[7] Am I Jealous?

31 31 18
                                        

Tentang kita itu seperti kisah langit dan laut, saling menghadap namun tak saling mendekap.

***

Sore harinya, sepulang dari bimbingan belajar bersama, Amerta dan Zanna mampir ke gramedia sebentar. Katanya, novel terbaru incaran remaja kekinian sudah hadir di kota setempat. Kebiasaan ini tentu datang bukan dari diri Zanna, melainkan Amerta yang hobi sekali mengoleksi buku novel. Kalau Zanna, sih, dia lebih suka membaca serial Lima Sekawan karya Enid Blyton atau ensiklopedi yang mengulas tentang hal-hal menarik di dunia.

"Zan... Zanna?"

"Lo nggak lihat gue lagi apa?"

"Lo tau nggak kalau Kak Kin itu punya satu orang cewek yang selalu nempelin dia?"

"Duh, buku yang gue cari belum ketemu, nih!"

"Zan, mereka deket banget, sampai dikira pacaran. Kalau dilihat-lihat, sepertinya Kak Kin suka sama ini cewek."

Gerakan tangan Zanna yang sedang meniti judul buku satu per satu langsung berhenti. Ia terkejut. Seketika, jantungnya berdegup kencang. "Terus? Hubungannya sama gue apa?"

"Duh, Zan, gue cuma nggak mau lo baper sama sikapnya Kak Kin, terus kemungkinan lo bakalan sakit hati nanti," jawab Amerta sambil memutar kedua bola matanya.

"Sakit hati? Kok, lo bisa mikir sampai ke situ?"

Amerta meletakkan kembali buku novel ke rak lalu mendekat ke Zanna dan berkata, "Sekarang gini, siapa, sih, yang nggak kenal sama Kak Kin? Dan lo beneran dapetin hadiah ulang tahun dari dia, 'kan? Terus, dia ngomong banyak sama lo?"

"Iyalah, masa gue ngarang dikasih hadiah sama dia. Gue juga nggak nyangka, sih. Nah, terus, lo apa deh, dia juga manusia yang bisa bicara, Ta."

"Ih, gue kasih tau, ya. Kak Kin itu salah satu kakak kelas pinter yang punya banyak penggemar di sekolah kita, tapi dia nggak mau temenan sama banyak orang."

"Loh? Kayak gue dong, ya?"

"Lo cuma pinter dan nggak mau berteman dengan banyak orang, nggak termasuk punya penggemar," bantah Amerta. Ia lalu menambahkan. "Dia emang pinter, ganteng juga. Tapi orangnya dingin, apalagi ke cewek-cewek. Boro-boro, deh, ngasih hadiah, ngobrol sama temen cewek sekelasnya saja dia nggak pernah mau," katanya.

Kedua mata Zanna terbelalak. Bingung sekaligus tak percaya. "Masa, sih, Ta? Ini kalung beneran dia yang ngasih, seriusan. Mungkin Kin yang maksud lo bukan Kin yang gue maksud, tapi Kin yang lain."

Amerta menggeleng pelan. "Nggak. Lo, sih, jarang ikutin gosip terbaru di sekolah, makanya kurang informasi gini," katanya. Ia lalu menghela nafas sejenak dan menambahkan. "Coba deh, lo ceritain secara rinci kenapa bisa dapet hadiah dari Kak Kin bahkan sampai diantar pulang sama dia."

Akhirnya setelah itu, Zanna menceritakan seluruh alur cerita kepada Amerta. Dan reaksinya, ya, dia cukup terkejut dan sempat heboh. Kalau tahu reaksi Amerta akan berlebihan begitu, Zanna lebih memilih diam saja tadi. Lagi pula, apa, sih, yang spesial dari pemberian kado oleh orang asing?

"Kado dan hadiah itu buat orang lain, Zan," ucap Amerta begitu Zanna selesai bercerita. Dengan tega, ia lalu menambahkan. "Kalau nggak salah, Aileen, sahabatnya Kak Kin yang anak X IIS 3, dia ulang tahun di tanggal yang sama dengan lo, dua puluh lima September," katanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang