Chapter 4 {Sakit (?)}

6 1 0
                                    

Happy Reading
____________________

Sinar matahari mulai masuk kedalam kamar Alena yang membuatnya terbangun dari tidur, namun tiba-tiba saja dia merasakan sakit yang begitu hebat di bagian kepalanya.

"Ahhh sakiiitt. Kenapa kepala Alena terasa sakit sekali? Ibuu ...."

Alena terus berteriak kesakitan dan terus memegangi kepalanya yang rasa sakitnya itu semakin menjadi-jadi.

"Ibuuu! Akhh sakit sekalii ... Ibuuu!" Teriak Alena yang terus memanggil ibunya.

Ibu yang mendengar Alena berteriak memanggilnya langsung menghampiri Alena yang berada didalam kamarnya.

Sesampainya ibu dikamar Alena, dia begitu terkejut kala melihat anaknya seperti sedang menahan rasa sakit. Ada apa dengan Alena? Kenapa dia seperti kesakitan sekali?

"Alena, kamu kenapa nak?" Tanya ibu pada Alena.

"Ibuu ... Sakit Bu ... Sakiit."

"Apanya yang sakit nak?" Tanya ibu lagi dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Panik.

"K-kepala Alena ... Sakit sekali Buu ... Hiks." Alena mulai terisak.

"Ya Allah ada apa ini? Ada apa dengan anakku? Kenapa dia begitu kesakitan seperti ini?" Ibu mulai panik dan dia hendak pergi keluar untuk meminta bantuan.

"Bentar ya nak, ibu cari bantuan dulu. Kamu yang sabar ya nak, tahan sebentar." Ucapnya lalu langsung pergi keluar rumah untuk mencari bantuan.

Tak lama, ada beberapa warga yang kebetulan lewat di depan rumahnya, ibu langsung menghampiri mereka.

"Pak/Bu bisa tolong saya?"

"Tolong apa Bu?"

"Anak saya didalam sedang kesakitan pak/Bu. Bisa tolong saya bawa dia ke rumah sakit?" Mohonnya dengan air mata yang sudah tidak bisa dibendung lagi.

Warga itupun menolong ibu, mereka masuk kedalam rumah, melihat keadaan Alena dan langsung membawa Alena ke rumah sakit.

Setibanya di rumah sakit, Alena langsung dibawa ke UGD dengan ibu yang selalu ada disampingnya hingga depan pintu masuk ruang UGD.

"Kamu yang kuat ya nak, ibu akan selalu disini bersamamu." Ucapnya menguatkan Alena yang masih meringis kesakitan.

"Maaf Bu, ibu cukup mengantar sampai sini saja." Ucap suster yang mencegah ibu didepan pintu ruang UGD.

"Tapi sus, saya ibunya. Saya mau menemani anak saya."

"Sekali lagi maaf Bu, ini sudah prosedur dari rumah sakit. Sekarang percayakan saja semuanya pada dokter kami yang akan menangani pasien."

Setelah mengucapkan itu suster langsung menutup pintu ruang UGD, ibu pun tidak bisa masuk kedalam sana. Mau tidak mau dia harus menunggu di luar, duduk di kursi tunggu yang sudah tersedia di sana.

Ibu begitu gelisah, dia sangat takut kalau anaknya kenapa-napa. Selama ini yang dia tahu Alena baik-baik saja, tidak pernah ada sakit apapun.

*Ya Allah ... apa yang harus hamba lakukan sekarang? Hamba sungguh bingung, hamba sangat takut ... Hamba takut anak hamba Alena pergi meninggalkan hamba ... Hamba tidak ingin semua itu terjadi ....* Batin Ibu.

Ibu termenung sedih sendiri di kursi tunggu, dia terus berdoa agar anaknya Alena baik-baik saja. Hingga dia baru sadar akan suaminya, dia harus menghubungi suaminya sekarang juga.

Ibu beranjak dari tempat duduknya dan melangkah menuju ke tempat resepsionis rumah sakit untuk meminjam telepon yang akan dia pakai untuk menghubungi suaminya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takdir AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang