adalah Yasa itu hanya melirik Tania dan tak peduli sedikitpun. Membuat Tania semakin naik pitam. "Eh lu ngantri dong. Gue dulu tau." Kata Tania yang tak mau kalah. Ia berdiri di depan Yasa dan mendorong laki-laki itu ke belakang dengan tubuhnya.

FLAWSOME • JUNG JAEHYUN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang