part 7

741 91 20
                                    

Tapi saat aku melihat istri tuan Jeon, aku berfikir, dia menuduh tuan jeon lah yang telah membunuh suaminya" Namjoon mulai berfikir, entah kenapa ia melihat itu dari tatapan istri tuan jeon

"Dari mana kau tahu?"

"Apakah kalian tidak melihat tatapannya!" Namjoon menjawab pertanyaan Bobby

"Joon-ah kau ini pintar bukan? Bayangkan saja suaminya baru saja meninggal dan ia langsung di paksa menikah oleh orang yang ia tidak kenal bagaimana ia bisa sabar?" Ucap woojin dengan malasnya

"Yak woojin-ah jangan berkata seperti itu, bagaimana kalau tuan sedang mengawasi kita!" Panik Bobby.
.
.
.
.
"Kita harus secepatnya merekrut orang orang baru!" Ucap Taeyong menatap seram anak buahnya itu.

"Maaf bukannya saya lancang tuan, Tapi kenapa mendadak sekali? Apa kita memiliki rencana besar?" Tanya Hanbin to the poin, ia tipe orang yang tidak bisa membuang waktu hanya untuk bertele tele, walaupun itu ke bos nya sendiri, ia langsung to the poin dan ke intinya saja.

"Aku sudah memikirkan rencana menghancurkan pria brengsek Jeon itu!, Kita akan melakukan penyerangan! Dan tentu kita butuh pasukan yang banyak dan hebat untuk itu!" Ucap Taeyong berjalan ke arah jendela

"Bagaimana apa jasad Saudara 'Terkasihku' sudah di temukan?" Tentu Hanbin tau ada makna kata ejekan dari tuannya itu dalam penekanan di kalian terkasih yang di lontarkan oleh tuannya itu. Dan orang yang di maksud adalah Kim Taehyung

"Saya sudah mengerahkan semua anak buah untuk mencarinya tuan, bahkan mereka menyusuri nya sampai ujung sungai, tapi hasilnya nihil, bagai di telan ombak Kim Taehyung tidak bisa di temukan, tapi kemungkinan besarnya Kim Taehyung sudah meninggal tuan, tidak mungkin seseorang selamat jika melihat arus sungai yang begitu mematikan " jelas Hanbin setenang mungkin, takut takut bosnya itu akan marah kepadanya nanti, tapi firasatnya salah, tuanya itu malah tertawa renyah, tapi detik kemudian ucapannya membuat Hanbin menegang

"Bagaimana jika Taehyung masih hidup?" Ucapnya serius, ia terlihat seperti psikopat yang bisa mengubah ekspresi wajahnya dalam satu detik, dari senyumnya, sampai ekspresi muka yang penuh akan dendam.

"A-aku bersedia jika kau harus membunuhku" ucap Hanbin gugup, namun ia mencoba setenang mungkin.

"Tenang saja, aku tidak akan membunuhmu hanya untuk itu, aku sangat percaya padamu, kau sangat setia denganku bukan?" Ucapan yang keluar dari Kim Taeyong seolah berhasil membuat seorang Kim Hanbin cukup gugup.

"T-tentu" ucapnya gugup
"Aku akan selalu setia disampingmu" lanjutnya

"Aku tau kau juga Saudara ku, dan kau rela mengabdi kepadaku selama bertahun-tahun, walaupun hanya sebatas balas Budi bukan? Karna orang tua ku yang merawatmu setelah orang tua mu itu meninggal?, Tapi aku tidak akan pernah mengingat ke Setianmu kepadaku, jika kau sudah menghianatiku, kau tidak lebih akan bernasib sama seperti Kim Taehyung soudaramu itu" Balas Taeyong tersenyum remeh dan berjalan ke arah kursi agungnya.

"Cih dia juga soudaramu! Dasar psikopat!" Batin Hanbin

"Pergilah" lanjutnya, Hanbin membungkukkan tubuhnya dan kemudian berjalan keluar dan menutup pintu jati itu.

"Cih, jika bukan karena kita memiliki hubungan darah, ataupun Karena  bibi, aku tidak akan Sudi mengabdi kepadamu!" Batin Hanbin, merutuki Taeyong yang menurutnya sangat mirip seperti iblis Bahakan melebihi Rajanya.

Hanbin sebenarnya tidak ingin melakukan semua ini jika ia tidak ingat orang yang membesarkannya setelah orang tuanya meninggal adalah orang tua Taeyong.
.
.
.
.
Jam menunjukkan pukul sembilan malam.
Jungkook berjalan santay memasuki kediamannya. Terlihat beberapa penjaga pintu menundukkan badannya untuk menyambut tuannya itu.

"Dimana istriku?" Tanya jungkook kepada salah satu pelayan

"Nyonya, masih setia di kamarnya tuan"

Jungkook langsung saja berjalan ke atas menuju kamarnya dan Dahyun.
Perlahan jungkook membuka pintu Kamarnya, Dilihatnya sang istri yang sedang bersandar di kepala ranjang dengan tatapan kosongnya.

Perlahan jungkook berjalan ke arah wanita yang sekarang sudah sah menjadi istrinya dan duduk di sampingnya. Perlahan ia mengelus Surai hitam istrinya itu.

"Apa kau sudah makan?" Tanya jungkook, namun tidak mendapatkan jawaban sama sekali dari Dahyun.

Jungkook menghela nafas dan berteriak memanggil pelayan.

"Bawakan makanan kemari!" Jungkook berdiri dari duduknya namun tangannya di tarik oleh Dahyun hingga membuatnya terduduk kembali.

"Aku sudah makan, sungguh"

Flashback
Ketua pelayanan mendatangi kamar Dahyun, dengan makanan yang di bawanya.

"Kau harus makan nyonya" ucap sang pelayan

"Aku tidak lapar" ucap Dahyun datar dan tetap memandang lurus ke depan

"Ku mohon nyonya makanlah" bujuk sang pelayan

"Sudah ku bilang aku tidak lapar"

"Ku mohon nyonya, atau tuan Jeon akan memecat ku, ku mohon aku masih memiliki putri yang harus aku beri makan di rumah nyonya" mendengar penjelasan dari sang pelayan, Dahyun menghela nafasnya panjang dan merebut nampan berisi makanan itu dari sang pelayan.

"Aku akan memakannya" Dahyun mulai menyendokan beberapa makanan ke dalam mulutnya, membuat sang pelayan menampilkan senyum cerahnya.

"Terimakasih nyonya"

Flashback end

"Baguslah kalau begitu, sekarang kau pergi lah tidur"

"Kau akan kemana lagi?" Mendengar ucapan yang keluar dari mulut Dahyun, membuat jungkook Tersenyum tipis.

"Aku hanya akan mandi, kau tidurlah terlebih dahulu" Dahyun hanya mengangguk dan langsung berbaring.

Jungkook berjalan ke arah kamar mandinya dan membersihkan tubuhnya.

"Sebenarnya aku sudah tidak bisa menahannya, dan ingin menjadikan mu sepenuhnya milikku Dahyun-ah, tapi aku tidak akan melakukannya, karna aku tidak ingin kau tambah membenciku untuk saat ini, menjadikanmu sebagai istriku saja sudah cukup" gurau jungkook di sela sela mandinya

Selesai mandi jungkook langsung ikut berbaring di samping Dahyun.

"Apakah aku boleh memelukmu?" Jungkook bertanya kepada Dahyun yang sudah menutup matanya terlebih dahulu, tidak mendapatkan jawaban jungkook malah merapatkan tubuhnya dan memeluk Dahyun. Dan tidak lama ia pun ikut memejamkan matanya.

Dahyun sebelumnya belum tidur hanya menutup matanya.

"Maafkan aku Taehyung-ah" batin Dahyun, kemudian menutup matanya dengan beberapa buliran bening yang mulai jatuh.
.
.
.
.
"Yak cepatlah pulih, aku tidak bisa berlama lama menyembunyikan mu, bagaimana jika Taeyong mengetahuinya, aku bisa saja mati di tangannya jika aku ketahuan menyembunyikan mu"

"Yak Hanbin-ah apa kau tidak merasa kashian kepadaku?, Saudara ku sendiri ingin membunuhku, dan Istriku telah dinikahi paksa oleh bosku, jika tau begini lebih baik kau tidak usah menyelamatkan ku" Kim Taehyung pria itu tidak benar benar meninggal, ternyata Kim Hanbin tidak sejahat itu untuk membunuh saudaranya sendiri.

"Kisah cinta kalian sangat rumit, sampai sampai kalian Rela mengorbankan nyawa sahabat bahkan saudara kalian sendiri" ucap Hanbin tersenyum kecut

"Kau ingat dulu. kau, Jungkook, aku dan Taeyong, hubungan kita sangat menyenangkan sebelum kalian bertiga jatuh cinta kepada gadis yang sama, dunia ini begitu sempit" Hanbin berjalan keluar meninggalkan Taehyung yang ada di kamarnya

"Entahlah... Ku harap jungkook membuatnya bahagia, aku tahu dia pria yang penuh kehangatan" lirih Taehyung tersenyum getir dan mencoba memejamkan matanya.

"Tapi bagaimana pun aku masih suaminya" lirih Taehyung dengan air mata yang mulai turun membasahi pipinya.

"Dan aku mencintainya"
.
.
.
.
Maaf Yeorobun Author fakum cukup lama dari wattpad 😌 Gatau cerita ini masih ada peminatnya apa kagak 🙂💔

[Vhyun/Dahkook] 19+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang