CHAPTER 1

646 39 3
                                    

Hutan kematian merupakan wilayah terlarang yang tidak boleh dimasuki manusia. Didalamnya terdapat berbagai makhluk buas yang masih bertahan menjaga kekelaman hutan. Meski tidak ada manusia yang berani masuk kedalam hutan, tetapi jauh di dalam hutan terlarang terdapat mansion berdiri kokoh dengan kesuraman yang kelam.

Bisa ditebak dari keadaan bangunannya bahwa mansion tersebut telah berusia ratusan tahun. Bila mengikuti keadaan alam yang terus berubah, bangunan tersebut harusnya telah runtuh atau setidaknya rusak karena dimakan usia. Tapi bangunan tersebut tidak mengalami kecacatan selain hanya ditutupi oleh Flora yang merayap dinding bangunan, seolah bangunan tersebut melindungi makhluk tak hidup yang berada didalamnya.

Ditengah gelapnya hutan kematian, berkumpul para manusia yang telah mendengar keberadaan mansion yang menurut mereka pasti menyimpan harta peninggalan bangsawan. Para manusia yang datang merupakan pemburu harta yang selalu menyampingkan kehidupan dibandingkan harta. Mereka yang telah terbutakan dengan harta hingga tidak memedulikan bahaya di mansion tersebut.

"Ketua, apakah kita akan masuk sekarang?" tanya salah satu dari mereka yang tidak sabar untuk menjelajah dan menggarap seluruh harta didalam mansion.

"Tentu, bagi anggota jadi 3 kelompok, kelompok pertama pergi ke lantai atas, kelompok dua ke bangunan sebelah timur dan sisanya ke barat," perintah sang ketua.

"Baik!!"

Mereka yang terdiri dari sepuluh orang mulai membagi manjadi tiga kelompok dan melangkahkan kaki mendekati mansion. Begitu mereka menyentuh pintu mansion, pintu mansion tiba-tiba terbuka seolah mansion tersebut telah menanti kedatangan mereka. Saat pintu terbuka tiba-tiba, dari luar bangunan terdengar jeritan binatang malam seolah memeringati mereka akan bahaya apabila mereka nekat memasuki mansion tersebut.

Tentu saja keadaan tersebut membuat mereka jadi takut, tapi karena masing-masing dari mereka merupakan pemburu harta profesional, mereka menguatkan hati untuk tetap memenuhi tujuan kedatangan mereka.

Dimulailah perburuan mereka didalam mansion tersebut sampai salah satu dari kelompk mereka menemukan ruangan dengan pintu yang terlihat berbeda dari semua pintu yang mereka jumpai. Pintu diruangan tersebut sangat besar dan indah dengan lapisan emas disetiap bagiannya. Sebagai pemburu harta, mereka yakin bahwa ruangan dibalik pintu tersebut merupakan ruang harta yang menjadi incaran mereka.

Salah satu dari merekapun buru-buru mengabarkan teman-temannya yang lain untuk berkumpul diruang harta tersebut. Setelah dari mereka semua telah berkumpul, mereka pun membahas bagaimana caranya masuk ke dalam ruang tersebut.

"Ketua, bagaimana kita membuka pintu ini?" tanya salah satu dari mereka.

"apa kita harus menghancurkannya dengan peledak?"

"BODOH, kalau kita menggunakna peledak maka bangunan ini akan runtuh, kau tidak ingat usia bangunan ini, mengingat usianya yang sudah lebih dari ratusan tahun pasti bangunan ini rawan sekali, kau mau dimakamkan hidup-hidup disini," tanya temannya kesal.

Semua anggota yang lain mengangguki kebodohan temannya yang selalu tidak sabaran. Mereka pun berpikir ulang bagaimana cara terbaik untuk memsuki ruangan tanpa merusak pintu tersebut. Salah satu dari mereka mencoba memaksa pintu tersebut dengan merusak handle pintu yang terlihat sangat kuat. Tapi tidak ada perubahan apapun sampai pada saat jarinya tergores dan darahnya menempel dipintu tersebut, pintu tersebut pun terbuka perlahan mengagetkan mereka semua.

Mereka yang kaget dengan pintu yang tiba-tiba terbuka hanya bisa saling menatap tidak mengerti bagaimana cara pintu ini bekerja. Kembali mereka dibingungkan dengan misteri mansion tersebut tapi mereka mencoba mengabaikan keanehan tersebut dan segera memesuki ruangan tersebut.

Begitu mereka memasuki ruangan tersebut, tidak ada harta yang mereka cari yang ada hanya ada 6 peti mati dengan ukiran yang sangat indah. Mereka penasaran dengan peti mati tersebut dan mencoba memeriksa keadaan peti mati tersebut.

"Ini... apakah kita harus membukanya atau kita langsung bawa saja?" tanya salah satu dari mereka.

"Ketua, bagaimana pendapatmu?"

Belum sempat sang ketua menjawab, salah satu dari mereka yang merasakan keanehan dari mansion berkata "Aku sedikit khawatir dengan isi didalam peti ini, jika yang didalamnya sudah tak bernyawa lagi tidak apa-apa, namun jika sebaliknya malah akan membahayakan kita, apakah kalian lupa dengan kejadian aneh yang terjadi sejak kita masuk ke dalam mansion ini?"

"Lin benar," ujar ketua," aku juga agak khwatir dengan peti mati ini, karena itu lebih baik tidak usah dibuka dan langsung kita bawa saja. Kita bisa membawanya langsung ke pelelangan bawah tanah agar tidak menimbulkan kecurigaan, ingat bahwa seharusnya kita tidak boleh kesini karena bangunan ini dilindungi oleh organisasi anonim," lanjut sang ketua.

Mereka pun setuju, akhirnya mereka pun mencoba mengelurkan peti mati satu persatu. Dua dari 6 peti mati telah sampai di ruang tengah mansion, mereka berencana meletakkan semua peti mati tersebut di ruang tengah terlebih dahulu agar memudahkan mereka membawa nya dengan kendaraan yang telah mereka persiapkan.

Semuanya berjalan lancar sampai pada saat pengangkataan peti mati ketiga, sebuah petir yang menyambar mengagetkan mereka sehingga salah satu dari mereka lepas kendali dan membuat peti mati itu jatuh dan melukai kaki salah satu dari mereka.

Darah pun mengalir, meski tidak banyak tapi cukup membuat ia berteriak kesakitan. Ia pun menyumpah menahan sakit dan temannya hanya bisa memberika tatapan kasihan dan maaf secara bersamaan. Tidak ada yang menyadari bahwa darah yang mengalir masuk ke dalam peti seolah diserap oleh peti mati tersebut.

Tiba-tiba saja peti mati tersebut bergeser terbuka mengeluarkan asap yang sangat harum. Mereka yang tadi mengangkat peti itu pun kaget dan menjauh dari peti mati tersebut. Mereka menanti makhluk apa yang keluar dari peti mati tersebut.

Setelah kabut yang berasal dari mati peti mati menghilang, tidak ada ahal apapun yang terjadi. Para pemburu yang sedari tadi waspada pada peti mati tersebut mengendurkan kewaspadaan diri masing-masing. Perlahan mereka mendekati peti mati tersebut dan melihat bahwa peti mati itu kosong.

"Sial, peti ini kosong!" umpat salah satu dari mereka sambil menendang peti mati tersebut.

Sebagian dari mereka berteriak mengumpat kekesalan mereka karena hasil yang mereka dapatkan tidak sebanding dengan usaha yang telah mereka lakukan. 

"Kenapa kalian menendang tempat tidurku?" sahut suara asing yang menghentikan mereka dari menendang peti mati.

Dihadapan mereka berdiri makhluk yang menyerupai manusia dengan keanggunan dan ketampanan yang mengagumkan, matanya tajam berwarna merah, kulitnya putih berkilau sangat indah. Para pemburu sejenak terpana dengan pesona makhluk dihadapan mereka sampai mereka lupa siapa makhluk tersbeut sebenarnya.

"Kalian telah membangunkanku dari tidur panjangku, seharusnya kalian tidak menganggu tidurku karena saat terbangun aku akan merasa lapar yang amat sangat," ujar makhluk itu mengabaikan tatapan kagum yang sudah biasa ia terima. "karena itu, kalian semua akan menjadi santapanku dan saudara-saudaraku,"

Tanpa menunggu kesiapan dari para pemburu, makhluk agung yang tiba-tiba saja muncul itu pun menyerang mereka semua.

Tidak ada satupun dari mereka yang bertahan, meskipun mereka berteriak dan berlari dengan cepat mereka tetap tidak lolos dari kejaran makhluk asing yang mereka temui.

.

.

.

TBC

VAMPIRE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang