PF | PART 14

2.4K 125 4
                                    

Chapter 14 || Kejutan.

. . .

Tok Tok Tok

"Sebentarr." Jawab orang dari dalam.

"Ya, ada apa?" tanya orang itu setelah membukakan pintu.

"Apa benar Ibu orang tua Ainsley?" tanya salah satu pemuda itu kepada orang yang membukakakn pintu tersebut.

"Iya, saya sendiri. Kenapa?" Tanya Risaenna kepada kedua pemuda di depannya.

"Oh maaf sebelumnya, silahkan masuk terlebih dahulu." Ucap Risaenna lagi sambil mempersilahkan kedua pemuda di hadapannya

"Terima kasih." Jawab pemuda yang sama.

"Jadi, ada apa ya?" tanya Risaenna kurang suka terhadap kedua pemuda di hadapannya.

"Jadi gini Ibu, anak Ibu, Ainsley masuk Rumah Sakit. Dia hampir saja di bunuh oleh salah seorang Kakak Kelasnya. Sebelumnya, perkenalkan saya Arden dan di samping saya Arsen kembaran saya. Kami berdua adalah kakak kelasnya Ainsley."

"Untuk Kakak Kelas yang hampir membunuh Ainsley, kami tidak tahu. Saat Arsen hendak menolong, orang tersebut sudah kabur." Ucap Arden panjang lebar untuk menjelaskan tentang Ainsley

"Di bunuh? Mati tidak dia?" tanya Risaenna tenang.

"Bagaimana?" tanya Arsen yang sedari tadi diam.

"Oh, kamu bisa ngomong juga toh, kirain tidak bisa ngomong." Ucap Risaenna santai.

"Ini kebetulan saya ada 100 juta, ini uang sebagai ganti Ainsley." Ucap Arsen tidak terbawa emosi akibat ucapan Risaenna.

"Maksud kamu?" tanya Risaenna bingung.

"Baik, kita pamit." Ucap Arsen pamit, kemudian mengajak kembarannya untuk keluar dari rumah orang yang tak tahu diri.

"Heh!! Saya tidak mengerti maksud anda." Ucap Risaenna sebelum kedua orang tersebut keluar dari rumahnya.

"Jangan harap Ainsley kembali sama Anda." Ucap Arsen tegas kemudiam segera meninggalkan rumah orang tua Ainsley.

Risaenna kembali semakin bingung akibat perkataan kedua orang tadi. Ia rasa, percakapannya sangat tidak nyambung dan belum selesai.

"400 juta lagi akan saya berikan melalui bodyguard saya nanti." Ucap Arsen sebelum jauh dari rumah orang tua Ainsley. Dan setelah itu, Arsen dan Arden benar – benar pergi.

. . .

"Sen, maksud lo apa – apaan sih?" tanya Arden yang sama bingung juga.

Hening. Arsen tak menjawab, ia memilih focus menyetir. Iya, saat ini Arsen yang menyetir mobil.

"Jawab gua, bangsat!" ucap Arden yang sangat emosi.

"shut up your fu*king mouth. Its none of your business." Ucap Arsen tenang, dan tanpa mengalihkan perhatiannya dari jalanan di depannya. Setelah perkataan itu keluar dari mulut Arsen, Arden langsung terdiam seribu bahasa. Jika Arden, orang yang benar – benar cuek, dan dingin apabila sudah berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris, maka pasti ada sesuatu rencana, dan atau ia sedang marah. Tetapi, untuk saat ini, opsi pertama merupakan pilihan yang bagus dibandingkan opsi kedua.

"Den, tolong telfon Daddy." Ucap Arsen meminta tolong kepada kembarannya tersebut. Sedangkan Arden yang disuruh segera melakukkanya. Ia masih takut akan perkataan Arsen tadi.

["Yes, hello, Den?"] ucap sang Daddy di sebrang sana.

"Hello, Dad. Arsen wanna talk to you."

Possessive FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang