CHAPTER 7

256 28 2
                                    

Happy Reading

.

"PAPIIIII," Teriak Earth begitu turun dari mobilnya diikuti oleh Win.

"Tidak bisakah kalian untuk tidak berteriak?" tanya Tul yang tengah duduk di ruang tengah bersama Max.

Earth berlari mendekat pada papi nya, di sana juga ada Gulf yang terlihat cemberut.

"Ada apa, Earth?"

Belum sempat Earth menjawab, Win yang muncul dari belakang Earth menjawab pertanyaan Tul. 

"Papi, kami tadi melihat orang yang mirip dengan phi Kongphob," kata Win.

Tul mengernyitkan alisnya, ia memandang Max disampingnya kemudian kembali menatap Win dan Earth.

"Ah kalian juga melihatnya?" tanya Gulf pada Win dan Earth.

Win dan Earth menatap Gulf, "kau juga melihatnya?"

Gulf menganggukkan kepalanya, "aku melihatnya saat mengantar phi Krist tadi pagi,"

"Kenapa kau tidak bilang, Gulf?" tanya Krist tiba-tiba muncul sambil membawa kanvas lukis miliknya.

"Eh kata Phi Ohm, lebih baik diam saja tidak usah cerita ke siapa-siapa," jawab Gulf merasa bersalah.

Ohm muncul dari belakang Krist, "Phi hanya tidak ingin kau terus terjerat dengan masa lalu, Krist,"

Krist memejamkan matanya mencoba menenangkan dirinya, sejujurnya ia lelah dengan sikap keluarganya yang selalu mencampuri urusan pribadinya. "Bisakah kalian tidak ikut campur dengan urusanku?" tanya Krist menahan amarahnya.

"Krist, kami tidak pernah bermak-"

Krist mengangkat tangannya menghentikan ucapan papinya, "Cukup, pi. Jangan diteruskan lagi, Krist akan kembali kekamar," ujarnya seraya meninggalkan keluarganya yang melihat kepergiannya dengan tatapan bersalah.

"Krist,"

Max menghentikan Tul yang ingin mengejar Krist, "Biarkan saja dulu," ujar Max yang diangguki Tul.

Ohm menatap Krist dengan tatapan bersalah, kemudian ia beralih melihat kearah papinya, "apakah kita terlalu memaksakan kehendak kita padanya, dad?" tanya Ohm pada Max.

Max menghela nafas panjang, ia selalu bingung saat menghadapi Putra keduanya yang masih terjebak pada masa lalunya. Max kemudian menggelengkan kepalanya, tapi kemudian ia menganggukkan kepalanya seolah iya dan tidak adalah jawaban yang tepat untuk pertanyaan Ohm.

"Kita sudah pernah membebaskannya untuk berprilaku seperti apapun yang dia inginkan, tapi hasilnya adalah ketidakadilan bagi adik-adikmu, kini kita tidak bisa membebaskannya lagi setidaknya kali ini kita harus membantunya untuk meraih kembali kebahagiannya.

Mereka semua pun terdiam memikirkan kejadian hari ini yang berada diluar dugaan.

Kemudian, Win menatap Gulf.

"Eh, Gulf, tadi aku tidak melihatmu dikampus, kau pergi kemana?" tanya Win.

Gulf menoleh pada Win, bukannya menjwab pertanyaan Win, Gulf malah terlihat cemberut. Ia kembali kesal dengan diingatkannya pada kejadian tadi setelah ia menyelesaikan mata kuliah pertamanya.

FLASHBACK

Gulf telah sampai  digedung kampus tempat dimana ia akan belajar, pakaiannya yang berupa atasan putih dan hitam dipadu dengan jas fakultas berwaran biru membuatnya terlihat sangat tampan dan menarik serta cantik tentu saja.

"Turun, Gulf," perintah Ohm melihat Gulf tidak turun dari mobilnya, bahkan tidka melepaskan seatbeltnya.

Gulf menggelengkan kepalanya.

VAMPIRE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang