PART 9

4 1 0
                                    

Bel pulang berbunyi Kano segera pergi menuju sekolah adik nya, untuk bertemu Hanum? Eitss anda salah. Kano ada janji untuk menjemput Delia sepulang sekolah ntah apa yang akan mereka lakukan tapi tentunya sangat istimewa bagi keduanya sesampainya di depan gerbang sekolah Kano memarkirkan motor nya.

      Tak lama yang di tunggu tiba, terlihat Delia tengah berjalan bersama Hanum dan juga satu cowo yang Kano tau itu adalah Gilang teman satu sekolahnya dulu, melihat itu segera Kano menghampiri ketiganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  
  
Tak lama yang di tunggu tiba, terlihat Delia tengah berjalan bersama Hanum dan juga satu cowo yang Kano tau itu adalah Gilang teman satu sekolahnya dulu, melihat itu segera Kano menghampiri ketiganya.

"Del jadi?" tanya nya, Kano menatap Gilang mengisyaratkan bahwa ia akan pergi berdua dengan Delia segera Gilang mengajak Hanum untuk segera  pergi.

"Ayo!" ajak Kano membuat Delia mengikutinya.

"Kita naik motor ini?" tanya Delia.

"Lo malu?"

"Engga." balas nya singkat tanpa di duga Delia segera menaiki motor tersebut, membuat Kano terkesiap tidak menduga reaksi Delia yang mungkin saja menolak untuk pergi bersamanya karena malu dengan motor itu justru bersikap biasa saja.

"Tadi ngajak pergi, ga jadi nih?" ucapan Delia membuat Kano segera menaiki motor nya dan pergi menuju suatu tempat yang biasa ia kunjungi bersama Hanum.

Mereka pergi ke suatu tempat di ujung jalan terlihat seperti kafe mewah pada umunya namun setelah masuk terdapat nuansa klasik. Mereka masuk dan segera menuju lantai 2 yang telah di siapkan Kano sendiri, yap cafe itu milik keluarganya.

Delia yang melihat sekeliling nya terpukau dengan panorama alam yang di lihatnya sekarang ini, ia melihat banyak burung burung beterbangan juga kolam yang luas nan indah di hiasi berbagai macam pepohonan.

Cafe itu di bangun di atas tanah milik keluarga Kano dan lantai 2 itu adalah ruang privasi keluargannya tempat itu dibangun untuk acara keluarga juga tempat untuk melepas letih setelah seharian bekerja.

"Lo gamau duduk?" pandangan Delia beralih kepada Kano yang tengah menghisap rokok melihat itu Delia segera merampas nya namun naas tangan nya terkena luka bakar akibat rokok tersebut.

"Awhh shh." ringisnya sambil meniup tangan sebelah kanan yang terluka, Kano segera membawa plaster dari sudut dinding yang sengaja di sediakan di tempat itu.

Kano memakaikan plaster itu dengan sangat hati hati, setelah itu mereka  berdua duduk menikmati panorama senja.

"Lo mau makan apa?" tawar Kano.

"Gue mie ayam aja deh." jawaban Delia membuat Kano melongo dan tertawa terbahak bahak, "Hahahaha kita di cafe bukan di kios pedagang kaki lima ga mungkin ada mie ayam." ucapnya

"Gue ga ngerti makanan disini." ucap Delia kesal karena telah ditertawakan Kano melihat itu segera Kano pergi untuk membeli mie ayam. Delia yang merasa ditinggal sendiri semakin kesal dengan Kano bisa bisa nya Kano meninggalkan ia sendirian.

Selang beberapa menit Kano datang dengan dua mangkok di tangan nya. "Nih lo tadi mau mie ayam kan?" ucapnya sambil memberikan satu mangkok pada Delia.

"Tuhkan lo bohongin gue katanya ga ada mie ayam." ucap Delia yang merasa menang ia tidak menyadari nafas Kano sedikit tersengal sengal karena ia mencari mie ayam untuk Delia.

"Udah jangan bawel buru dimakan mie ayam nya." mereka makan dengan lahap sampai matahari tenggelam barulah mereka beranjak dari tempat itu.

Diperjalanan menuju rumah keheningan melanda keduanya, Delia mengeratkan pelukannya dari belakang dan meletakkan kepalanya di pundak Kano.

Kano yang merasakan itu tersenyum tipis tanpa Delia tahu. "Tidur aja Del kalo udah sampe rumah lo nanti gue bangunin." Tanpa membalas ucapan Kano, Delia memejamkan matanya angin malam seperti ini membuat dirinya merasa agak mengantuk.

Seperti janjinya Kano pada Hanum ia akan membahagiakan Delia dengan caranya sendiri.

••••

Motor Kano sampai di depan perkarangan rumah Delia, ia melihat kaca spion Delia masih tertidur pulas di pundaknya. "Delia bangun udah sampe rumah lo." Tidak ada pergerakan dari Delia.

Kano menghela nafas dan mengulurkan tangannya menepuk pipi Delia, "Del bangun lanjutin tidur lo di kamar." ucapnya menepuk pipi Delia.

Delia yang merasa tepukan di pipi nya membuka mata, "Eungh.. udah sampe ya maaf gue ketiduran."

"Masuk gih ganti baju terus cuci muka biar enak tidurnya." Delia turun dari motor Kano setelah mengumpulkan nyawa. "Makasih ya No."

"Sama sama Del. Gue langsung balik ya." Delia mengangguk, "Lo hati hati dijalan."

"Iyaa gue balik." Kano menghidupkan mesin motornya dan segera berlalu dari perkarangan rumah Delia.

Setelah Kano pergi Delia langsung masuk ke dalam rumah, "Loh kamu jam segini baru pulang Del." itu suara sang mamah yang sedang duduk diruang tengah.

"Ah iya Mah tadi Delia abis pergi keluar sama Kano." Sang Mamah mengernyitkan dahi mendengar sang anak menyebut nama cowo.

"Kano?" Delia mengangguk, "Iya Kano, temen Delia Mah."

"Yaudah kamu ganti baju cuci muka, udah makan belom? Kalau belom makan dulu mamah udah masak."

"Gausah Mah, Delia tadi udah makan diluar sama Kano. Kalau gitu Delia ke kamar ya Mah." ucap Delia yang langsung pergi ke kamar.

THE CRUSHER   - A DEMALTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang