Samara || 0.3

324 95 57
                                    

"Luka dan cinta,dua hal yang saling berkaitan jika soal perasaan"

.
.
.
.

Selepas kejadian tadi Amara tak berganti seragam hingga bel istirahat berikutnya berbunyi,padahal sudah ada guru yang menyuruhnya berganti pakaian. Namun jawaban yang mara berikan adalah penolakan "gak usah bu,saya gak punya uang" seperti itulah kiranya penolakan yang selalu mara ucapkan ketika ada guru yang menyuruhnya,padahal jika bisa guru itu mau membayarkan seragam untuk mara. Alhasil,seragam yang digunakan mara membuat dia selalu mendapat cibiran serta tatapan jijik dari seluruh siswa maupun siswi setiap lewat diarea koridor.

'iuhh,jangan deket-deket dia!nanti lo ketularan bau'

'Anjir jijik gue deket dia'

'Udah cocok sama derajatnya yang cuma anak orang miskin'

'Jauh-jauh lo nerd kampungan'

Sepeti itulah kiranya cibiran yang akan mereka berikan pada saat Amara lewat didepan mereka,tak usah tanyakan kondisi mara. Dia hanya berani menunduk dan meremas jari-jari tangannya saja. Karena pandangan ya selalu mengarah kebawah,hingga tanpa sadar dia menabrak seseorang berbadan tinggi menjulang dihadapannya

"Ekhmm," dehem orang itu mengagetkan Amara.  "Ganti baju lo,gak usah mikirin biaya" lanjut lelaki dihadapan mara sembari menyerahkan kantong plastik berisikan seragam baru

Bukanya menerima,Amara malah menolaknya dengan mentah-mentah. "E... Makasih,tapi aku gak punya uang buat ganti" lirihnya

"Ganti cepet!" tatapan tajam itu lagi,yang membuat nyali Amara seketika menciut

"Ma-makasih,gara"lirih mara menunduk

"Hm" gumam gara sebagai jawaban

Yap,orang itu adalah Sagara Arsya alferanza si Cassanova Sma FIOLUS

Interaksi kedua manusia berbeda rupa itu tentu saja tak lepas dari sorot mata siswa/siswi sma fiolus. Diantara mereka sudah pasti ada yang iri,cemburu, dan bahkan baper dalam waktu yang bersamaan. Bagaimana tidak?hari ini mereka dibuat tertegun dengan tingkah Cassanova fiolus yang terkenal dingin dan cuek terhadap wanita itu.

----------

Flashback...

"Ah gar,lo mah ga asik tau njir. Ganggu tontonan gue aja lo" Fero berdecak kesal pada temannya yang satu ini

"Gak penting!" ketus gara

Setelah pergi dari koridor ipa tadi,mereka bertiga berniat untuk membolos di rooftop sekolah demi mendapatkan udara segar menurut Fero. Dan benar saja,saat sampai disana angin langsung menyambut ketiga Cassanova Fiolus itu.

"Gue heran deh sama lo,sebenernya lo suka sama nerd itu gak sih?" tanya arya yang sedari tadi mencari posisi nyaman disofa usang

"Setuju gue sama arya,lagian ngapain sih lo bela-belain nerd kampungan itu" mulut comel Fero mulai berkicau merdu

"Emang kenapa?seenggaknya gue masih punya rasa belas kasihan" seru gara santai sembari menutup matanya menikmati semilir angin

Beberapa saat keheningan melanda,,hingga mulut somplak Fero berkicau kembali memecah kesunyian yang sempat melanda

"Gue gabut, gimana kalo kita main game?" curhat Fero dengan terselip senyum misterius diakhir kalimatnya.

Samara { End }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang