Kejadian 2 hari yang lalu bikin Hanum protect banget sama Delia, terlebih lagi Delia belum sadar sampe sekarang, sekarang bukan hanya Hanum yang menunggu Delia tapi kano pun ikut menunggu, Kano siuman beberapa jam setelah kejadian itu mungkin dia terlalu lelah jadi butuh istirahat dan keadaan nya kembali normal.
Perlahan kesadaran Delia kembali, kilau cahaya dari luar membuat mata nya sakit setelah 2 hari tertutup dia melihat sekeliling nya mendapati Hanum yang tengah tidur terduduk di samping ranjang nya dan seorang laki laki yang berada di sofa rumah sakit tengah menatap nya perlahan lelaki itu menghampiri Hanum dengan niat untuk membangunkan nya tapi gerakan tangan Delia untuk tidak membangunkan Hanum membuat niat nya urung.
"Gimana kondisi lo? Lo butuh sesuatu? " tanya Kano.
Delia mencoba membuka alat bantu pernafasan, "Ngapain? Lo ga boleh buka itu." cegah Kano, Delia yang keras kepala membuka alat bantu pernafasan tersebut terpaksa Kano membantu nya, "dasar cewe keras kepala" gerutu nya dalam hati.
Setelah itu Delia meminta Kano untuk mengambilkan nya minum, segera dia mengambilkan nya minum.
"Gue minta maaf tentang kejadian 2 hari yang lalu." ucapan Kano membuat Delia yang sedang minum tersedak, Hanum yang tidur terbangun, melihat Delia tersedak segera ia menepuk bagian punggung belakang Delia.
"Lo apain dia?!" begitulah arti tatapan Hanum pada Kano, melihat itu Kano hanya mengedikan bahu.
"Lo udah gapapa kan Del ? " pertanyaan Hanum di balas anggukan. Delia kembali menatap Kano, dia masih bisa melihat siratan luka yang sama seperti 2 hari yang lalu di matanya. ‘Lo masih sakit ya Del? Maafin pacar gue bikin lo sakit.’ sesal nya dalam hati.
"Kano gue minta waktu sebentar." ucap Hanum seraya menarik tangan Kano keluar ruangan Delia.
Kini mereka duduk di kursi taman rumah sakit saling berhadapan, tatapan keduanya kini mulai serius ."Bang lo harus jelasin sama gue apa yg sebenarnya terjadi!" kemudian Kano menceritakan semua nya dan dia tau bahwa selingkuhan dari pacar temennya ini adalah Cakra. Hanum terdiam mendengar itu, dia tidak habis pikir bagaimana bisa Ka gita kaya gitu.
"Dek temen lo gapapa kan? " pertanyaan Kano memecah lamunan Hanum.
"Bang lo mau ga buat perjanjian sama gue? "
"Perjanjian apa emang?" Kano balik tanya.
"Lo deketin Delia bikin dia lupa sama Cakra, ganti nya lo bisa minta apa aja sama gue gimana? "
"Ko gue si dek? Yang lain aja lah." tolak Kano
"Gausah munafik lo, gue tau lo suka sama Delia kan." ucapan Hanum sukses membuat kedua bola mata Kano membulat, ‘nih anak tau dari mana? Iya sih gue suka Delia tapi.. ’ pikir Kano.
"Karena gue abang yang baik gue setuju tapi, buat mastiin lo ga bohong sama gue bayarin dulu hutang gue di kantin sekolah besok balik sekolah deal?" ucap nya sambil mengulurkan tangan yang langsung disambut oleh Hanum, "Deal. "
Tanpa mereka sadari seseorang tengah memperhatikan mereka, "apa yang sebenarnya kalian sepakati?"
•••••
Setelah Kano menyetujui perjanjian yang diminta Hanum, akhirnya mereka berdua kembali keruang dimana Delia dirawat.
Ceklek!
Terlihat Delia tengah berdiri di dekat jendela rumah sakit mengamati pemandangan diluar sana, "Delia lo ngapain disitu? Lo belom sembuh." suara Hanum membuat Delia mengalihkan tatapan nya.
"Gue udah gapapa Num." Delia tersenyum pada Hanum, "No no lo belom sembuh." Hanum menghampiri Delia dan menyuruh Delia untuk istirahat kembali di ranjang rumah sakit. Hanum sangat mengerti temannya ini keras kepala.
Tak lama suster masuk membawakan makan dan juga obat. "Ayo lo harus makan abis itu minum obat. "
Delia menggeleng, "Gamau! Gue ga laper Num terus g-gue gabisa telen obat." mendengar itu, membuat Kano yang memperhatikannya tertawa kecil sedangkan Hanum ia melongo, "Kuping gue ga budek 'kan?"
Hanum menepuk dahinya, "Ya ampun Delia lo udah se dewasa ini ga bisa telen obat." Delia menyengir, "lo 'kan tau dari kecil gue gabisa telen obat apalagi—" Delia mengarahkan pandangannya pada obat-obatan yang seukuran ibu jari anak kecil. "obatnya segitu tuh." Keluhnya memanyunkan bibir.
Kano yang melihat tingkah Delia sangat lucu baginya, ‘Lucu banget sih lo Del.’ ucap batinnya.
Hanum menatap malas Delia' "Gue gamau tau sekarang makan terus minum obat lo ga ada penolakan!" tekan Hanum membuat Delia akhirnya mau tidak mau menurut padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CRUSHER - A DEMALTA
Teen FictionArkano yang tengah berjalan terburu buru itu tidak sengaja menabrak dengan Delia yang tengah asik dengan pikirannya juga hati nya yang kalut, pertmuan dua insan yang sama sama dalam keadaan hancur juga bimbang membuat keduanya memiliki rasa takut ya...