Samara || 1.8

177 45 39
                                    

"Dipukul mundur oleh keadaan, tetapi dipaksa menetap oleh perasaan"

Samara_

Haiii...

Gimana part kemarin?

Ayoo spam vote & coment semuanyaa

Gimana perasaan kalian? Masih aman? Apa udah mulai gregetan?

Nyambung gak sih ini cerita? Takutnya gaje gitu.

Mari berjelajah menuju kehidupan amara...

~~~~~

Saat ini Sagara bersama yang lainnya sedang berada di ruangan CCTV, mereka menyaksikan semuanya. Ya, semua tentang pembully-an mara pagi ini hingga kegilaan stella dkk yang mengurung mara didalam gudang.

"SIAL!" Umpatan itu berhasil lolos dari bibir sagara

"Brengsek nih maklampir! Gak ada kapoknya sama sekali!" Geram jean

"Trus sekarang mara kemana? Siapa yang bawa dia? " Tanya Arya

Cecil yang mengetahui lelaki itu pun menjawab, "itu azka, murid baru dikelas kita" Jawab Cecil

"Tapi kenapa mereka pergi lewat pintu belakang?" Kini giliran faro bertanya

"Mungkin mereka gak mau satu sekolah tau, biar gak ada gosip yang nyebar seenak jidat! " Jawab Jean terdengar menyindir diakhir kalimat

"Lo nyindir gue je?" Tanya faro sembari tersenyum sinis

"Gue sih gak bilang gitu, tapi baguslah kalo lo ngaku" Ujar Jean

Faro menggeram, "sialan lo"

"STOP! sekarang yang perlu kita tau, kemana azka bawa mara pergi. Bukan ribut kayak anak kecil! " Sentak gara

"Masih peduli lo? Bukannya lo udah punya pacar baru?" Ejek Jean dengan menekan kata 'pacar baru'

Arya berdecak kesal dengan gadis satu ini yang tak ada habisnya mencari masalah, "Lo bisa diem hah! Gunanya lo disini malah bikin rusuh tau!" Sewot Arya

"Cih, siapa juga yang betah deket-deket sama cowok brengsek kayak kalian! Yuk cil, kita pergi cari amara aja berdua. Nyesel gue minta bantuan para bajingan ini" Sinis Jean

Mereka berdua pun pergi meninggalkan area CCTV dan berniat menghubungi azka. Ya, mereka berdua telah mengetahui segalanya tentang azka yang notabenenya adalah mantan kekasih Amara dulu. Ceritanya panjang, kayak jalan tol pokoknya:)

Sementara itu diruang CCTV hanya tersisa Sagara bersama kedua sahabatnya, ia masih memikirkan bagaimana keadaan mara? Apakah dia baik-baik saja? Gara pastikan setelah ini Stella akan mendapatkan balasannya. Itu pasti!

"Lo mau gimana biar bisa ketemu sama mara? " Tanya Arya membuka pembicaraan

"Ck, ngapain sih dicariin! Palingan udah sembuh kok, cuma gitu aja lebay" Cibir faro

"Ro, liat situasi bisa gak sih!" Sewot Arya

Faro menatap Arya tak suka, "benerkan omongan gue? Bisa aja dia cuma acting biar bisa berduaan sama si azka itu" Cibir faro lagi

"Semua ini salah lo ro! " Ujar gara

"Wait, kok gue sih gar? Gue aja gak tau soal ini" Elak faro

"SALAH LO BEGO! COBA AJA DULU LO GAK KASIH GUE TANTANGAN SEGILA ITU, PASTI GAK AKAN GINI AKHIRNYA! SEKARANG LO PUAS! IYA PUAS KAN LO" teriak gara penuh emosi

"Lo salahin gue? Inget, gue juga kasih lo pilihan dulu. Tapi yang lo pilih ini kan? Jadi disini bukan cuma gue yang brengsek, lo juga lebih brengsek gar! " Ucap faro dengan nada sinis

Gara terdiam sejenak, benar ini juga salahnya. Seharusnya dulu dia tidak mengikuti kegilaan faro,

"Baru nyadar lo sekarang gar? Dari dulu juga gue udah bilang kalo lo itu terlalu percaya diri dengan semuanya! Tanpa lo sadari, bahwa demi harga diri lo itu harus ada satu wanita yang tersakiti disini" Nasihat Arya kepada gara

"Arghh, sialan! " Geram gara sambil memukul tembok didepannya

"Sekarang kita cari keberadaan mara ke rumahnya aja, lo tau kan gar? " Tanya Arya dan diangguki gara

"Yaudah ayo"

Akhirnya ketiga pria itu pergi menuju kediaman mara.

'Oh ternyata masih peduli lo sama kesayangan lo itu, lihat aja bakal gue bikin perhitungan yang lebih parah lagi sama si amara'

-------

'BUGH'

Suara pukulan itu terdengar sangat nyaring, untung saja keadaan perkomplekan rumah amara tengah sepi penghuni dikarenakan ini masih jam aktivitas.

"Mau ngapain lagi lo kesini hah! PUAS LO LIHAT ADIK GUE MENDERITA! " bentak Ryan

"Gak bang, bukan gue yang lakuin" Elak gara

Ryan berdecih, "emang bukan lo yang lukain mara, tapi PACAR BARU lo!" Gertak Ryan menekan kata 'pacar baru'

"A-abang ta-tau dari mana? " Tanya gara terbata-bata, lantaran sudut bibirnya masih ngilu akibat hantaman Ryan

"Azka yang ceritain semuanya ke gue, tadi dia nelfon gue kalo mara lagi di rumah sakit jadi gue kesana trus dia ceritain semua" Jelas Ryan datar

"Weh buset rumahnya gede bener, anjir" Bisik faro pada Arya

Arya merotasi matanya "jangan ndeso lo! Lihat keadaan napa" Bisiknya balik

"Sekarang lo mending balik! Mara lagi istirahat" Ketus Ryan

Gara menggeleng, "tapi bang gue mau jenguk dia"

"Amara lagi istirahat, mending lo balik!" Perintah Ryan tak terbantah

"Yaudah bang, kita bertiga pamit" Pamit gara dengan ekspresi lesu

'Sialan lo stell! Lo udah bangunin macan tidur stell! " Seringai gara

-------

~SAMARA~

Hayolooo gimana sama part ini?

Kasian ya Sagara di gaplok bang Ryan,

Jangan lupa tinggalin jejak guyss

Spam coment guyss

See you next chap😗

Samara { End }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang