4. Gloomy.

7.1K 1.2K 193
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Tangan Jake memencet tombol lift agar dirinya bisa segera turun ke bawah dan masuk ke sekolah.

Matanya menatap kearah jam tangannya yang menunjukkan 15 menit lagi bel akan berbunyi, dirinya tadi sempat mencuci bajunya dulu.

Selama disini diakan emang harus melakukannya sendiri, untung saja dirinya gak harus makan mie karena ada minimarket yang menyiapkan makanan yang sehat, tinggal dihangatkan saja di microwave.

Di dalam asramanya yang mirip dengan apartemen ini semua fasilitasnya lengkap, ada kamar mandi, ada dapur, kamar, bahkan ruang tamu, mirip sekali dengan apartemen.

Jake cuma menggelengkan kepalanya saja saat menyadari bahwa dirinya tinggal di sebuah kawasan orang kaya sekali.

Walaupun memang keluarganya kaya sih, keluarga sepupunya lebih kaya tapi.

Setelah lift terbuka, kakinya mulai berjalan kearah gerbang sekolahnya.

Entah apa yang terjadi soalnya di dekat pintu masuk sekolahnya ada banyak sekali orang, heran.

Mereka ngapain ramai-ramai disana coba? Padahal 10 menit lagi kelas akan dimulai.

Dia mencoba untuk melihat apa yang terjadi namun ada sebuah tangan yang langsung menariknya, matanya menatap kearah seseorang yang sedang memegang tangannya itu.

"Pagi," sapanya membuat Jake tersenyum lalu ikut berjalan masuk ke dalam melupakan bahwa dirinya tadi mau melihat apa yang terjadi di depan tadi.

"Pagi, mengherankan sekali kamu datang di jam seperti ini, biasanya juga selalu datang pagi," sapa Jake balik sambil menoleh kearah Sunghoon yang tadi menyapanya itu.

Sunghoon yang mendengar itu tersenyum.

"Kamu hapal sekali ya dengan apa yang aku lakukan," ucap Sunghoon membuat Jake tertawa, dia tersenyum ketika ada orang-orang yang menyapa dirinya dan Sunghoon.

Seperti kebiasaan Sunghoon, dia hapal, tuh cowok bakalan senyum ketika ada orang yang menyapanya lalu kembali menjadi datar ketika tidak ada orang, sebuah ekspresi yang mengejutkan.

"Aku menghapal semua sifat anak kelas, agar bisa mengaturnya," balas Jake membuat Sunghoon yang mendengarnya cuma bisa memutarkan bola matanya.

Dia masih berjalan di sebelah Jake yang sedang menunduk ketika melihat ada sebuah botol yang ada di lantai.

Lalu dia mulai membuang botol tersebut ke kotak sampah.

"Tapi aku lebih hapal dengan sifatmu, lagipula kamu seseorang yang harus diketahui sifatnya soalnya dirimu itu membuatku penasaran," lanjut Jake membuat Sunghoon menoleh kearah Jake yang sedang menatapnya juga.

Jake langsung kembali tertawa sambil menepuk pelan kepala Sunghoon.

"Bercanda, tapi serius aku lebih mengetahui sifatmu sih, ayo segera masuk, nanti guru marah kalau kita telat."

Sunghoon memegang kepalanya yang baru saja ditepuk pelan oleh Jake yang lebih pendek darinya itu lalu tersenyum miring.

Jake masuk ke kelas setelah menempelkan kartu identitasnya itu diikuti oleh Sunghoon yang baru saja melakukannya juga.

Namun dirinya heran kenapa raut muka anak kelasnya tampak menyedihkan, lebih jelasnya suram?

Iya, tampak suram kecuali anak-anak yang terbully dikelas tampak biasa saja dan melakukan apa yang mereka lakukan seperti biasanya.

"Ada apa ya?" tanya Jake ke cewek yang duduk di sampingnya itu.

Cewek yang biasa excited ketika ditanya-tanya oleh Jake itu tampak suram juga.

Another -sungjake✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang