.07.

3.1K 376 104
                                    

.•°•.

Terlihat seseorang yang mengenakan hodie hijau(lime) selaras dengan manik matanya, baru saja keluar dari sebuah supermarket. Ia memandang kelangit yang kini perlahan terkikis oleh awan kelabu. Tiba tiba perempatan imaji terlintas menampilkan ingatan kilasan memori masa lalu yang ingin ia lupakan. Tiupan angin menerbangkan beberapa helai rambutnya. Ia mendongak keatas melihat awan yang menggumpal membentang dilangit sana.

"Sudah lama sekali sejak hari itu..." gumamnya, saat tetesan air mulai jatuh mendarat diantara keningnya

"Ahh...sepertinya akan hujan..." Ia mengenakan payung yang sedari tadi dibawanya, dan melanjutkan langkahnya. Hujan turun semakin deras. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti saat manik hijaunya menangkap seorang gadis yang menggigil kedinginan berteduh di sebuah tempat pemberhentian bus.

.•°•.

Deku pov
Hujan kini turun semakin deras. Aku berjalan melewati sebuah halte bus entah kenapa tiba-tiba langkahku terhenti. Aku berjalan ke arahnya dan memberikan payungku padanya. Aku merasa kasihan melihatnya merapatkan pakaian yang basah, dengan tubuhnya yang menggigil kedinginan.

"Ambilah..." Kataku dengan menyodorkan payungku padanya. Tidak ada tanggapan darinya namun beberapa saat kemudian manik kami saling bertemu dan tanganya meraih lengan payungku dengan hati-hati.

"Aku tinggal di dekat sini jadi ambil saja. Ku lihat kau sepertinya menjaganya agar tidak basah terkena hujan."kataku dengan menunjuk sebuah tas abu-abu yang berada di genggamanya

"An..no...tapi, apakah benar-benar tidak apa-apa aku memakai payung anda...?"Ucapnya, aku hanya menatapnya sekilas dan mengangguk.

"Tap-pi kita bahkan tidak saling mengenal..."lanjutnya

"Namaku deku sekarang kita sudah berkenalan pakailah..." Ucapku sambil tersenyum

" Ucapku sambil tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nam..ma..ku uraraka....uraraka occhako..." Katanya yang terlihat gugup.


"Salam kenal uraraka-san..."

"Tolong panggil aku uraraka dan terimakasih deku-san..."ucapnya sambil sedikit memalingkan wajahnya dariku.

"Ahaha...kalau begitu tolong tidak perlu bersikap terlalu formal padaku..."kataku sambil tersenyum.

"Ne...uraraka maaf untuk ini namun apakah kamu mengagumi pahlawan...?"
Tiba-tiba pertanyaan tersebut dengan sengaja keluar melesat dari bibirku.

Villain DekuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang