"Lan gue bosen ni, udah lulus tapi belum dapet kerja malah lagi masa pandemi lagi tambah susah aja," keluk Jita. Lunta tidak mendengarkan ocehan Jita karena asyik dengan ponselnya, "Woi!" teriak Jita di telinga Lunta, Lunta terlonjak kaget ponselnya hampir saja terjatuh ke lantai namun untung saja bisa ditangkapnya. "Apaan si loe ngagetin orang aja, hp gue hampir jatoh ni," ujar Lunta kesal.
"Habis elo temen lagi berkeluh kesah mala main hp."
"Ya sori tapi gue denger kok keluh kesah loe, kayak gue aja kalau gak jualan online kan lumayan uangnya buat jajan. Nanti gue ajari deh step by stepnya."
"Seriusan loe," mata Jita berbinar, Lunta mengangguk. Jita turun dari kasur Lunta dan dengan tidak tau dirinya mengobrak-abrik buku Jita mencari yang masih kosong dan juga pulpen yang ada di meja belajar Lunta.
"Nah apa aja tuh langkah pertama biar gue catet." Lunta meletakkan ponselnya dan duduk mengarah ke arah Jita.
"Pertama itu loe harus tau produk apa yang mau loe jual. Tapi gue ada tips kalau loe bingung mau jual produk apa jual aja produk yang deket sama hobi loe, misal hobi loe itu baca buku jual aja buku novel, atau hobi loe itu masak nah jual aja alat masak," Lunta menjelaskan panjang lebar, Jita lalu mencatatnya.
"Oke akan gue pikirin apa yang mau gue jual," kata Jita lalu pergi begitu saja.
**
Sudah seminggu ini Lunta tidak mendengar kabar dari Jita, jika Jita tanya kabarnya dari pesan dan juga telepon jawabannya hanya "Gue masih sibuk pikirin produk untuk dijual." lalu kemudian tidak dibalas lagi. Lunta kadang heran pada sikap Jita yang benar-benar ajaib bin aneh, dan Lunta yakin kali ini Jita akan punya ide diluar dugaannya.**
Sebulan kemudian dengan riang dan pagi-pagi subuh Jita datang dengan gembira, teriak-teriak di rumah orang lalu kemudian menimpa tubuh Lunta hingga Lunta sesak napas. "Ih apaan si loe Jit, sesak napas ni gue. Minggir dong." Lunta mendorong tubuh Jita."Akhirnya, akhirnya Lun akhirnya," histeris Jita.
"Apaan si?" heran Lunta sambil menyikap selimutnya, dia mengucek mata.
"Akhirnya gue tau mau jualan apa setelah sekian lama gue semedi di rumah, serta gak makan dan minum dengan teratur." Jita menggoyang-goyangkan tubuh Lunta.
"Apaan si Jit." Lunta memepis tangan Jita yang menggoyangkan tubuhnya.
"Pokoknya gue seneng karena gue udah tau produk apa yang mau gue jual dan itu sesuai hobi gue."
"Wah bagus dong kalau gitu," kata Lunta ikut senang. "Emang apaan?"
"Rahasia. Kasih tau gue dong step selanjutnya apaan?"
"Dih sok rahasi-rahasiaan loe, yaudah gue kasih tau tapi lanjut tidur dulu ya." Lunta bersiap untuk tidur lagi, Jita juga jadi ikut mengantuk karena melihat kasur dan teman-temannya, akhirnya mereka tidur. Jita tidur di lantai yang dilapisi karpet beludru, dan Lunta tidur di kasurnya.
Setelah bangun Jita sarapan di rumah Lunta, kemudian Lunta memberitahukan apa yang harus dilakukan Jita. Yaitu promosi ke sosial media yang dia punya, Lunta juga menjelaskan dalam hal ini butuh kesabaran dan ketekunan agar kita mendapatkan pelanggan.
**
Jita kembali kerumah Lunta setelah seminggu yang lalu, terakhir kali Jita kerumah Lunta adalah saat Lunta mengajari Jita promosi. Dia merengek kepada Lunta dan ingin menyerah berjualan karena jualannya tidak laku-laku juga, akhirnya Lunta minta diberitahukan apa yang sebenarnya Jita jual, dan saat Lunta melihat apa yang dijual Jita Lunta langsung menerjang Jita dan menjitak kepalanya dia benar-benar kesal karena apa yang Lunta pikirkan benar bahwa apa yang dijual Jita adalah hal aneh sama seperti orangnya.Produk yang dijual Jita 👇
Padahal promosi Jita udah keren ya kan auto aja suka kata-kata promonya 🤣 pis ✌
KAMU SEDANG MEMBACA
The Slice Of Life (TAMAT)
Historia CortaGuliran cerita tidak akan berhenti sampai dirimu tidak bernapas lagi. Ketika semua tawa, luka, resah, gelisah keluh, pedih, dan semua rasa menjadi cerita dan rana warna dunia. Setiap detik yang berharga membentuk setiap cerita dari seluruh orang yan...