3|| Tiga Jam cuma dapat...

28 4 0
                                    


-Tiga Jam cuma dapat ...

■■□■

          Di dunia ini ada beberapa hal yang tidak bisa di putar ulang, salah satunya waktu. Detik demi detik menjadi menit dan menit yang merangkak kemudian tak terasa hari telah berganti

Selamat datang di hari senin yang menyenangkan.

Untuk pertama kalinya senin ini menjadi terasa seperti angin segar, karena id card yang hilang kemarin ternyata bisa di proses secara cepat berkat adanya tangan orang dalam.

Sebenarnya Belva tidak sedekat itu dengan bagian administrasi kantor, akan tetapi dalam hal ini yang menjadi pahlawannya adalah Ario. Yup, Ario yang mempunyai banyak relasi hampir di seluruh bagian di dalam gedung ini. Jadi tidak heran apabila ada hal-hal yang terkendala dengan cepat bisa diatasi.

Dengan semangat membara pagi ini Belva telah sampai di ruangannya dengan membawa dua porsi nasi uduk untuk sarapan, satu untuk dirinya dan satu lagi untuk Ario.

“Pagi Yo, wah jadi orang pertama yang datang ya” Belva dengan santai duduk di kubikel tempatnya langsung menghadap kekanan dimana kubikel Ario berada.

“Iya Bel, lagi nyelesain laporan kita bulan kemarin takut diminta sama Calon Bos baru” ucap Ario sembari tersenyum sangat manis

Meleleh cuy !

“Ekhem, Gue bawain nasi uduk kesukaan lo nih, anggap aja atas bantuan lo kemarin yang bisa bantu proses id card gue jadi lebih cepat” kata Belva lalu meletakkan seporsi nasi uduk di meja Ario.

“Wah, tau aja lo Bel gue lagi laper, makasih ya. Mau gue makan sekarang”

Belva tersenyum lega karena perkiraannya benar, kalau Ario akan menerima sarapannya. Dalam keheningan menuju pukul delapan pagi Belva dan Ario menyantap sarapan mereka.

‘berasa breakfast bareng deh, hihi’

--

“Belva agak mundur dikit setengah langkah, Syahrul  tegak beneran dong, jangan lembek kayak gitu, Nugi cuci muka dulu ke wc baru baris lagi, Nana bibir lo udah kayak vampir menghisap darah, merah banget. Hapus sekarang”

Renjana menggerutu pelan tapi tetap patuh dengan membersihkan area bibirnya dengan tissue basah. Nugi bergegas ke wc untuk menyegarkan wajahnya yang masih kelihatan mengantuk.

Setelah acara breakfast Belva dan Ario selesai, divisi keuangan geger karena Wahid datang bak komandan militer yang menyuruh mereka untuk segera berbaris dengan rapi, kemudian mengatur ini itu segala macam.

Alibinya Bos baru mereka akan datang, sekarang sudah berada di gedung ini. Hanya saja lagi menghadiri acara penyambutan bersama top management alias para pejabat tinggi perusahaan, dari divisi keuangan sendiri Ario telah diminta untuk mendampingi calon bos mereka, ralat sudah sah menjadi bos sejak tiga hari yang lalu.

“Kenapa sih Bang emangnya, ribet amat elah musti pake penyambutan segala. Kudu disiapkan tali sama guntingnya kagak nih, biar kayak pembukaan toko baru” Nugi berdecak kesal setelah mencuci wajahnya.

“Bel, lo harus tau kalo bos baru kita ini masih muda, umurnya baru 34 tahun tapi kayak umur 20 tahun, dan yang pasti single, denger-denger lagi dia ini masih punya kerabat sama big boss” Renjana dengan kekuatan gosip nya mulai berbisik bisik ke arah Belva.

“Mbak tau dari mana emangnya”                  

“Kemarin gue pas ke mall sama anak gue, ketemu si Susi sekretarisnya Big Boss itu yang nyeritain. Sering banget ternyata dia keluar masuk kantor kita. Semoga jodoh gue ya Bel, udah kaya, tampan, tajir pula. Kandidat buat Bapaknya Anye”

Train to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang