CHAPTER THREE

687 115 3
                                    

CHAPTER THREE:
BITTERSWEET

❝ DIA TIDAK KELIHATAN BERBAHAYA ❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝ DIA TIDAK
KELIHATAN BERBAHAYA ❞

˚₊· ͟͟͞͞➳❥

STELLA berjalan paling belakang dari rombongan murid kelas satu mengikuti Professor Flitwick yang berjalan paling depan.

Aula Besar di Hogwarts begitu kontras jika dibandingkan dengan sewaktu dia di Beauxbatons. Salah satu perbedaan yang mencolok adalah di Beauxbatons ada Nymph kayu yang mengiringi dengan nyanyian sewaktu mereka makan.

Mereka berjalan di tengah-tengah, di antara meja asrama Hufflepuff dan Ravenclaw. Saat hendak melewati sepupunya, Ernest Macmillan mengulurkan tangannya yang langsung Stella sambut.

Matanya diedarkan lalu berhenti pada orang yang duduk di meja paling pojok di sebelah Ravenclaw, Slytherin. Orang yang tadi duduk satu kompartemen dengannya ada di sana. Melihat ke arahnya selama sepersekon detik sebelum mengalihkan wajahnya ketika indera mereka bertemu.

"Dasar." Stella bergumam lalu kembali menoleh ke depan.

Terdapat sebuah topi yang diletakkan di atas sebuah bangku. Professor Flitwick sudah menjelaskan tentang bagaimana topi seleksi itu memilih asrama mereka sebelum mereka masuk.

Cara yang berbeda dengan Beauxbatons. Di sana upacara memilih asrama di lakukan di tengah-tengah taman bunga dan ada sebuah patung berwarna perak di tengah-tengah taman. Mereka mengambil anak panah berwarna perak dari tempat yang ada di bawah patung lalu melepasnya. Beberapa detik kemudian anak panah itu akan melebur menjadi percikan cahaya yang warnanya menunjukkan asrama mereka.

"Alarie, Estella."

Professor Flitwick memanggil namanya lebih dulu. Alasan paling masuk akal yang bisa dia pikirkan adalah karena Stella adalah satu-satunya murid kelas enam di antara bocah-bocah kelas satu.

Professor Flitwick menggerakkan tongkat sihirnya, menggunakan mantra yang Stella yakini sebagai Wingardium Leviosa untuk membuat Topi Seleksi melayang dan mendarat tepat di kepalanya ketika dia duduk.

"Seorang Alarie-"

Stella membiarkan Topi Seleksi membaca pikirannya meski selanjutnya Stella tidak begitu peduli kalimat panjang lebar yang Topi Seleksi katakan soal dia yang tidak cocok berada di Gryffindor dan Hufflepuff.

Stella sudah mendengar penjelasan soal keempat asrama dari Ernie sewaktu mereka sampai dan menaiki kereta yang ditarik oleh Thestral.

"Ravenclaw dan Slytherin. Kau cocok dengan keduanya. Sekarang di mana aku harus menempatkanmu..."

"Tolong jangan Ravenclaw, aku tidak mau menghabiskan waktuku menebak teka-teki," Stella berkata dalam benaknya.

apricity | draco malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang