Part5 Pernikahan

32 7 0
                                    

Yang kemaren reques jan terlalu banyak kata skip udah aku turutin ya.
Buat para readers jangan lupa follow and vote sebelum membaca❤

And

Happy Reading💙

PILOTKU KADEDEUHKU

#Pilotku_Kadedeuhku
#Pilotku_Kesayanganku

#Part5

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh keluarga Aca maupun Farel. Akhirnya mereka sudah resmi menjadi suami istri. Tadi pagi, ikrar suci itu sudah berlangsung.

Dan malam ini saatnya dilangsungkannya resepsi disalah satu hotel berbintang di ibu kota. Ballroom hotel itu sudah didesign sedemikian rupa menjadi sangat elegant. Warna putih dan pink sangat kental memenuhi ruangan besar itu. Tamu yang diundang tak banyak karna hanya keluarga dan sahabat terdekat dan beberapa rekan kerja dari keluarga Farel maupun Aca lah yang datang.

Keterbatasan tamu itu juga membuat acara resepsi ini terasa lebih hikmat. Tak terlalu formal dan terkesan santai.

Aca berdiri dikaca besar dengan pasrah wajahnya dipoles dengan berbagai macam make up. Terkadang ia mengerucutkan bibirnya saat sang perias sedikit tak rapi memoles wajahnya.
Maklum Aca adalah model, tentu ia sangat tidak asing dengan make up.

"Senyum dong Ca. Muka lo ditekuk gitu jelek tau." tegur Fany yang saat itu sedang menemani Aca memoles wajahnya.

"Senyum gak senyum gue tetep cantik kali" balas Aca ketus

Fany hanya mencibir kesal mendengar jawaban Aca. Sementara sang perias hanya tertawa kecil melihat kedua sahabat yang sedari tadi tak kehabisan topik berdebat.

"Udah selesai" ucap sang perias make up itu.

Aca tersenyum melihat seseorang yang mirip dengannya didalam cermin. Cantik.

"Udah siap Ca?" Tanya mama Reni yang tiba2 memasuki ruangan itu bersama bunda Resa dan Tasya.

"Udah ma" balas Aca.

"Menantu bunda cantik banget" puji bunda Resa melihat kecantikan menantunya.

"Iya bun, bang Farel beruntung punya istri cantik gini" puji Tasya pula. Aca tersenyum kecil mendapati pujian dari mertua dan adik iparnya itu.

"Yaudah yuk kebawah. Tamu udah pada datang" ucap mama Reni.

Aca dan Fany pun mengikuti mama Reni dari belakang. Tiba2 Aca menahan lengan Fany membuat langkah Fany terhenti dan langsung menatapnya heran.

"Gue gak bisa Fan. Gak bisa" bisik Aca lirih.

"Lo udah terlalu jauh melangkah kepermainan lo Ca, dan sekarang lo udah benar2 jadi istri Farel. Jangan berbuat bodoh untuk kedua kalinya" balas Fany tegas. Fany pun langsung menggandeng Aca untuk segera menuju tempat resepsi. Aca hanya mengikuti Fany dengan pasrah.

Tuhan, ia benar2 ingin waktu bisa diulang kembali. Agar ia tak membiarkan dirinya melakukan hal bodoh ini. Menikah dengan Farel hanya untuk membalas perlakuan Adit? Oh that's stupid thing!

Sesampainya ditempat resepsi ternyata benar sudah dipenuhi tamu. Farel yang melihat kehadiran Aca langsung menghampirinya. Farel tersenyum kearah Aca. Aca hanya menatap Farel datar, namun sikap Aca tak menghapus guratan senyum dibibir Farel. Tiba2 Aca tertegun, untuk pertama kalinya ia begitu memperhatikan wajah Farel. Tak bisa dipungkiri kalau Farel sangat tampan, bahkan Aca akui kalau Farel lebih tampan daripada Adit. Tapi apakah tampan sudah cukup untuk merebut hatinya? Rasanya tidak
.
"Tamunya udah pada nunggu. Kita kesana yuk" ajak Farel menggandeng tangan Aca yang membuyarkan lamunan Aca.
Tanpa menjawab Aca hanya mengikuti Farel menuju pelaminan yang bernuansa modern itu.

Satu persatu tamu mulai menghampiri mereka, Farel dan Aca tampak menyalami para tamu sembari tersenyum. Ada beberapa tamu yang tak dikenal Farel dan begitupun sebaliknya.
Entah kenapa dibalik senyumnya tersimpan guratan kesedihan dari Aca. Mungkin benar raganya ada disini. Tapi tidak dengan pikirannya. Mengingat hari ini Adit juga melangsungkan pernikahan membuat dadanya sesak.

Harusnya ia yang hari ini bersanding dengan Adit, harusnya ia wanita yang dijadikan Adit wanita halalnya, harusnya ia bukan siapapun.

Harapan besar Aca sekarang adalah Adit tiba2 datang dan membawanya pergi sekarang. Jujur, kalau sekarang Adit tiba2 datang dan meminta Aca untuk kembali padanya, Aca akan senang hati untuk kembali dan meninggalkan apapun yg sudah terjadi sekarang.

Anggaplah Aca egois, tapi dia benar2 tak bisa berbohong kalau ia masih sangat mencintai Adit . Tidak mudah melupakan apa yg terjadi diantara mereka.

"Kamu capek?" Pertanyaan lembut Farel membuyarkan lamunan Aca. Ternyata sedari tadi, Farel memperhatikan Aca yang terlihat memikirkan sesuatu.

"Enggak" balas Aca singkat. Mendengar jawaban seadanya dari Aca, Farel hanya mengangguk paham sembari tersenyum.

"Congrats captain" ucap Reza yg tiba2 datang dengan hebohnya. Farel membelalakkan matanya membuat Reza sadar apa yang ia katakan. Aca mengerinyitkan dahinya.

"Oh maksud gue, congrats bro" ucap Reza memperbaiki ucapannya.

"Thanks bro" balas Farel.

"Gue Reza" ucap Reza memperkenalkan dirinya. Ia sadar pasti istri sahabatnya ini tak mengenalnya.

" Nasya " balas Aca sembari tersenyum kecil.

"Lo gak bakal nyesel jadi istri sahabat gue" ucap Reza pada Aca yang hanya dibalas Aca dengan senyuman kikuk. Tak akan menyesal? Bagaimana bisa? Apakah pria yg sudah menjadi suaminya ini sangat sempurna?

*
*
*

Waktupun semakin malam. Setelah merasa semua tamu datang, acara resepsi pun usai. Sebenarnya papa Candra sudah menyiapkan satu kamar hotel untuk mereka namun Aca menolak dan ingin segera pulang. Siapa yg bisa menolaknya?

"Kamar kalian ada diatas. Istirahat dulu gih" ucap mama Reni saat mereka sudah sampai dirumah Aca.

"Iya ma, kami istirahat dulu ya" pamit Farel.

"Bun, Tasya. Farel sama Aca istirahat dulu ya" pamit Farel sopan kepada bunda dan adiknya kemudian menggandeng tangan Aca menuju kamarnya.

Aca hanya diam mengikuti Farel. Ntah lah, sedari tadi tak banyak kata yang diucapkan Aca.

"Aku mandi dulu ya" ucap Farel ketika mereka sudah sampai dikamarnya.

Aca hanya diam tak menjawab ucapan Farel dan hanya memilih duduk ditepi ranjang. Farel hanya tersenyum melihat sikap acuh Aca. Akankah gadis itu seperti itu terus menerus?

Setelah beberapa lama dikamar mandi. Kini Farel sudah keluar dengan piyama hitam sutranya. Diliriknya Aca yang masih tak berkutik dari posisi awalnya. Perlahan Farel berjalan menghampiri Aca kemudian berdiri dihadapannya."Kamu kenapa, dari tadi aku liat diem terus. Kamu sakit?" Tanya Farel lembut.

"Gue mau lo ceraikan gue sekarang" balas Aca tegas.

Farel terbelalak kaget mendengar ucapan Aca. Cerai? Apa gadis ini sadar apa yang barusan ia ucapkan.

"Maksud kamu apa sih?" Tanya Farel tak mengerti.

"Gue mau lo ceraikan gue. Lo gak mungkin bahagia sama gue, dan gue juga gak mungkin bahagia sama lo" ucap Aca yang kini sudah mulai terisak. Ia bener2 ingin Farel melepaskannya saat ini.

"Kita baru nikah tadi Ca, dan sekarang kamu dengan gampangnya minta cerai?" Tanya Farel tak percaya. Ya Tuhan, ini tidak mungkin. Farel mengusap wajahnya kasar. Aca tampak makin terisak.

"Kamu dengerin aku baik2. Aku gak akan ceraikan kamu sampai kapanpun. Kalau kamu gak bisa berjuang untuk pertahanin pernikahan kita, biarkan aku memperjuangkannya sendiri" balas Farel penuh penekanan.

Farel langsung keluar dari kamar itu meninggalkan Aca yang masih terisak. Ia tak mungkin melampiaskan emosinya pada Aca. Ia harus benar2 mendinginkan pikirannya dulu. Dan Aca juga mungkin butuh waktu untuk berpikir lagi. Farel hanya berharap besok Aca sudah tak meminta hal2 yang tak mungkin seperti ini.

Bersambung...

Semakin menjadi ya,ini Aca kenapa sih??Kasihan Farel nya...
Apa yang akan terjadi setelah ini??Akankah Aca yang mengajukan perceraian??
Apakah secepat ini mereka berpisah???

PILOTKU KADEDEUHKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang