Anggota Baru!

667 70 7
                                    

Chaeyeon menarik nafas dalam di depan kamar mandi. Ia sudah mengecek kalendernya berkali-kali, memastikan kalau ia seharusnya sudah dapat tamu sejak satu minggu yang lalu.

Di genggamannya sudah ada testpack yang barusan ia beli dengan izin 'ingin jajan' ke Doyoung.

Chaeyeon dengan hati-hati membaca cara pemakaian alat tersebut, sesekali ia menarik nafas panjang untuk membuat dirinya sendiri tenang.

Ia akhirnya berani untuk masuk ke kamar mandi sambil melakukan tes.

Brak! "Mas Doyoung Gila ya?!" seru Chaeyeon setengah teriak. Doyoung yang baru mengajar di bawah jadi kaget setengah mati. Takut kedengeran sama mahasiswa, nanti dikiranya dia ngapain lagi.

"Baik, itu dulu saja untuk pertemuan hari ini, tugasnya silahkan dikerjakan minggu depan kita kuis." untungnya kelas Doyoung sudah berakhir. Tersisa dua kelas untuk hari ini.

Dengan tergesa, Doyoung menghampiri Chaeyeon yang berteriak dari kamar atas. Perasaan Chaeyeon tadi nggak di rumah, lagi keluar cari jajan, kok tau tau teriak-teriak aja.

"Kamu kenapa hm?" Doyoung melihat Chaeyeon yang duduk sambil bersandar pada rak kecil di dekat kamar mandi.

Tangan Chaeyeon teracung memberikan testpack miliknya. Garisnya dua. "Kok malah ngatain mas gila, bersyukur dong sayang." Doyoung berjongkok, menyamakan tingginya dengan Chaeyeon.

"Mas, kan kita janjinya habis aku kelar kuliah baru punya dedek bayi." mata Chaeyeon udah berkaca-kaca sambil menatap Doyoung. "Utututu, ini bayinya mas ada disini." Doyoung menggendong Chaeyeon untuk duduk di ranjang.

"Kamu tahu? Ada banyak pasangan yang berharap punya anak tapi belum dikasih. Kamu harusnya bersyukur karena kita justru udah dapat rezeki duluan, Chaey." ucap Doyoung.

"Tapi, mas.." tangis Chaeyeon lebih dulu meledak. Pikiran gadis itu kemana-mana, ditambah ia ada di tahap paling krusial dunia perkuliahannya.

"Chaeyeon... hiks... Chaeyeon takut nggak bisa jagain dia." duh, Doyoung gemes banget kalau Chaeyeon panggil pakai namanya sendiri.

"Ada mas sayang, jangan khawatir." ia membawa Chaeyeon ke dalam pelukannya, membiarkan gadis itu menangis supaya tidak membebani pikirannya.

"Kuliah Chaeyeon gimana, mas?" tanya Chaeyeon saat tangisnya mulai mereda. "Ya, kuliah sebisa kamu aja, mas gak masalah kalau kamu lulus nya agak lambat, atau mau cuti dulu?" Chaeyeon menggeleng perlahan.

"Ya udah, sekarang istirahat dulu. Mas masih ada kelas setengah jam lagi. Chaeyeon mau bobok?" Chaeyeon mengangguk. Doyoung segera menata selimut untuk Chaeyeon.

Doyoung menutup kamarnya lalu kembali ke ruang kerjanya karena kelas selanjutnya akan berlangsung.

"Hah? Gue jadi ayah?" Doyoung mengangkat tangannya yang gemetar sambil tersenyum senang.

Alarm Doyoung berbunyi, Doyoung segera menuju ruangannya karena artinya kelas mesti segera dimulai.

Setelah mengirim link untuk kelas kali ini, Doyoung menunggu. Orang pertama yang bergabung dengan link adalah Chaeryeong.

"Selamat siang, pak Doyoung!"

"Chaery, tebak! Gue jadi calon ayah!" seru Doyoung tiba-tiba. Mahasiswa lain langsung memberi selamat, beda sama Chaeryeong yang langsung keluar kamera buat ngasih tau Minho.

"Oke, karena saya lagi senang, hari ini kita materi." terdengar keluhan dari seluruh mahasiswa, sorakan tidak setuju secara halus.

"Pertemuan berikutnya kita kuis." sorakan tambah ribut karena ketidaksetujuan.

"Nanti yang tertinggi saya isiin saldonya." seru Doyoung yang membuat murid bersorak. "Berapa, pak?" tanya Somi.

"Somi tuh, mataduitan!" seru Ryujin.

"Sudah sudah kita lanjut pembelajarannya." sahut Doyoung mengakhiri perdebatan kedua sahabat itu.

"Huek, Chaey!" Chaeyeon yang baru aja melek langsung tergopoh-gopoh ke kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huek, Chaey!" Chaeyeon yang baru aja melek langsung tergopoh-gopoh ke kamar mandi. Mana semalem ketiduran masih pakai sheetmask, rusuh dah.

"Mas makan apa semalem, sih? Kok muntah-muntah gini?" tanya Chaeyeon sambil memijit tengkuk Doyoung.

"Makan telur goreng kamu yang keasinan itu." sahut Doyoung sinis. Dasar.

"Ya maaf, tapi kan asin nggak bikin muntah, aku telfonin kak Kun ya?" Chaeyeon mencari ponselnya yang ia taruh di dekat ranjang.

Untung ini udah mau subuh, Kun pasti udah bangun. "Kak Kun, kesini dong, ini mas Doyoung keracunan telur goreng hueee." Chaeyeon malah nangis sambil mijetin Doyoung.

"Iya, iya kesana, jangan nangis, Chaey." sahut Kun.

"Udah yang, keluar." Doyoung menaruh tangannya di pundak Chaeyeon. "Gendong." Chaeyeon mendengus kesal. Mana kuat dia gendong suaminya.

"Becanda, kamu ih." Doyoung terkekeh meskipun nampak sangat lemas. Chaeyeon menidurkan Doyoung kembali di ranjangnya.

"Ih, aku yang hamil, masa kamu yang muntah-muntah, gak lucuu!" keluh Chaeyeon sambil memainkan tangan Doyoung. "Gapapa, kamu kan mesti fokus jagain debay kita, masa sakit juga?" sahut Doyoung.

Chaeyeon mengeluskan punggung tangan Doyoung sambil menatap suaminya khawatir. "Masih mual, mas?" Doyoung mengangguk kecil.

"Ahh! Kok dicubitt?!" Doyoung gemes sih sama pipi Chaeyeon yang belakangan makin bulat.

"Nggak tahu diri, baru sakit juga malah mesra-mesraan." ada Kun yang barusan masuk ditemani Ten. Kun yang membawa beberapa peralatannya dan Ten yang menggunakan sarungnya.

"Kak Ten jatah ronda ya?" tanya Chaeyeon. "Itu tau, pake nanya. Eh, loh apa ini?" Ten yang menyandarkan dirinya di samping meja terkejut menyadari keberadaan testpack.

"Lah, Chaey, lo hamil?" Ten menunjukkan testpack itu ke Kun.

Puk! Kun memukul paha Doyoung keras, wah malpraktik. "Alay bener calon bapak satu ini, morning sicknessnya subuh-subuh."

"Ih, yang, sakit." Doyoung ngadu ke Chaeyeon sambil pout. Apa banget sih?

"Sadar umur heh, lo gak cocok begitu begitu." seru Ten yang jadi ikutan julid. "Mending bumil duduk deh, apa gak berat itu perut." semua menatap Ten aneh, apanya yang berat, baru juga berapa minggu.

Chaeyeon menurut, ia duduk di sisi lain ranjang yang biasa ditempati Doyoung. "Yaelah, waktu begini aja masih sempat mesra-mesraan." sindir Ten.

"Kak Ten jomblo sih, makanya iri." balas Chaeyeon savage. Dahlah, Ten malas debat.

Kun memberikan obat kepada Doyoung, setelah itu ia mempersilahkan Doyoung dan Chaeyeon untuk kembali beristirahat karena mereka berencana untuk pergi ke dokter kandungan hari ini.

Setelah Kun dan Ten pamit, Chaeyeon menurunkan posisinya jadi memeluk Doyoung.

"Chaey, jaga debay kita baik-baik ya." Chaeyeon mengangguk lalu mencium sekilas pipi Doyoung. "Loh tumben kamu mau cium mas duluan? Lagi dong!"

"Magadir hu!" ejek Chaeyeon tapi tetap saja ia menuruti keinginan Doyoung.

Mereka tertidur lelap, sambil mempersiapkan diri untuk memasuki fase baru kehidupan. Menjadi orang tua itu sulit, tak ada pedoman pasti, tak ada orang tua yang sempurna. Tapi, mereka akan memberikan yang terbaik untuk debay.

Dosen MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang