Chaeyeon menatap pasrah buku bukunya yang berantakan di ruang tamu. Semalam suntuk dirinya tidak tidur untuk belajar materi yang menurutnya cukup sulit, musik.
Tentu saja, seni tari tak akan jauh-jauh dari namanya musik. Ia tak begitu paham bagian ini. Tau-tau Chaeryeong nampak mengusiknya. "Jangan ganggu gue, Chaer. Gue pusing banget gak ada obat." Chaeyeon berteriak sambil merebahkan badannya di kasur, mencoba membuat pikirannya sedikit lebih jernih.
Gadis itu memutar lagu Taxi, lagu yang sempat dikirim Noa beberapa hari yang lalu untuknya. Ia merasakan sebuah usapan lembut di rambutnya. "Kamu mandi atau apa gitu, Chaey. Rambut kamu minyak semua isinya." omel Doyoung sambil melirik ponsel Chaeyeon.
"Enak juga lagunya, siapa yang nyanyi?"
"Bapak daripada ngerusuhin saya, mending bapak bantu Chaeryeong yang udah nangis bombay semalaman karena gak bisa ngerjain UAS kemarin." Chaeyeon mengubah posisi tidurnya menjadi telentang. Gadis itu mengenakan piyamanya meskipun tentu saja tak ada niatan tidur nyenyak malam ini karena mata kuliah yang diujikan besok cukup sulit.
"Orang ditanya tuh dijawab, gak ada akhlak bener, saya laporin papa, loh." ancam Doyoung. "Bapak tuh ngaca, ngapain bapak ada di kamar saya malem malem begini?!" Chaeyeon bersiap dengan gulingnya jika sewaktu waktu Doyoung mendekat. "Mampir lah ketemu calon tunangan saya, masa iya saya jadi tutornya Chaeryeong gak dikasi bonus ketemu calon?!" Doyoung berkacak pinggang lalu mendudukkan dirinya di meja belajar Chaeyeon.
"Catatan kamu rapi bener, niat niat amat kuliahnya."
"Bapak suka ngatain murid gak ada akhlak, tapi bapak sendiri sama, gak boleh tau buka-buka punya saya." omel Chaeyeon. Doyoung asyik melihat catatan Chaeyeon yang sengaja dirangkum dalam satu binder, ia menemukan profil seorang laki-laki di akhir.
"Allen siapa?"
"First love saya itu, pak. First love saya kan bukan sandi." ujar Chaeyeon yang tertawa terbahak-bahak di kasur. Di halaman yang dibaca Doyoung tertera profil orang tersebut, beberapa foto, dan impression Chaeyeon terhadap orang tersebut.
"Ini daftar apa, sih?"
"Orang yang pernah punya hubungan sama saya, minimal gebetan lah." ujar Chaeyeon. Doyoung menghitung ada belasan lembar disana. "Bapak dibilang jangan buka-buka." Chaeyeon mengambil buku itu paksa.
"Kok nggak ada foto saya?"
"Ngapain mesti ada foto bapak?"
"Calon kamu loh, Chaey. Masa engga dipajang, wajah ganteng saya ini kalau dibikinin kaya gitu juga bikin buku kamu kelihatan bagus." Doyoung nampak memuji dirinya sendiri membuat Chaeyeon jengah. "Bapak mending pulang sana."
"Iya emang ini mau pulang makanya mampir dulu, jangan kangen saya loh, saya emang ngangenin." pamit Doyoung. "Iya, sana jauh-jauh."
"Kalau kangen ke cafe aja, Chaey. Saya disana, kok."
"Ogah bener, saya mesti belajar." Chaeyeon menunjuk bukunya yang berserakan. "Kenapa? Kata bunda kalau udah deket ujian begini mending buat istirahat."
"Biasanya sih gitu, tapi saya nggak paham materinya gimana saya bisa tenang?!" Chaeyeon menggeser Doyoung, mereka duduk bersisian namun berlawanan arah. "Apa sih materinya?"
"Musik."
"Gampang. Saya sebenarnya paham, tapi nggak bisa ngajarin kamu, maaf ya." Doyoung beranjak, ia merapikan kasur Chaeyeon yang berantakan akibat Chaeyeon yang asyik berguling-guling tadi.
"Saya pamit dulu ya, selamat belajar, besok pagi keramas jangan lupa." Doyoung menutup pintu kamar Chaeyeon.
Chaeyeon pun mencoba belajar dengan khidmat sampai sebuah notifikasi dari Yena muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Muda
Fanfic[Kos Mami Chaeyeon Universe] "Bapak ganteng sih, masih muda juga, tapi galak kan maba pada takut pak." "Ada akhlak kamu bilang kaya gitu ke dosen?!"