🌹Pengorbanan cinta (2)🌹

13 5 0
                                    

Aku berjalan pelan meninggalkan tempat peristirahatan terakhir istriku, tapi langkahku berhenti, lagi aku melihat kebelang melihat kuburan itu lagi. Aku tidak menyangka istriku mempunyai sakit kanker stadium akhir, dan dia menyembunyikan ini dariku. Ditambah lagi perasaan bersalahku yang teramat besar karena aku telah mendua dibelakangnya,  dia mengetahui hal itu tapi tidak sekalipun mengeluh atau berkata sesuatu. Aku sungguh sangat terpukul, merasa bersalah, dan juga menyesal. Aku telah melukai wanita sebaik dan sesabar dirinya, entahlah kenapa aku masih mencintai Rani--mantanku semasa kuliah dan juga mencintai istriku diwaktu yang bersamaan. Cintaku bercabang sungguh aku tidak mengerti, alasan aku tidak mau memberitahukan hubungan kami adalah karena aku takut melukai hatinya walau aku tau mendua dibelakangnya pasti lebih menyakitkan. Tapi aku tidak tega ingin memberitahukannya aku tidak sanggup melihat wajah yang selalu tersenyum itu berubah menjadi wajah penuh kekecewaan.

**
Aku melihat anakku yang tengah terlelap setelah tadinya dia menangis terus menanyakan di mana ibunya berada, dan aku tidak sanggup menjawabnya. Aku mengelus rambutnya lembut, air mataku mengalir lagi. Dia sangat mirip dengan ibunya, Rani duduk di sebelahku mengisyaratkan agar kami keluar dari kamar itu. "Ada apa?" tanyaku sambil menyeka air mata. "Ini," jawabnya sambil memberikan amplop berwarna jingga, jingga warna kesukaan dirinya. Aku menerimanya lalu menuju ke kolam belakang, aku duduk di ayunan dekat kolam renang lalu membuka amplop itu perlahan.

Suamiku tersayang,
Aku selalu menyayangimu apapun yang terjadi dan selamanya akan begitu. Jika kamu membaca surat ini kemungkinan besar aku sudah tidak ada lagi disisimu maupun di dunia ini, kumohon jangan menangis aku tidak ingin hal itu, aku tidak ingin melihatmu menangis. Kamu tentu tau aku sangat menyayangimu, teringat akan diriku saat kamu menyatakan cinta setelah putus dengannya, entahlah karena engkau cinta atau karena paksaan keluarga. Aku tau awalnya kamu tidak suka pernikahan ini, begitu terpaksa dirimu karenanya kamu harus berpisah dengan pacarmu sewaktu kuliah, wanita yang telah janji akan kamu nikahi sebelum aku. Namun kamu anak yang patuh tidak ingin mengecewakan kedua orangtuamu makannya kamu setuju, dan dirimu tau itu adalah salah satu alasan aku mencintaimu selalu. Namun taukah dirimu untuk mencintai tidak perlu alasan sebenarnya tapi tetap saja semua yang ada pada dirimu aku suka dan mereka adalah alasan aku cinta.

Perihal hal itu, ya aku tau kamu masih mencintainya, awal mula kita menikah kamu masih menelepon dia siang dan malam dan apa yang aku lakukan adalah selalu menangis tanpa suara. Semakin lama waktu pernikahan kamu berubah jadi lebih cinta padaku, aduh kamu pasti tidak tau seberapa senang aku. Aku awalnya lega, sampai buah hati kita di ulang tahun yang ke-5 lahir, kita bahagia tapi dirimu juga dilanda dilema karena terdengar kabar darinya.

Aku tau perihal itu, dikala setelahnya cinta lamamu bersemi lagi dan diam-diam menjalani hubungan dibelakangku. Aku pernah bertanya padamu'kan perihal apakah ada wanita lain dihatimu dan jawabanmu tidak, lalu apakah engkau selingkuh jawabanmu juga tidak. Aku tau hatimu bercabang dirimu bimbang menentukan pilihan, aku tau dirimu tidak tega memberitahukannya karena takut aku terluka walau yang dirimu lakukan juga lebih menyakitkannya. Dan aku terus bertahan dalam luka yang aku tanggung sendirian, jika dirimu tanya mengapa, jawabannya karena cinta, ya begitu besar cintaku padamu sang pengeranku.

Aku diam namun tau segala hal,  dan mungkin inilah pilihan dari ilahi, dirimu adalah takdirnya begitupun sebaliknya. Tidak ada penyesalan dalam hidupku karena dirimu telah pernah singgah dihidupku walau dirimu membawa duri untuk hati ini. Dirimu pernah mencintaiku walau tidak seutuhnya, dirimu membahagiakanku walau tidak sepenuhnya. Tidak ada lagi penyesalan dalam diri ini lagi, aku benar-benar bahagia walau tidak sempurna, toh tidak ada hidup yang sempurna. Berbahagialah dengan dirinya, salam hangat ~Vi~ ❤.

Air mata sudah menderas sejak tadi, apalagi setelah membaca semua ini. Surat itu telah basah oleh air mata.

**
Beberapa tahun kemudian...

Aku melihat putriku telah tumbuh dewasa, kami layaknya keluarga bahagia. Aku, Rani dan putri kami. Walau bukan anaknya Rani telah menganggap sepertinya anaknya sendiri. "Yasmin sayang ada kado dari Mama kamu," kata Rani lalu memberikan sepucuk surat pada Yasmin. Yasmin yang matanya biasanya akan memancarkan kemarahan dan kebencian pada Rani seketika berubah, aku dapat melihat hal itu dengan jelas. Rani memberikan surat itu pada Yasmin, dengan segera dia meninggalkan semua orang, untuk pergi ke dekat kolam. Yasmin duduk disana dan membacanya, aku, Rani dan lainnya hanya melihat Yasmin.

Beberapa saat kemudian Yasmin kembali, dengan sepucuk surat putih yang masih dia pegang. Make up yang dia kenakan luntur karena air matanya, "Ma, Pa maafin Yasmin, ya. Yasmin janji gak akan benci sama Mama Rani, dan marah lagi sana Papa," katanya. Perasaanku begitu lega mendengarnya,Vi dirimu benar-benar malaikat tanpa sayap.

**
Putriku Yasmin tersayang,
Mama yakin saat kamu terima surat ini kamu sudah tumbuh besar. Maafkan Mama sayang tidak bisa melewati hari-hari seperti dulu saat bersamamu, menemanimu tumbuh dan berkembang. Mama sekarang berada di tempat yang sangat baik dan tidak perlu rasakan sakit lagi, jangan pernah menangis ya sayang Mama baik-baik saja dan akan selalu begitu jadi jangan cemas. Mama harap kamu juga sama sayang baik-baik saja di sana dengan Papamu dan Ibu baru yang Mama pilihkan.

Mungkin kamu marah, benci, dan kecewa atas segalanya. Mungkin kamu mengira mereka yang membuat Mama meninggalkanmu, tidak sayang itu tidak benar ini semua kehendak takdir. Jadi jangan membenci, marah dan kecewa pada mereka. Iya Papa pernah salah karena telah menduakan Mama tapi percayalah sayang itu semua memang jalannya, orang pernah melakukan kesalahan begitu juga dengan Papamu. Mama meyakini dia melakukan hal itu karena itu pilihan sulit untuknya dan dia tidak ingin melukai Mama, oleh sebab itu jangan salahkan siappun sayang bahkan takdir sekalipun.

Selama tiga tahun ke depan setiap ulangtahunmu akan ada kado spesial dari Mama, dan Mama Rani nantinya akan memberikannya padamu. Hapus air matamu sayang tersenyumlah jalani hidupmu dengan bahagia.

Salam peluk cium dari Mama ❤.

The Slice Of Life (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang